Ketika aku mengirim beberapa foto-foto yang kami ambil dari Keukenhof kepada teman-teman kami di Indonesia, ada beberapa komentar mereka yang cukup menggelitik. Misalnya:
"Mbak ternyata di belande bagus banget ya! tidak seperti di jakarta setiap hari macet dan polusi terus, coba jakarta seperti di belande asik kali ye....!"
Kebetulan memang temanku ini belum pernah ke luar negeri. Yang dia tahu cuma desanya yang terletak di pelosok Wonogiri dan Jakarta (tempat dia sekarang bekerja). Di Jakarta dia betul-betul merasa sumpek karena polusi dan kemacetan yang luar biasa. Dia tidak mungkin kembali ke desa karena di desanya tidak ada lapangan kerja baginya. Dia harus mengadu nasib di kota, diawali dengan menjadi office boy dan karena dia tekun bekerja sambil sekolah (apalagi dia sangat jujur), dia sekarang diangkat menjadi tenaga administrasi di sebuah LSM di Jakarta.
Begitu aku kirimi dia foto-foto tulips, itulah komentarnya. Kapan Jakarta bisa menjadi asri, bebas dari macet dan polusi.
Ada teman lain yang berkomentar:
"Ya..ampun Mbak Sri... Keren bangetzzz, kalo ngeliat taman kayak gitu bisa lupa tuh di dunia masih banyak orang nembakin sesamanya, diinjak-injak harkatnya....karena Tuhan sebenarnya menciptakan begitu banyak keindahan yang dirusak sendiri oleh manusia... Aduhh..jadi permenungan sendiri deh......"
lha wong taman di tengah kota yang emang sengaja dibikin dan dirawat aja kalo siang malah buat ngumpul anak jalanan kok, gimana kita bisa menikmatinya ? ...
ReplyDeletekebayang gag sich Mbak, air mancur yang ada di Tugu Muda Semarang itu, kalo siang hari suka dipake mandi ma anak-anak jalanan ... dimana indahnya coba ? ...
perasaan keindahan bikin kita bisa berfungsi optimal mbak Ci.....
ReplyDeleteAku belum tahu kalau keadaan sampai separah itu. Aku sudah lama nggak pulang ke Semarang. Aku prihatin betul lho. Apakah kemiskinan sampai membuat mereka harus melakukan hal itu? Air bersih sampai begitu mewahnya sampai mereka tidak mampu menjangkaunya.
ReplyDeletembak yang satu ini bener-bener idealist........
ReplyDeleteAku setuju. Cuma aku ini nggak pinter nanem bunga. Selalu mati. Kayaknya aku nggak punya groene vingers deh.
ReplyDeleteHi...hi...hi..., aku nggak idealist kok. Biasa saja.
ReplyDeletemereka tu gag punya tempat tinggal Mbak ...
ReplyDeleteada sich rumah singgah yang emang diperuntukkan buat anak jalanan ... tapi mereka kan biasa bebas, jadi suka gag betah kalo tinggal di rumah singgah yang tentu banyak aturan ...
nha, kalo mau mandi di WC umum, mereka mesti bayar 1000 rupiah ... so, daripada bayar kan mending juga mandi di pancuran dan kolam taman kota yang gratis ... bisa sambil siram-siraman ma temen lagi ...
Hi....hi....hi....Jadi ingat dulu waktu aku tugas ke pelosok Kalimantan. Mandi di kali sama teman-teman dan penduduk lokal. Airnya bersih banget dan sejuk, enak buat siram-siraman dan berendam.
ReplyDeletehal2 yang kita take for granted di sini berasa bener waktu kita pulang..air bersih,lalulintas yg teratur,bahkan wc umum yg bersih dan gratis..
ReplyDeletebanyak orang yg bilang hujan emas di negara orang lebih indah di negara sendiri kayanya udah ga berlaku sekarang...
kadang pengen mandi di kali jernih.
ReplyDeleteBelum pernah nemu di semarang :D
Sedih ya kalau dipikir....
ReplyDeleteEh bener.... aku juga belum pernah nemu padahal masa kecilku di Semarang. Yang ada seingatku Banjir Kanal Timur, kali yang dulu dekat rumahku. Warnanya jan coklat tenan.
ReplyDeletekeindahan itu ada di hatiii...
ReplyDelete*halaaahhhh* :p
indah tak selalu harus mewah kayaknya ya..... kalo bersih dan rapi, bisa jadi indah juga... asri....
ReplyDeletekatanya sih gemerlap dan keindahan itu tersusun dari seberkas cahaya dan bayangan..........selama kita bisa menjaga kilaunya, cahaya itu tak akan pernah redup.........
ReplyDeleteTapi ngomong2 indah di tulisan ini sepertinya lebih identik dengan alam pedesaan?.........apakah karna penulisnya juga masih mempertahankan nama kecilnya yg seringkali terdengar desa (maaf) di telinga?........hehehe....
aah..seandainya para pejabat negara kita gak terlalu sibuk dengan memperkaya diri..pasti banyak taman di jkt yang terjaga kebersihan dan keindahan nya :(
ReplyDeletelah, mbak Sri rumahnya daerah mana to ? ...
ReplyDeleteaku di sebelah timur sungai banjir kanal timur lho Mbak ...
jangan-jangan kita tetangga nich ? ...
Lha yo pancen...
ReplyDeleteLha wong kita ini buang sampah saja masih sembarangan itu gimana? Wis bingung aku kadang, wong ya sudah disediakan tempat sampah, tinggal nyemplungke saja kok ya susah banget to orang-orang itu.
ReplyDeleteBetul..... aku setuju.....
ReplyDeleteAku tidak pernah malu kok mengakui kalau mbah-mbahku dulu asalnya dari desa. Memang asal mereka dari desa. Aku sendiri juga tinggal di desa sekarang.
ReplyDeleteDi sini walaupun kota (seperti Utrecht dan Rotterdam) menurutku tetap bersih dan indah kok. Nggak perlu harus desa kemudian bisa dikatakan indah. Paling tidak kalau kota tersebut bersih, modal keindahan sudah ada.
Aku dulu tinggal di Kimar-Pandean Lamper. Itu lho dekat jalan Majapahit. Kalau dari mBangkong, sebelah kanan jalan, sebelum Kabluk (bener yo jenenge? Lali aku).
ReplyDeleteooo ... tau Mbak daerah situ tapi belum pernah blusukan kesana ... he he he ...
ReplyDeleteSiapa tahu kalau kita kebetulan sama-sama ke Semarang, kita bisa ketemu ya. Kita ini jauh-jauh merantau, malah nanti ketemunya di Semarang. he...he...he...
ReplyDeleteSaya juga setuju sama pendapatan Fitri. Pertama2 kebersihan dulu, terutama WC huuu...
ReplyDeleteInget wc jadi inget komentar Leo waktu dia harus ke wc di Sukarno Hatta airport. Kata dia, kotornya minta ampun..........
ReplyDeleteturut berharap dan berdoa :):)
ReplyDeleteTurut meng-amini.
ReplyDeleteUtopis deh kayaknya tuk mendapatkan bersih bila kotor sudah berkerak dihati dan berjelaga di otak. Untuk bisa bersih dari polusi dan korupsi, bebas dari kekerasan ekonomi maupun fisik, solusinya tinggal satu..........Potong satu generasi "kotor" dan gantikan dengan generasi baru yg lebih clean.........
ReplyDeleteYang penting meyakinkan kesadaran masing2 orang demi untuk kepentingan umum. Kami menghimbau dan berdoa kapan ada pemimpin yang bijaksana bisa mengatur moral masyarakat yang masih banyak berjiwa barbaric? Human right sudah terabaikan atau tidak dihiraukan lagi dari tingkat atas sampai ke tingkat yang rendah.
ReplyDeleteRasanya miris dan prihatin ya tante setiap kali kita mendengar pelanggaran HAM.
ReplyDeletesama Sri, saya kira saya saja, senang baca Sri juga begitu, sampai kalau teman2 beri bunga, atau pohon, diberi pohon kaktus yg kecil atau bunga yg sudah ditaro dipopt,jadi aku tak usah urus2 lagi.
ReplyDeletemana yg menjaga ketertiban? Dan mengiring anak2 ini kerumah yg bisa bebas, chusus utk mereka. Yah pemerintah jangan ingat sendiri dong, ingat lah anak2mu yg spt ini, juga butuh pemeliharaan. Siapa lagi kalau bukan pemerintah? Uangnya kan semua disitu? Terutama organisasi yg teratur, tertib dan baik.
ReplyDeleteContoh negara2 Arab bisa dlm wakt begutu cepat,tertib,bersih dan jaya krn punya minyak.
Indo pun punya minyak dan sumber2 lain, olah utk kejayaan negara dan rakyatnya.Disini hrs mulai disiplinnya.
Kok aku spt ngomel ya? Abis kasihan lihat anak2 terlantar begitu.Utk kebiasaan yg jelek/bagus selalu ada sebabnya.
untunglah air mancur di-Jakarta tak bisa jadi sasaran anak2 spt ini, krn dijaga tertib oleh tentara/polisi. Maklum dekat daerah hotel2 besar/internasional. Setiap kali saya ke-Jkt saya tahu ttg hal ini. Tapi memang kota Jkt telah berubah menjadi kota yg selalu diliputi kabut polusi.Sayang sekali hal ini. Terlalu banyak kendaraan macam2 (masih banyak yg pakai bensin yg "kotor") memakai bensin yg cepat bikin kotor udara.
ReplyDeleteSayang Indonesia suatu negara yg hrs tetap indah, permai dan megah.Hrp ada orang2 dlm pemerintah yg mulai sadar benar2 akan hal2 ini, Indonesia alamnya secara alamiah sudah indah sekali, jagala ber-sama akan ke-indahan nasional.
Ceritamu bikin kita semua segar,bangun dan sadar akan keindahan yg kita miliki disekitar kita. Terima ksaih Sri. TFS.
ReplyDeleteSaya juga kadang heran lho tante. Kita ini punya sumberdaya alam yang luar biasa kok tingkat kemiskinan begitu memprihatinkan. Korupsi oh korupsi.....
ReplyDeleteSusah tante memang sekarang cari sudut kota Jakarta yang nggak kena polusi. Rasanya udara bersih dan sehat sudah suatu kemewahan buat kota Jakarta ya tante.
ReplyDeleteSama-sama tante.
ReplyDeleteIngat dulu lg di toko musik di Singapore belanja alat (yg kbetulan gak ada di Indo), yg punya toko orang Singapore cerita skrng bnyk orang Indonesia ke Singapore, rekreasi dan belanja. Dia bilang ini karena Singapore saat ini makin nyaman, gak ada kejahatan, transportasi system bagus, dan infrastruktur scr keseluruhan makin baik dan bikin nyaman. Kelihatan sekali ekspresinya yg penuh kepuasan, ekspresi seorang warga negara yg bersyukur jadi WN Singapre.
ReplyDeleteAku jd termenung.....lebih 30 th aku hidup di Indonesia, kapan aku bisa bilang Indonesia sekarang makin baik?
Sekaliii saja?
Rasanya sutris ya dengan macet dan polusinya Jakarta.
ReplyDelete