Thursday, 8 March 2012

Ada yang nyolong gigiku...

Gigiku dicuri orang! Weleh...weleh...gigi aja kok yo dicolong. Kalau nyolong mbok yao yang lain napa.

 

Gini ceritanya. Dua hari yang lalu aku ditelpon oleh asistennya dentist. Blio bilang:

 

"Mevrouw, apakah anda bisa datang ke tempat praktek kami besok pagi? Ternyata kami harus mencetak gigi anda sekali lagi...."

 

Gigi gerahamku memang ada yang ompong. Dokter gigi beberapa waktu yang lalu sudah mencetak gigi untuk bikin dental bridge untukku. Eh... ternyata kok ya harus dicetak lagi....

 

Keesokan harinya aku ke dokter gigi. Begitu duduk di "kursi pesakitan", si dokter ngomong:

 

"Mevrouw, sebetulnya gigi anda sudah selesai. Tapi kurir yang membawa gigi tersebut dari tempat teknisi ke sini mengalami masalah. Dia memasukkan box-box isi gigi ke dalam mobil. Rencananya keesokan harinya dia mau mengantar ke sini. Malamnya ada orang yang mendobrak mobilnya dan mengambil gigi-gigi tersebut. Celakanya, gigi anda termasuk yang dicolong....."

 

Aku langsung bengong, ngga mudeng kok ya ada orang yang niat banget nyolong gigi palsu. Gigi palsu kan cuma bisa dipake oleh orang yang dicetak giginya. Tiap orang punya bentuk mulut, masalah gigi yang unik. Ngga bisa kok satu orang pake gigi orang lain. Jadi kalau nyolong gigi palsu terus mau diapain coba?

 

"Lha kok ada to dok orang nyolong gigi, terus itu untuk apa?"

 

"Mungkin dia atau mereka mengira kalau ada emasnya....."

 

Owalah......jaman sekarang mana ada orang pake gigi emas. Kalaupun ada pasti jarang sekali. Mungkin 1 diantara sekian juta orang.

 

"Baru sekali ini saya dengar ada orang yang niat banget ndobrag mobil untuk ngambil gigi palsu..."

 

"Saya juga baru sekali ini ngalami kejadian seperti ini. Ada 3 dentists lainnya yang kehilangan gigi-gigi pasiennya..... OK...mari sekarang saya cetak lagi gigi anda....."

 

Akhirnya pak dokter mencetak gigiku sekali lagi. Artinya dia harus mencetak bridge lagi yang harganya lebih dari 1000 Euro.  

 

Kalau seandainya aku ketemu si pencurinya, aku akan bilang:

 

"Mas....mbak...sampeyan ini bikin repot orang aja. Orang yang sampeyan colong mengalami kerugian sedangkan sampeyan ngga dapat apa-apa. Sudah gitu sampeyan ngadepin resiko dipenjara...."

 

Mungkin pencurinya akan bilang: 

 

"Namanya juga usaha, mbak......"

 

Apa ini akibat krisis ya sampai-sampai apapun dilakukan. 

 

Note: gambar diunduh dari disini.

 

 

 

 

 

14 comments:

  1. Lha iyo to mbak Theresa, kok yo ada-ada aja.... jan kebangeten, nyolong wae kok nyolong untu.....

    ReplyDelete
  2. ngarep emas di gigi hihihih

    ReplyDelete
  3. Buat simpenan museum kali tante ( >̯͡ ⌣ <̯͡)Hihihi

    ReplyDelete
  4. dah di pasang sekarang bridgenya mbak? ono ono wae, nyolong kog gigi :)

    ReplyDelete
  5. @agneswollny: iya kali mbak. he...he...he... Padahal jaman sekarang umumnya orang ngga pengin punya gigi emas.

    ReplyDelete
  6. @pandakuning: ha...ha...ha.. siapa tahu kolektor gigi untuk ngisi museum pribadi....

    ReplyDelete
  7. @nur4hini: Saat ini belum dipasang. Baru dicetak 2 hari lalu. Semoga cepat jadi.

    ReplyDelete
  8. Nyetak bridge lagi, yang bayar sopo? Bukan mbak Sri kan?

    ReplyDelete
  9. Ah seneng aku baca postingannya mbak Sri, ditunggu postingan2 berikutnya :)

    ReplyDelete
  10. nasiiip... nasiiip,,,,
    nasib si pencuri gak dapat apa2,
    nasib si dokter yang nanggung rugi,
    nasib si pasien yang kudu nunggu lagi untuk pasang gigi

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah bukan aku yang harus bayar. Lha nek bayar maneh lebih dari 1000 Euro euy....itu kan jatah sekali mudik. hiks...hiks.... Cuma ya kasihan si dokter dan teknisinya. Aku ngga tahu siapa yang harus nanggung kalau kejadiannya kayak gitu....

    ReplyDelete
  12. Thank you. Aku memang sedang sibuk nih, nganti ora sempat nulis (eh...males juga ding. he..he..he..). Wong ora kerjo tapi super sibuk ki yo aku. ha...ha...ha...

    ReplyDelete
  13. Lha iyo to. Kalau gini kan cuma jadi repot aja....
    Wah apa kabar nih bu lurah. Wis suwi banget yo kita ngga saling kontak. Kangen euy...

    ReplyDelete