Saturday, 28 February 2009

Salad saus ungu


Description:
Tadinya resep ini akan aku ikutkan di MFM bulan ini, tapi aku salah baca ketentuan. Aku kira deadline nya berakhir hari ini tanggal 28 Februari. Ternyata tanggal 27 Februari. Jadi ya ngga jadi aku ikutan.

Resep salad ini aku peroleh dari seorang teman. Tapi supaya bernuansa ungu, sausnya aku beri bit.

Ingredients:
Suka-suka, tergantung isi pasar. he...he...he...

Yang aku gunakan kali ini adalah:

1 buah apel Fuji
125 gram blueberry
150 gram cherry
150 gram raisin grape
2 buah plum warna ungu, belah 2
150 gram strawberry, belah 2
100 gram cherry trostomaten
2 buah bit (aku beli yang sudah direbus di supermarket), tiriskan, potong-potong dan airnya untuk campuran saus
1 buah mangga, potong-potong
1 buah jeruk mandarin
1/3 nanas, potong-potong
2 putih telur rebus
Ijsbergsla, potong-potong

Saus:

4 sdm mayonaise
3 sdm selai kacang
2 sdm saus tomat
4 sdt gula pasir
1 sdm cuka
2 kuning telur rebus, hancurkan
1 sdt mustard
Air bit





Directions:
Cara membuat:

1. Saus: campur semua bahan.

2. Campur semuanya

Wednesday, 18 February 2009

Seri mudik: Aku nyalon, Leo yang bingung.....

Waktu mudik lalu, aku melihat banyak banget spanduk gambar para calon eksekutif tingkat daerah (bupati, wakil bupati, walikota, wakil walikota) dipasang di jalan-jalan dan di gang-gang. Terus terang aku ngga ingat baik gambar ataupun nama-nama mereka, wong saking buanyaknya. Jadi kalau aku disuruh milih gubernur dan walikota, aku juga ngga tahu siapa yang harus aku pilih. Lha wong wajahnya aja lupa, apalagi programnya.

Kabarnya menjelang pemilu sekarang ini malah makin parah. Rasanya ngga ada jalan, pengkolan ataupun gang yang ngga ada spanduknya. Para calon ini bener-bener memanfaatkan waktu kampanye sebaik-baiknya, bahkan kadang berlebihan. Siapapun nyalon, dari mulai artis sampai dengan anggota partai. Sebagai rakyat, aku bingung mau nyoblos siapa waktu pemilu nanti. Semua menyebar janji pada pesta demokrasi ini. Setelah terpilih, ya nanti dulu, tidak ada jaminan kalau janji tersebut ditepati.

Melihat begitu maraknya mereka nyalon, aku yo ngga mau kalah. Aku juga nyalon. Tapi aku nyalonnya ngga butuh teriak-teriak, ngga pake menyebar janji, ngga pake mengumpulkan massa, ngga memasang spanduk yang kadang bisa bikin kota kotor. Nyalonku rileks, santai, yang penting tujuan tercapai!!!

Aku nyalon di Depok. Berangkat jam 8, sampai rumah jam 8 malam (karena pulangnya hujan, jalan macet, ngga ada angkot...hi...hi...hi...kayak Cinta Laura, udah ujan becek ngga ada ojek). Leo ngga ikut, soalnya laki-laki biasanya ngga sabar kalau istrinya nyalon. Jadi mendingan dia ditinggal di rumah untuk jaga rumah.

Pokoknya setelah nyalon, rasanya santai, enak, bersih. Lha gimana ngga enak, wong pertama seluruh badan dipijit, terus dilulur, setelah itu disuruh mandi pake air anget, kemudian dikasih minum anget pake ramuan tradisional. Wangi, manis dan enak. Setelah itu facial, totok wajah, diberisihin kuping. Pokoknya beberapa kali sempat tertidur selama nyalon.

Setelah selesai wajah, giliran rambut dikeramas, creambath, potong, di-blow, pokoknya komplit. Terus masih ada pedicure dan menicure......pokoknya dari ujung rambut sampai ujung kaki lengkap. Karena mbak-mbaknya banyak (dan ramah-ramah), dan waktu itu hari kerja, aku ngga pernah harus nunggu giliran dari satu tahap ke tahap yang lain. 

Walaupun salonnya kecil tapi peralatannya menurutku cukup lengkap. Tersedia juga ruang khusus untuk sholat.   

Berapa biayanya? Cuma 350 ribu rupiah saja. Aku sebut "cuma" karena sebelum mudik, aku potong di sini, dan harus keluar 22,5 Euro hanya sekedar potong rambut thok, ngga pake dikeramas, ngga pake dikeringin pake hair dryer. Setelah bayar, dalam hati ngomel uring-uringan. Sialan....cuma potong aja 22,5 Euro (pada waktu itu 1 Euro sekitar Rp.12.500,-).

Ketika masih di salon, adikku telpon dari kantor ke HPku, dia bilang:

"Dimana sekarang? Dicariin tuh sama laki lu. Dia sms aku, nanyain kamu dimana kok ngga pulang-pulang......"

Aku lupa kasih tahu nomor HPku yang baru ke Leo (aku waktu itu memang baru saja beli nomor Simpati baru). Terus aku telpon Leo:

"Sorry, aku masih di salon.....kan aku sudah bilang, aku ke salon, ngga kemana-mana"

"Ngapain aja ke salon sampai lebih dari 10 jam gitu? Aku kalau potong rambut ke kapper cuma butuh waktu 15 menit, ini sampai 10 jam lebih ngga ada berita.........aku khawatir terjadi apa-apa denganmu. Sudah gitu, aku ngga punya nomor HPmu......"

"Sorry...sorry....Lha aku kan sudah bilang, aku mau facial, creambath dll...." 

"Masak gitu aja sampai seharian??????????"

Dia bener-bener bingung, ngga mudeng sama sekali, nyalon aja kok bisa sampai lama gitu. He...he...he...ternyata aku harus menerangkan lebih rinci lagi ke dia, kalau nyalon di Indonesia itu bisa berjam-jam......dan harganya murah.....coba kalau di sini, nyalon kayak gitu bisa kena ratusan yuro.

PS. Waktu itu aku juga ketemu Linda yang juga ikutan nyalon. Tapi dia nyalonnya bentar, soalnya cuma memanfaatkan waktu jam makan siang. Kapan-kapan kita nyalon lagi ya Linda.......terus siapa tahu setelah itu kita bisa nyapres. he...he...he...

 

     

 

Thursday, 5 February 2009

Donat Otomatis


Description:
De Nederlandse versie is hier. Donat ini mengingatkanku waktu jaman muda dulu. Ibu kadang bikin donat semacam ini. Resepnya sederhana. Ngga pake gist, ngga pake dibanting-banting tapi menurutku rasanya enak.

Kebetulan nemu resep di sini. Rasanya hampir sama dengan buatan ibu dulu. Menurutku resep ini agak terlalu manis tapi menurut Leo sudah pas manisnya. Tapi yang penting gampang bikinnya dan enak.

Lain kali kalau bikin, aku mau kurangi gulanya. Mungkin sebagian tepung akan aku ganti dengan kentang atau tape. Semoga masih bisa mengembang atau ngga ambleg. he...he..he...

Untuk membuat donut ini perlu cetakan donat (lihat gambar di bawah). Aku memperoleh cetakan ini dari ibu. Mungkin usianya sudah lebih dari 25 tahun. Tuwir banget yak. he...he...he...

Resep asli ada disini. Terimakasih kepada ibu Baasje yang sudah berbagi resep.


Ingredients:
250 gram terigu
150 gram gula pasir
2 butir telur
50 gram mentega dilelehkan
1 glas (250 ml) susu (aku pake verse volle melk)
Minyak untuk menggoreng (aku pake zonnebloemolie)


Directions:
1. Kocok telur dan gula sampai kental.

2. Masukkan terigu dan susu dan aduk.

3. Masukkan mentega cair kemudian diaduk. Aku pake mixer kecepatan rendah. Pokoknya asal ngaduknya rata aja.

4. Panaskan minyak dalam panci atau wajan.

5. Celupkan cetakan donat ke minyak panas tersebut

6. Angkat cetakan (minyaknya jangan ikut diciduk ya) dan tuangkan adonan ke dalam cetakan. Aku pake sendok sayur untuk menuangkan adonan ke cetakan.

7. Masukkan cetakan ke minyak panas lagi. Goyang-goyang dikit cetakannya agar donatnya lepas dari cetakan.

8. Goreng sampai kuning kecoklatan. Jangan lupa dibalik ya supaya ngga gosong.

9. Ulangi lagi proses tersebut. Kalau panci dan wajannya gede sih, bisa menggoreng beberapa donat dalam satu wajan tersebut.

Ini cetakan donat yang aku gunakan:

Image Hosted by ImageShack.us


Ini sendok sayur yang aku gunakan untuk menuang adonan ke cetakan donat (sebenarnya pake sendok biasa juga bisa):

Image Hosted by ImageShack.us