Tadi aku menonton tayangan ulang program Dr. Phil yang membahas tentang operasi plastik, berat badan dan sejenisnya. Salah satu tamunya adalah sepasang suami istri.
Sang istri bertubuh endut walaupun dia sudah berusaha mati-matian untuk menurunkan berat badannya. Dia sudah capek berkonsultasi dengan berbagai dokter, ahli gizi, instruktur olah raga dan sebagainya tapi berat badannya tidak turun-turun juga.
Dia ingin membahagiakan suaminya yang menuntut dia untuk bertubuh langsing kayak bintang film. Apapun dia lakukan untuk memperoleh tubuh yang langsing seperti yang diinginkan suaminya. Bahkan kalau ibaratnya makan rumput bisa menurunkan berat badannya, dia akan melakukannya. Tapi tetap saja dia tidak memperoleh hasil yang diharapkan.
Yang jadi masalah adalah kata-kata suaminya yang sangat menyakitkan. Sudah tahu istrinya setengah mati berusaha, tetapi tetap saja kritikannya sangat pedas menyakitkan. Dalam tayangan ini si suami bilang kalau baru sadar bahwa apa yang diucapkan terhadap istrinya sangat menyakitkan. Dia tidak sadar bahwa selama ini si istri sudah invest begitu besar untuk membahagiakan suaminya tetapi tidak ada timbal balik yang membesarkan hati istrinya.
Melihat tayangan tersebut, aku menjadi sangat bersyukur punya suami yang penuh pengertian dengan diriku. Dalam hal fisik, Leo dan aku memang seperti langit dan bumi. Dia tinggi 192 cm sedangkan berat cuma 88 kg. Sedangkan aku dengan tinggi kurang dari 150 cm tetapi beratku tidak berbeda jauh dengan dia.
Aku sudah melakukan berbagai hal tetapi sulit sekali berhasil. Aku sudah bosan kalau harus disuruh ke lab lagi, ngomong sama berbagai dokter dan ahli nutrisi yang sebetulnya aku sudah tahu isinya, aku sudah ke sport centre dan konsultasi dengan para trainers tapi tetap saja hasilnya nggak memuaskan. Biasanya yang kaget dengan hasilnya adalah mereka, bukan aku karena aku tahu tubuhku yang bandel banget turunnya. Makan sedikit atau banyak nggak ada bedanya, tidak berpengaruh nyata. Bahkan kalau makin sedikit makan akan makin efisien kerja tubuhku.
Akhirnya aku melakukan apa yang bisa aku lakukan. Misalnya kalau mudik aku pengin makan apa yang tidak bisa aku temukan di sini, aku tetap makan. Tapi sebelum dan sesudah balik ke Belanda aku harus ke sport centre lebih aktif.
Ketika aku merasa capek dengan usahaku, aku mengeluh ke Leo. Dialah yang selalu menenangkanku, dialah yang selalu mengatakan bahwa yang penting aku sehat dan aku tidak boleh terlalu menyiksa tubuhku. Dia bilang:
"I love you the way you are....."
Aku selalu menitikkan air mata ketika dia bilang seperti itu. Artinya dia bisa menerima aku apa adanya. Ya Allah, terimakasih atas anugrahmu ini, memberikan seorang suami yang bisa memahamiku. Inilah salah satunya yang menyebabkan aku mencintai dia.
PS. Ini gambar aku dan Leo, begitu kontras ya....
aaah...that so sweet.. :)
ReplyDeleteSelamat ya mbak.... semoga samara rumah tangganya...:)
ReplyDeleteyang penting sehat dan bahagia
ReplyDelete*walau pun sedang mengeluh sakit punggung :D
1 milion point buat Leo........
ReplyDeleteuntung kita punya suami yg nuntut berlebihan ya mba....:))
Ikut senang Sri dapat suami yg sayang penuh cinta.
ReplyDeleteTerimakasih ya. Membahagiakan ketika pasangan kita bisa menerima apa adanya.
ReplyDeleteTerimakasih ya...
ReplyDeleteBetul, yang penting sehat dan bahagia.
ReplyDeleteLho sedang sakit punggung ya? Semoga cepat sembuh ya.
Alhamdulillah..... kita memang harus bersyukur punya suami yang nggak nuntut neko-neko dan berlebihan.
ReplyDeleteTerimakasih ya mbak. Saya lihat suami mbak Dian juga penuh cinta dengan keluarga.
ReplyDeleteMbak Sriiiii, kamu bulet banget?? Hihihi... gojek mbak, jangan marah lhooo. Aku tetep berprinsip physical appearance tetep bukan yang nomer satu kok mbak. Wong aku dewe yo ireng elek. Menungsa kan satu kesatuan tubuh otak dan hati.
ReplyDeleteUh, denger ucapan mas Leo itu... trenyuh akuuu... :)
Lha sing penting rak yo kuwi to?
ReplyDeleteHu uh bangettttt!!! Gusti Allah ki Maha Adilll!!!
ReplyDeleteBetul. Itu tandanya orang yang bersyukur.
ReplyDeletekalau suatu pertemuan berdasarkan cinta, pertemuan selalu akan
ReplyDeletebertumbuh, kalau perkawinan berdasarkan cinta, akan selalu melihat segi baiknya dan perkawinan itu akan menjadi kukuh, krn ada unsur kasih-sayang.
Ada kalanya perkawinan itu berdasarkan saling harga-menghargai, maka kelak cinta akan tumbuh sendiri dgn spontan dan kedua mempelai akan bahagia ever after.
Memang tepat apa yg kamu lakukan,Sri, berterima kasih pd Allah telah bertemukan kamu dgn Leo.Walau saya beda umur dgnmu, tapi setiap kali saya bisa ambil contoh dari idee2 yg memang tepat/benar.
Hi, salam kenal yah. Syukur pada Tuhan krn bisa menemukan seseorang yg bisa mencintai kita apa adanya.
ReplyDeleteBtw, kamu udah pernah coba UN diet. Ini kayaknya efektif banget krn beberapa teman saya di sini yg punya masalah dgn diet, setelah mencoba, mereka turun rata2 10 kg dalam waktu 3 bulan. Diet ini bagus krn tidak berbahaya buat kesehatan, dan juga ada proses detox and perubahan metabolism dgn diet ini. Aku sdh coba juga (cuman ga terlalu disiplin) dan lumayan dalam sebulan aku turun 3 kg, slowly but sure.
Aku diet ini krn faktor kesehatan saja.
Mbak Sriiiiiiiiiii ... ternyata dirimu mungil banget ya Mbak ...
ReplyDeletendut dikit gag papa, yang penting sehat dan suami engga komplen ... he he he ...
Orang-orang jaman dulu mungkin menikahnya karena dasar ini ya tante. Soalnya awet-awet perkawinan mereka.
ReplyDeleteSalam kenal juga ya. Belum pernah tuh coba UN diet. Apa sih itu? Terus terang baru dengar juga lho.
ReplyDeleteKalau food combining yang pake detoksifikasi sih sudah. Tapi tetap saja nggak mempan buatku. Turunnya sangat lama dan sedikit sekali. Nggak signifikan dengan usahanya. Mungkin tiap orang cocok dengan diet tertentu kali ya?
Kalau kurus mungkin memang mungil kali ya. Tapi kalau endut disangka kayak bola. he...he...he.....
ReplyDeleteLeo memang nggak komplen. Aku saja yang ngiri sama dia, makan berapa bakul tetep saja langsing.
Ga tau apakah diet ini sama dgn food combaining. Ttg UN diet kamu bisa cari di internet. Diet ini gampang2 susah, tapi ga susah amat. Jadi ada 4 hari: Hari 1: Protein Day, 2: Scarb Day, 3: Carbohydrate Day, 4: Fruit Day. Hari ke 5 di ulang lagi dari hari 1,dst, Diet ini dilakukan selama 90 hari. Setelah sebulan, ada 1 hari yg namanya water day, jadi hari ini hanya minum air doang, itu sebagai detox. Menurut teman2 yg sudah melakukannya, setelah diet selesai, berat badan juga ga gampang naik (asalkan makan normal).
ReplyDeleteKatanya diet ini merubah metabolisme kita. Aku sdg mencoba diet ini, ga susah sih, yg berat itu hanya hari ke 4, fruit day, karena di Europe ga spt di Indonesia yg segala macam buah ada, di sini kalo bukan apel, anggur yah apel, anggur :-))
Diet berhasil, maybe it depends from person to person, dan benar sih, soalnya temanku dan aku sama2 mencoba, dalam sebulan dia turun 6 kg, dan aku cuma turun 3 kg, yah mungkin krn aku ga strict kayak dia, dan juga dia dibarengin dgn aerobic.
lovely couple :)
ReplyDeleteThanks ya untuk infonya. Nanti aku cari deh. Siapa tahu berhasil.
ReplyDeleteKebetulan di sini nggak sulit cari buah-buahan. Tinggal ke pasar Rotterdam saja hari Sabtu, mau cari buah banyak macemnya. Dari yang buah tropis (mangga, nanas) sampai dengan buah-buah klasik lainnya kayak apel, anggur dsb. Harganya tidak semahal di supermarket.
Thank you....
ReplyDeleteSriiii ... you are great and fantastic. Love is beautiful ... kalau kamu liat setiap pasangan di dunia ini ... sepertinya kok ya unbelievable, tidak semua yang cantik pasangannya ganteng ... lha kalo ada trus tenar ...kok ya seringnya byarrr pret .. bubar!! Orang yang waras selalu mengutamakan keindahan pribadi, kehangatan hubungan dan kasih sayang ..., karena kecantikan luar itu ada batas waktunya sedangkan inner beauty itu ... no limit dan membuat segalanya wonderful ... Sekali lagi aku ikut seneng melihat kamu berdua yang berbahagia ini .. Subhanallah !!
ReplyDeletewarm regards .
Terimakasih ya Upi. Aku juga ikut senang kamu dan Pierre (bener nggak nulisnya ini?) juga harmonis. Apalagi kalian juga dianugrahi anak-anak yang manis-manis. Yang penting yang kita punyai itu kita syukuri. Iya kan?
ReplyDelete