Ada satu hal yang hampir selalu membuat aku berantem sama Leo. Perasaan aku nggak pernah nggak berantem sama dia dalam hal satu ini. Apakah itu? Membaca peta. Aku paling benci kalau disuruh baca peta, perasaan kok susah banget gitu lho. Padahal di Eropa kan kemahiran dalam membaca peta bisa dianggap sangat mutlak. Tetapi karena kemampuanku dalam hal yang satu ini sangat parah, jadi ya bacanya nu-nak-nu-nuk, pelan banget tapi tetap saja nggak mudeng-mudeng. Sampai-sampai petanya aku putar-puter berharap supaya petanya bisa ngomong sendiri, tapi tetap saja nggak ngomong-ngomong.
Leo punya teori kalau "women and maps are a very bad combination!" Dia membuat teori ini karena dia melihat begitu banyak perempuan yang tidak bisa membaca peta (termasuk istrinya sendiri). Aku selalu menolak teori tersebut karena banyak kok teman-teman perempuanku yang bisa baca peta. Tetapi tetap saja dia bilang secara prosentase, dia melihat masih jauh lebih banyak laki-laki yang bisa membaca peta daripada perempuan. Kayak petugas sensus saja dia itu, sampai tahu prosentase orang yang bisa baca peta berdasarkan jenis kelamin.
Karena teorinya inilah yang menyebabkan aku dan dia sering berantem kalau harus bepergian bersama ke tempat yang baru pertama kali kami datangi. Maunya dia, aku yang baca peta dan dia yang nyopir (karena memang nggak bisa dibalik posisinya karena aku nggak bisa nyopir). Sudah tahu aku nggak bisa baca peta, masih juga aku disuruh jadi navigator. Giliran kesasar, dia ngomel-ngomel. Salahnya sendiri nyuruh aku baca peta!
Dia memang paling sebel melihat keparahanku membaca peta. Aku selalu bilang:
"Itulah bedanya orang Eropa dengan orang Indonesia. Orang di Indonesia lebih suka bertanya kalau nggak tahu jalan, ada human touch, nggak seperti di Eropa yang semuanya serba mesin"
Tapi dia masih ngotot:
"Lha kalau kamu kesasar in the middle of no where gimana? Padahal di situ nggak ada orang yang bisa ditanya dan kamu juga nggak bisa baca peta"
Lha aku juga nggak mau kalah,
"Lha ngapain aku harus berada in the middle of no where?"
Tapi mau nggak mau, aku juga harus belajar membaca peta. Memang kalau kesasar di Belanda, orang masih bisa diajak ngomong bahasa Inggris (maklum bahasa Belandaku parah banget) karena umumnya orang Belanda bisa berbahasa Inggris tetapi giliran kesasar di negara Eropa lainnya dimana orang nggak bisa berbahasa Inggris atau nggak mau diajak ngomong bahasa Inggris, maka kemampuan untuk membaca peta sangat mutlak dibutuhkan.
Foto: gimana kalau kita kesasar in the middle of no where? Nggak ada orang yang bisa ditanya karena cuma ada domba dan rumput?
buset... hahaha... tapi mau kemana sih... mau atau tidak musti belajar hafal jalan.. payah juga kalau kesasar...
ReplyDeletebener sri ,perempuan rata2 payah kalo suruh baca map,sampe ada bukunya kan..yg judulnya why woman can't read map and man aku lupa nape..
ReplyDeleteaku juga termasuk yg ga bisa baca dan walhasih kalo pergi ke tempat baru ama suami ya berantem jadinya...hehe
Masalahnya kalau harus mencari alamat yang belum pernah didatangi kan payah juga karena belum pernah kesana yang artinya nggak hafal jalannya.
ReplyDeletehi...hi...hi.... sama nih kita....
ReplyDeleteSri, saya juga nggak pernah bisa baca peta. memang perempuan itu kalah dalam soal satu ini dibandingkan laki-laki. Jadi jangan bingung, lain kali serahkan saja petanya pada Leo, kamu yang setir mobil he..he..he...
ReplyDeletebaca peta..........aduh........mendingan baca gossip.......he he he
ReplyDeleteWaaaa.... wis ngece, pelecehan meneh... aku pinter je moco petaaa!!!
ReplyDeletesaya biasa jadi navigator...makanya bisa baca peta.
ReplyDeleteWaktu kita nyupir di belanda biasanya saya yang baca peta masku yang nyupir...
hanya kendalanya saya suka mabok kalau baca peta dijalanan....dah tulisannya kecil mobil bergerak....*ndeso*.
Sri saya nggak ngerti baca Peta, mendingan suruh lain saja.
ReplyDeleteha..ha..ha penjelasan nya bener banget, kalow tersesat yang bisa di tanya cuma rumput yang bergoyang dan sapi2..
ReplyDeleteanyway, aku juga gak bisa baca peta.. naah, setelah pindah ke state baru deh..kudu pegang MAP karena suami ku jago banget..skarang dah pinter deh.. eeeh, tapi ternyata electronic map dah banyak.. jadi kalow aku ng'rengek minta di pasang di mobil dia cuma bilang gini.. kan dah ada HP.. kalow nyasar, telpon ajah..ntar aku ajarin lagi baca petanya eeeeh...gilee yee..
Kalau aku yang nyetir, akhirnya malah nggak nyampe tempat tujuan karena mobilnya berhenti, nunggu ada yang dorong. he...he...he....
ReplyDeleteHa...ha...ha....ini sih kebanyakan nonton tayangan infotainment.
ReplyDeleteAsyik.....aku nanti kalau kesasar ada yang nolongin.
ReplyDeletePake aja tom-tom mbak supaya nggak mabok karena tulisan kecil. Kalau nggak salah di Belanda itu merk navigator elektronik yang cukup ternama. Alatnya bisa ngomong dan ada juga layarnya yang bisa menunjukkan kita harus kemana. Kami sendiri sih nggak punya, masih pake peta manual.
ReplyDeleteKalau gitu sama dong kita.....
ReplyDeleteMemang betul sekarang banyak electronic map untuk dipasang di mobil. Harganya makin murah saja, tapi tetap saja kami belum punya. Masih manual cara kami baca peta.
ReplyDeleteTerus terang Leo juga pernah bilang begitu kok. Kalau aku kesasar, disuruh telpon saja. Nanti dia kasih tahu aku harus ke arah mana.
hehehehe...lumayan ngilangin ngantuk di jalan kan Sri?
ReplyDeleteaku bisa nyetir...bisa baca peta.... sering berantem juga ama KJ pasalnya.... masing2 merasa pinter dan sok tahu! hihihihi.....
Jadi nggak jaminan ya kalau sama-sama bisa baca peta terus nggak berantem. he...he...he....
ReplyDeleteWah saya selalu di hina sama suami. Ia bilang kalau dilepas sendiri pasti tidak bisa pulang. Tidak tau lor kidul, katanya. Memang orang tidak nyopir seperti saya menjadi bingung, di Indo nyopir tau arah dan disini seperti orang tidak tau arah.
ReplyDeleteTapi kan selalu sampai rumah kan tante?
ReplyDeletewah Sri ... pinternya wanita itu kan terkadang ada di mulut dan di tangan ya ... he-he-he ... kalo kesasar, kalo ga nyolek siapa aja atau ga .. nanya sana-sini .. he-he-he
ReplyDeleteIni karena perempuan atau karena kita orang Indonesia menggunakan sistem malu bertanya sesat di jalan?
ReplyDelete