Monday, 29 September 2008

Bulan, air pasang, lebaran, global warming dan passport

Aku baca di Detik.com kalau Jamaah An Nadzir, salah satu komunitas di Sulawesi Selatan, menetapkan 1 Syawal 1429H pada hari Senin, tanggal 29 September 2008. Keputusan ini diambil setelah mereka melihat air pasang di pantai Kalongkong desa Bontosungu, Galesong Utara, Takalar. Menurut mereka pada saat air pasang, posisi bulan, matahari dan bumi sejajar. Karena itu mereka memutuskan 1 Syawal pada hari Senin kemarin. Berita bisa dilihat disini. Selain berdasarkan bulan terbit (Syawal), mereka juga melihat gejala alam lainnya seperti hujan dan guntur (aku baca berita ini di detik.com tahun sebelumnya di sini).  

Terlepas keputusan tersebut benar atau salah untuk berlebaran pada hari Senin kemarin, salah satu hal yang menarik bagi saya adalah mereka menentukan hari lebaran dengan menggunakan patokan alam dengan kasat mata (maksudnya ngga pake alat-alat canggih). Mungkin pengetahuan tersebut ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ini juga mengingatkanku pada petani kita dulu yang juga menggunakan fenomena alam untuk menentukan waktu tanam dsb (lha mbuh, ngga tahu itu apakah sekarang pengetahuan tersebut masih dimiliki oleh para petani generasi sekarang setelah adanya varietas padi baru, global warming, perubahan cuaca dsb).

Hal lain yang menarik bagi saya adalah tentang hubungan bulan dan air pasang. Terus terang di umurku yang ke-44, aku kok masih ngga gitu mudeng tentang hubungan antara bulan dan air pasang (norak.com ya). Padahal itu kan pelajaran fisika SMP yak? Mungkin dulu pas pelajaran itu, aku ngga masuk sekolah (halah alasan!). Atau waktu guru menerangkan itu, aku tertidur atau waktu itu pikiranku kemana-mana (salah satunya kok ya ngga bel-bel to ya ya...padahal sudah laper pengin makan bekal makanan dari rumah. hi...hi...hi....).

Akhirnya untuk mengurangi kadar ketidaktahuanku (yang super kebangeten), aku tanya Leo tentang hubungan antara bulan dan air pasang. Maklum dia kan lebih mudeng kalau masalah fisika (wong dulu dia di sekolah katanya nilai fisika dan kimianya bagus walaupun aku belum pernah lihat langsung nilai rapotnya, jadi percaya aja deh...). Ini penjelasan singkat dia, semoga aku ngga salah tangkep:

"Bulan juga punya daya gravitasi. Dengan gravitasi tersebut, bulan menarik air. Pada saat itulah terjadi air pasang. Belahan bumi yang pada saat itu tidak dilewati oleh bulan, airnya surut.  Jadi itulah mengapa ada hubungan antara bulan dengan pasang surutnya air laut....."

"O...gitu......" Sambil manthuk-manthuk. Mungkin Leo mikir, begini aja kok ngga tahu.

"Terus kalau pengin tahu masalah per-bulan-an, termasuk posisi bulan, pake ilmu astrologi atau astronomi?" Maklum, aku sering kebalik-balik.

"Lha kalau astrologi kan nanti hubungannya sama fortune teller......" Leo mungkin makin prihatin dengan pengetahuan istrinya yang parah.

Aku kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Apakah ada hubungan antara global warming dengan air pasang"

"Ya ada....tapi ngga ada hubungannya dengan bulan....."

"Lha kalau itu sih aku tahu kalau ngga ada hubungannya dengan bulan......"Kataku dengan pe-denya walaupun masih menunggu penjelasannya.

"Global warming membuat es di kutub mencair. Air itu kemudian mengalir ke laut kemana-mana. Inilah yang menyebabkan air laut naik......"

"Berarti bisa mengalir ke laut-laut di ekuator juga?" (dalam hati, gebleg juga aku nanya ini)

"Ya tentu bisa, namanya juga air, suka-suka dia. Kalau nanti panas kan air akan terevaporasi...."

Pada saat itu: Aku memasang muka serius, berpikir keras, kalau perlu dahi dikerutkan. Kemudian bereaksi:

"Enak juga ya jadi air. Mau kemana-mana bisa dan gampang, tinggal mengikuti hukum alam. Ngga perlu punya passport, ngga perlu bikin visa, ngga perlu lewat loket imigrasi, ngga perlu punya verblijfsvergunning (stay permit), ngga perlu bayar fiscal tax, ngga perlu naik pesawat, ngga perlu book tiket, ngga perlu bayar airport tax, ngga perlu nukerin duit ke dollar, euro, rupiah, ngga perlu........"

Masih banyak daftar "ngga perlu" yang aku lontarkan.

Leo: "!@!#@$€%$€/,.^&*^*()_+{}:"|<>?????????????"

Tambahan: Gambar aku ambil dari Free 4U Wallpapers.       

Wednesday, 24 September 2008

Lebaran di Belanda jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008

 

Saya baru baca di sini, 1 Syawal 1429H di Belanda berdasarkan hisap jatuh pada:

HARI RABU, TANGGAL 01 OKTOBER 2008

Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

Salam,

Sri dan Leo

Monday, 22 September 2008

MFM#19: Pudding nasi dengan almond dan selai strawberry


Description:
Ini nyontek Primarasa Femina. Bikinnya gampang dan lumayan rasanya. Resep asli ngga pake selai strawberry.

Ini untuk meramaikan ajang MFM#19 yang bertemakan pudding yang diorganisir oleh ibu Tio. Thank you for organizing this event, ibu Tio.

Aku cuma buat 1/2 resep. Intinya ini bikin bubur panggang.

Ingredients:
200 ml air
50 gram beras putih
625 ml susu
50 gram gula pasir (resep aslinya gula kastor)
vanili bubuk
Selai strawberry (resep asli ngga ada)
Taburan:

Kayu manis bubuk
Almond iris yang sudah dipanggang

Directions:
1. Masak beras dengan air dengan api sedang. Panci ditutup, tapi sekali-sekali diaduk supaya ngga gosong. Masak sampai airnya habis dan beras menjadi lembek.

2. Masukkan susu, gula dan vanili. Aduk terus sehingga menjadi bubur matang. Angkat.

3. Sediakan cawan. Aku pake 3 cawan: 1 buah ukuran 250 ml, dan 2 buah ukuran 100 ml (adanya cuma itu)

Isikan 1/2 sdm selai strawberry pada cawan ukuran 100 ml kemudian isikan bubur di atasnya. Kemarin aku ngisi 1 sdm selai kayaknya sih kebanyakan.

Untuk cawan yang besar (250 ml) ngga aku isi selai, wong selainya sudah habis. he...he...he...

4. Tutup cawan dengan aluminium foil kemudian panggang dengan suhu 180 derajat Celcius selama 10-15 menit. Aku panggang dengan suhu 160 derajat Celcius selama 16 menit (soalnya ovenku selalu minta suhu lebih rendah daripada resep kecuali kalau pengin gosong. hi...hi...hi...).

5. Angkat dari oven, buka aluminiumnya, taburi dengan bubuk kayu manis dan almond iris.

6. Hidangkan selagi panas. Karena sisa, aku masukkan ke kulkas semalaman, enak juga kok dimakan dalam keadaan dingin.

Menurutku ngga usah dipanggang juga oke kok. Bahkan kata Leo, rice pudding yang dijual di supermarket kemungkinan ngga dipanggang. Lha wong harganya cuma 29 cents per cup (makan 1 cup sudah mblenger). Padahal memanggang kan artinya butuh lebih besar energy dan energy kan artinya cost. Kalau harus dipanggang dulu, harganya akan lebih mahal.

Image Hosted by ImageShack.us

Friday, 12 September 2008

Zalm en mozzarella in bladerdeeg


Description:
Ini resep bikinannya Leo hasil mengarang bebas. Dia sendiri yang kasih judul. Pokoknya intinya adalah pastry isi salmon dan mozzarella. Menurutku enak, apalagi tinggal duduk manis dan makan. he....he...he...

Dulu Andra pernah tanya apa itu bladerdeeg. Kalau pengin tahu, mbak Ine pernah nulis step by step membuat bladerdeeg (puff pastry) untuk para kontaknya di sini. Waktu itu mbak Ine kalau ngga salah bikin puff pastry untuk dibuat pineapple roll pastry. Makasih ya bu lurah atas semua infonya.

Leo males bikin bladerdeeg nya, jadi dia beli di supermarket dalam bentuk beku. Ini masih dalam kotak dan yang sudah dibuka kotaknya:

Image Hosted by ImageShack.us


Image Hosted by ImageShack.us




Ingredients:
8 lembar bladerdeeg (Leo pake yang roomboter bladerdeeg)

Isi:
250 gram zalm (salmon) fillet
125 gram keju mozzarella
1 siung bawang putih
1 buah cabe merah
1/2 sdt merica bubuk
oregano
garam

Bahan lain:

1 butir kuning telur untuk olesan

Directions:
1. Membuat isi: campur dan haluskan salmon, mozzarella, bawang putih, cabe. merica, garam dan oregano.

2. Simpan adonan isi dalam kulkas, pokoknya sampai padat, nggak berair lagi. Kalau ngga salah Leo nyimpennya sekitar 2 jam-an, wong dia malah nonton balapan sepeda di tivi.

3. Ambil 1 lembar bladerdeeg. Penyet-penyet pinggirnya (maksudnya nanti supaya gampang ditempel).

4. Letakkan adonan isi di atas bladerdeeg (di tengah ya naruhnya)

5. Lipat bladerdeeg bentuk segitiga, dan tempelin permukaan dengan permukaan. Pokoknya jangan sampai bocor saja ya isinya.

6. Semir bladerdeeg dengan kuning telur.

7. Panggang dengan suhu 200 derajat Celcius selama 30 menit.

Bladerdeeg yang kami beli isinya 10 lembar. Dipake 8 lembar. Sisanya yang dua lembar aku bikin appelflap. Caranya sama, hanya isinya diganti dengan apel. Cara membuat isi appelflap sama persis seperti membuat isi appeltaart. Biasanya appelflap sebelum dipanggang, selain permukaannya diolesi dengan kuning telur, juga ditaburi gula pasir (tapi aku nggak kasih gula pasir lagi permukaannya). Ngga difoto, soalnya keburu kami embat ketika beduk maghrib terdengar (eh ngga ada beduk ding di sini).

Appelflap ini juga salah satu contoh appelgebak.

Wednesday, 3 September 2008

Appeltaart


Description:
Ini resep dari ibu mertua (nggak tahu mami dapat dari mana). Yang jelas uenak tenan. Cuma karena kalori tinggi, aku bagi-bagi resiko. Aku paksa Leo makan banyak (dia demen banget dengan paksaan ini), adik ipar aku panggil untuk ngambil ke rumah, besok aku mau naik sepeda ke tempat mami untuk ngasih mami appeltaart ini supaya mami ikut ngicipin bikinan mantu.

Bikin appeltaart ini gara-gara Elika waktu itu tanya apa artinya appelgebak. Haley bilang katanya mbok bikin appelgebak. Kebetulan di rumah banyak apel dari 3 varietas (Granny Smith, Pink Lady dan Fuji). Daripada busuk mendingan dibikin sesuatu (halah alasan).

Gebak berasal dari kata bakken (to bake atau memanggang). Dalam kamus Belanda Inggris arti gebak adalah: pastry, cake(s), confectionery.

Appeltaart adalah salah satu contoh dari appelgebak. Leo bilang ada orang (tergantung daerahnya) yang menganggap kalau taart bentuknya masih utuh, tapi gebak bentuknya potongan.

Bahasa Inggrisnya appeltaart adalah Dutch apple pie. Bisa dilihat di wikipedia disini.

Terserah orang mau menyebut apa, yang jelas appeltaart ini enak dan kami suka.

Ingredients:
390 gram self-raising flour
235 gram butter (biarkan dalam suhu ruang). Aku pake 180 gram butter dan sisanya halvarine atau margarine rendah kalori (lha wong butternya habis).
195 gram gula halus
1 buah telur (aku pake telur ukuran kecil)
garam (tadi kelupaan)

Isi:
650 gram apel (aku malah pake lebih dari 650 gram. Aku pake 1 apel Granny Smith, 2 apel Pink Lady dan 1 apel Fuji)*
65 gram gula halus (aku pake brown sugar yang halus)
1 sdt kayu manis bubuk
2-3 sdt air jeruk nipis
75 gram rozijnen (raisin). Rendam dalam air panas, setelah empuk tiriskan.

Bahan lain: tepung panir untuk taburan, 1 kuning telur untuk mengoles

* menurutku kombinasi ketiga apel ini enak karena Granny Smith rasanya kuecut banget, Pink Lady dan Fuji rasanya manis sueger. Kalau di Indonesia mungkin pake apel Malang dan dicampur apel lain yang manis kali ya...

Oh ya, resepnya sih pake ukuran loyang 20 cm. Karena aku punyanya loyang ukuran 26 cm, maka resep aku konversikan seperti di atas.

Directions:
Isi:

1. Kupas apel, potong-potong, buang isi atau tengahnya yang keras ya..

2. Campur apel dengan semua bahan isi lainnya. Sisihkan

Kulit:

1. Campur semua bahan dan uleni sampai bisa digilas

2. Kalau caranya ibu mertua, adonan digilas kemudian 2/3 bagian adonan yang sudah digilas ini ditempelkan pada loyang (bagian dasar dan pinggir) yang sudah disemir margarin dan terigu.

3. Kalau caranya mantu (yang super males kalau disuruh menggilas). Asalkan adonan sudah nggak lengket ditangan, tanpa digilas, 2/3 bagian adonan ditempelkan pada bagian dasar dan pinggir loyang yang sudah disemir margarine dan ditaburi tepung terigu.

Pokoknya adonan dipenyet-penyet aja ke dasar dan pinggiran loyang sampai rata.

Terserah mau pake cara mertua atau mantu. Jadinya perasaan juga sama kok. Mantu dapet cara males ini dari internet. Kalau nanti mantu ketemu mertua, mantu mau kasih tahu mertua gimana caranya bikin dengan cara males (sapa tahu mertua belum tahu).

4. Tabur tepung panir di atas adonan pie ini. Nggak usah banyak-banyak tepung panirnya.

5. Tuang adonan isi di atas tepung panir. Lha kok kebetulan apelnya sudah berair. Airnya aku tuang juga. Sapa tahu ini yang bikin sedep.

6. Sisa adonan (1/3 bagian) dibuat bentuk gilig (kayak cacing). Kemudian tempelkan ke atas campuran apel tadi dengan cara menyilang (kelihatan kan di gambar).

Pokoknya tempel si-"cacing" secara horisontal. Kemudian secara vertikal.

7. Olesi pie dengan kuning telur.

8. Panggang. Kalau pake oven yang hete lucht (hot air) manggangnya 65 menit dengan suh 160 derajat. Kalau pake yang nggak hete lucht, pokoknya panggang sampai mateng (lupa aku, wong catatannya ilang entah kemana).

Silahkan dinikmati bu Elika dan bu Haley. Ini yang sudah potongan:



atau mau motong sendiri juga boleh





Appeltaart


Description:
Ini resep dari ibu mertua (nggak tahu mami dapat dari mana). Yang jelas uenak tenan. Cuma karena kalori tinggi, aku bagi-bagi resiko. Aku paksa Leo makan banyak (dia demen banget dengan paksaan ini), adik ipar aku panggil untuk ngambil ke rumah, besok aku mau naik sepeda ke tempat mami untuk ngasih mami appeltaart ini supaya mami ikut ngicipin bikinan mantu.

Bikin appeltaart ini gara-gara Elika waktu itu tanya apa artinya appelgebak. Haley bilang katanya mbok bikin appelgebak. Kebetulan di rumah banyak apel dari 3 varietas (Granny Smith, Pink Lady dan Fuji). Daripada busuk mendingan dibikin sesuatu (halah alasan).

Gebak berasal dari kata bakken (to bake atau memanggang). Dalam kamus Belanda Inggris arti gebak adalah: pastry, cake(s), confectionery.

Appeltaart adalah salah satu contoh dari appelgebak. Leo bilang ada orang (tergantung daerahnya) yang menganggap kalau taart bentuknya masih utuh, tapi gebak bentuknya potongan.

Bahasa Inggrisnya appeltaart adalah Dutch apple pie. Bisa dilihat di wikipedia disini.

Terserah orang mau menyebut apa, yang jelas appeltaart ini enak dan kami suka.

Ingredients:
390 gram self-raising flour
235 gram butter (biarkan dalam suhu ruang). Aku pake 180 gram butter dan sisanya halvarine atau margarine rendah kalori (lha wong butternya habis).
195 gram gula halus
1 buah telur (aku pake telur ukuran kecil)
garam (tadi kelupaan)

Isi:
650 gram apel (aku malah pake lebih dari 650 gram. Aku pake 1 apel Granny Smith, 2 apel Pink Lady dan 1 apel Fuji)*
65 gram gula halus (aku pake brown sugar yang halus)
1 sdt kayu manis bubuk
2-3 sdt air jeruk nipis
75 gram rozijnen (raisin). Rendam dalam air panas, setelah empuk tiriskan.

Bahan lain: tepung panir untuk taburan, 1 kuning telur untuk mengoles

* menurutku kombinasi ketiga apel ini enak karena Granny Smith rasanya kuecut banget, Pink Lady dan Fuji rasanya manis sueger. Kalau di Indonesia mungkin pake apel Malang dan dicampur apel lain yang manis kali ya...

Oh ya, resepnya sih pake ukuran loyang 20 cm. Karena aku punyanya loyang ukuran 26 cm, maka resep aku konversikan seperti di atas.

Directions:
Isi:

1. Kupas apel, potong-potong, buang isi atau tengahnya yang keras ya..

2. Campur apel dengan semua bahan isi lainnya. Sisihkan

Kulit:

1. Campur semua bahan dan uleni sampai bisa digilas

2. Kalau caranya ibu mertua, adonan digilas kemudian 2/3 bagian adonan yang sudah digilas ini ditempelkan pada loyang (bagian dasar dan pinggir) yang sudah disemir margarin dan terigu.

3. Kalau caranya mantu (yang super males kalau disuruh menggilas). Asalkan adonan sudah nggak lengket ditangan, tanpa digilas, 2/3 bagian adonan ditempelkan pada bagian dasar dan pinggir loyang yang sudah disemir margarine dan ditaburi tepung terigu.

Pokoknya adonan dipenyet-penyet aja ke dasar dan pinggiran loyang sampai rata.

Terserah mau pake cara mertua atau mantu. Jadinya perasaan juga sama kok. Mantu dapet cara males ini dari internet. Kalau nanti mantu ketemu mertua, mantu mau kasih tahu mertua gimana caranya bikin dengan cara males (sapa tahu mertua belum tahu).

4. Tabur tepung panir di atas adonan pie ini. Nggak usah banyak-banyak tepung panirnya.

5. Tuang adonan isi di atas tepung panir. Lha kok kebetulan apelnya sudah berair. Airnya aku tuang juga. Sapa tahu ini yang bikin sedep.

6. Sisa adonan (1/3 bagian) dibuat bentuk gilig (kayak cacing). Kemudian tempelkan ke atas campuran apel tadi dengan cara menyilang (kelihatan kan di gambar).

Pokoknya tempel si-"cacing" secara horisontal. Kemudian secara vertikal.

7. Olesi pie dengan kuning telur.

8. Panggang. Kalau pake oven yang hete lucht (hot air) manggangnya 65 menit dengan suh 160 derajat. Kalau pake yang nggak hete lucht, pokoknya panggang sampai mateng (lupa aku, wong catatannya ilang entah kemana).

Silahkan dinikmati bu Elika dan bu Haley. Ini yang sudah potongan:



atau mau motong sendiri juga boleh





Appeltaart


Description:
Ini resep dari ibu mertua (nggak tahu mami dapat dari mana). Yang jelas uenak tenan. Cuma karena kalori tinggi, aku bagi-bagi resiko. Aku paksa Leo makan banyak (dia demen banget dengan paksaan ini), adik ipar aku panggil untuk ngambil ke rumah, besok aku mau naik sepeda ke tempat mami untuk ngasih mami appeltaart ini supaya mami ikut ngicipin bikinan mantu.

Bikin appeltaart ini gara-gara Elika waktu itu tanya apa artinya appelgebak. Haley bilang katanya mbok bikin appelgebak. Kebetulan di rumah banyak apel dari 3 varietas (Granny Smith, Pink Lady dan Fuji). Daripada busuk mendingan dibikin sesuatu (halah alasan).

Gebak berasal dari kata bakken (to bake atau memanggang). Dalam kamus Belanda Inggris arti gebak adalah: pastry, cake(s), confectionery.

Appeltaart adalah salah satu contoh dari appelgebak. Leo bilang ada orang (tergantung daerahnya) yang menganggap kalau taart bentuknya masih utuh, tapi gebak bentuknya potongan.

Bahasa Inggrisnya appeltaart adalah Dutch apple pie. Bisa dilihat di wikipedia disini.

Terserah orang mau menyebut apa, yang jelas appeltaart ini enak dan kami suka.

Ingredients:
390 gram self-raising flour
235 gram butter (biarkan dalam suhu ruang). Aku pake 180 gram butter dan sisanya halvarine atau margarine rendah kalori (lha wong butternya habis).
195 gram gula halus
1 buah telur (aku pake telur ukuran kecil)
garam (tadi kelupaan)

Isi:
650 gram apel (aku malah pake lebih dari 650 gram. Aku pake 1 apel Granny Smith, 2 apel Pink Lady dan 1 apel Fuji)*
65 gram gula halus (aku pake brown sugar yang halus)
1 sdt kayu manis bubuk
2-3 sdt air jeruk nipis
75 gram rozijnen (raisin). Rendam dalam air panas, setelah empuk tiriskan.

Bahan lain: tepung panir untuk taburan, 1 kuning telur untuk mengoles

* menurutku kombinasi ketiga apel ini enak karena Granny Smith rasanya kuecut banget, Pink Lady dan Fuji rasanya manis sueger. Kalau di Indonesia mungkin pake apel Malang dan dicampur apel lain yang manis kali ya...

Oh ya, resepnya sih pake ukuran loyang 20 cm. Karena aku punyanya loyang ukuran 26 cm, maka resep aku konversikan seperti di atas.

Directions:
Isi:

1. Kupas apel, potong-potong, buang isi atau tengahnya yang keras ya..

2. Campur apel dengan semua bahan isi lainnya. Sisihkan

Kulit:

1. Campur semua bahan dan uleni sampai bisa digilas

2. Kalau caranya ibu mertua, adonan digilas kemudian 2/3 bagian adonan yang sudah digilas ini ditempelkan pada loyang (bagian dasar dan pinggir) yang sudah disemir margarin dan terigu.

3. Kalau caranya mantu (yang super males kalau disuruh menggilas). Asalkan adonan sudah nggak lengket ditangan, tanpa digilas, 2/3 bagian adonan ditempelkan pada bagian dasar dan pinggir loyang yang sudah disemir margarine dan ditaburi tepung terigu.

Pokoknya adonan dipenyet-penyet aja ke dasar dan pinggiran loyang sampai rata.

Terserah mau pake cara mertua atau mantu. Jadinya perasaan juga sama kok. Mantu dapet cara males ini dari internet. Kalau nanti mantu ketemu mertua, mantu mau kasih tahu mertua gimana caranya bikin dengan cara males (sapa tahu mertua belum tahu).

4. Tabur tepung panir di atas adonan pie ini. Nggak usah banyak-banyak tepung panirnya.

5. Tuang adonan isi di atas tepung panir. Lha kok kebetulan apelnya sudah berair. Airnya aku tuang juga. Sapa tahu ini yang bikin sedep.

6. Sisa adonan (1/3 bagian) dibuat bentuk gilig (kayak cacing). Kemudian tempelkan ke atas campuran apel tadi dengan cara menyilang (kelihatan kan di gambar).

Pokoknya tempel si-"cacing" secara horisontal. Kemudian secara vertikal.

7. Olesi pie dengan kuning telur.

8. Panggang. Kalau pake oven yang hete lucht (hot air) manggangnya 65 menit dengan suh 160 derajat. Kalau pake yang nggak hete lucht, pokoknya panggang sampai mateng (lupa aku, wong catatannya ilang entah kemana).

Silahkan dinikmati bu Elika dan bu Haley. Ini yang sudah potongan:



atau mau motong sendiri juga boleh





Tuesday, 2 September 2008

Diajak ibu mertua jalan-jalan


Sayang ngga foto norak di depan stasiun. Hobby foto di depan stasiun kali ini tidak terlaksana.

Hari Kamis lalu, sebelum puasa, mami ngajak jalan-jalan. Sebagai menantu yang baik, langsung aku mengiyakan. he...he...he...wong dasarnya memang suka jalan sih.

Kami memilih kota Deventer. Kota ini menurutku cantik. Sayang mendung, jadi foto kurang tajam. Tapi alhamdulillah ngga hujan.

Diajak ibu mertua jalan-jalan


Sayang ngga foto norak di depan stasiun. Hobby foto di depan stasiun kali ini tidak terlaksana.

Hari Kamis lalu, sebelum puasa, mami ngajak jalan-jalan. Sebagai menantu yang baik, langsung aku mengiyakan. he...he...he...wong dasarnya memang suka jalan sih.

Kami memilih kota Deventer. Kota ini menurutku cantik. Sayang mendung, jadi foto kurang tajam. Tapi alhamdulillah ngga hujan.

Diajak ibu mertua jalan-jalan


Sayang ngga foto norak di depan stasiun. Hobby foto di depan stasiun kali ini tidak terlaksana.

Hari Kamis lalu, sebelum puasa, mami ngajak jalan-jalan. Sebagai menantu yang baik, langsung aku mengiyakan. he...he...he...wong dasarnya memang suka jalan sih.

Kami memilih kota Deventer. Kota ini menurutku cantik. Sayang mendung, jadi foto kurang tajam. Tapi alhamdulillah ngga hujan.