Friday, 27 July 2007

Karya anak didik H. Roosma....


Indah kan walaupun masih dalam taraf belajar?

Kami dibawa oleh pak Mahyuddin dan pak Jun mengunjungi pengrajin sulam milik ibu H. Roosma. Menurut cerita pak Mahyuddin, blio pernah dianugrahi guru teladan ke-2 untuk tingkat nasional.

Ibu satu ini memang hebat, walaupun blio sudah pensiun tetapi tetap saja masih ingin berbuat sesuatu. Blio memiliki semacam kursus sulam. Anak-anak putus sekolah ditampung oleh blio dan diajari menyulam. Mereka tidak perlu membayar, yang penting mereka tekun pasti mampu berkarya. Setelah selesai dari situ, terserah mereka, akan membuka usaha sendiri silahkan saja (Bukit Tinggi kan terkenal dengan kerajinan sulam dan tenun). Yang penting sudah ada bekal.

Ada juga anak-anak didik yang berasal dari sekolah kejuruan (kalau ini mereka membayar karena dikirim oleh sekolah). Kata putra blio, anak-anak ini datang dengan pengetahuan nol (padahal dari sekolah kejuruan lho) sehingga mereka harus belajar dari dasar. Lama-lama mereka mahir juga.

Hasil karya mereka kemudian dipajang di toko H. Roosma dan dijual. Aku membayangkan, anak-anak pasti seneng kalau karyanya bisa terjual dan memperoleh tambahan penghasilan.

Harganya macam-macam, ada yang murah dan ada juga yang sampai jutaan rupiah (maklum kualitasnya bagus dan mengerjakannya lama sekali). Kami cuma beli taplak meja dan tutup kotak tissue. Kalau nggak salah harga harga taplak Rp.375 ribu. Bayangkan saja, mengerjakan karya seperti itu butuh waktu lama, ketekunan dan juga masih ada biaya bahan juga kan?

Sayang aku nggak memotret karya-karya indah lainnya. Padahal banyak lho, dari tempat tissue yang kecil, bantal-bantal, kerudung, mukena, kebaya dll.

Catatan: Aku punya alamat blio, tapi aku cari-cari kok nggak ada ya, entah ilang kemana. Semoga ketemu.....kalau ketemu nanti aku posting deh.

Monday, 23 July 2007

MFM#5: Lumpia tuna kulit rice paper

Memberanikan diri ikut ngramein MFM#5 yang diorganisir oleh Stella. Soalnya sudah diingetin sama blio. hi...hi...hi...   

Nggak tahu makanan ini mau dikasih judul apa, yang jelas ini salah satu makanan kegemaran Leo.

Yang aku tahu biasanya lumpia ini diisi ayam, tapi berhubung Leo nggak makan daging ayam maka aku ganti dengan tuna. Bikinnya gampang, nggak pake dimasak, cuma modal ngrebus air doang. he...he...he....

Rasanya enak (menurut kami lho ya...), paduan rasa antara tuna, soun, wortel mentah, timun, dan rice paper. Dicocol dengan saos  (hasil nyontek saosnya mbak Ine tapi aku kasih cabe). Lumpia ini enak untuk makanan pembuka ataupun brunch.

BAHAN LUMPIA:

2 kaleng tuna hancurkan (aku pake merk ini)

1 pak soun direbus (jangan sampai terlalu lembek) kemudian tiriskan (kl perlu potong-potong 5-6 cm stl ditiriskan)

 

Wortel potong korek api (atau lebih gede juga boleh)

 

Timun (potong korek api juga atau lebih gede nggak apa-apa)

 

Rice paper

 

Air panas untuk menyeduh

BAHAN SAUS:

2 cabe, uleg halus

3 siung bawang putih, uleg halus

2 sendok makan gula pasir

1/2 sendok teh garam

beberapa tetes cuka

2 sendok makan air

Semua bahan saus di atas direbus kemudian kalau mau disaring.

CARA:

1. Siapkan piring (yang cukup untuk menyeduh rice paper), tuangi air panas

2. Masukkan 1 lembar rice paper, diamkan beberapa lama sampai cukup empuk (jangan terlalu lama)

3. Angkat rice paper dan kibaskan supaya airnya netes. Pindahkan ke piring lain yang kering. Sementara itu, masukkan 1 lembar rice paper untuk di seduh di piring isi air tadi.

4. Rice paper yang sudah disedu diisi soun, tuna, wortel dan timun. Kemudian gulung kayak lumpia

5. Ulangi lagi semua prosedur di atas sampai bahan habis

6. Hidangkan dengan saus cabe.

Gampangkan? Wong ini resep orang males tapi pengin makan enak. he...he...he..... tapi yang jelas, harus cari tuna kaleng yang enak supaya hasil akhir lumpia ini enak.  

Catatan: sorry lupa nulis kalau lumpia ini aku modifikasi dari lumpia basahnya Vietnam. Untung di bagian komentar ada yang mengomentari kalau ini kayak lumpia Vietnam. Jadi inget kalau belum dicantumin. Thanks ya atas komentarnya teman-teman.  

 

Saturday, 21 July 2007

Halah.......alasannnnn!!!!!!

Ada Chinese proverb yang mengatakan: "A journey of a thousand miles begins with one step" Kalau nggak salah yang ngomong itu Lao Tzu, seorang philosopher.

 

Bener to proverb tersebut? Tapi kok yo susahhhhhhhhnyaaaaa....setengah mati to untuk memulai yang "one step" tersebut. Ada saja alasannya.

 

Gini nih ceritanya. Aku di sini sulit banget cari pekerjaan baik yang tingkatannya clerk, apalagi yang managerial. Maklum sudah tua, jadi makin sulit saja. Belum lagi ditambah bahasa Belandaku yang masih juga jalan di tempat.

 

Leo akhirnya menyarankan aku untuk mempelajari program komputer. Alasan dia adalah selain lapangan kerja di sektor tersebut cukup banyak, dia bisa menjadi tempat bertanya kalau aku ada masalah. Paling enggak sebagai IT specialist yang sudah punya pengalaman puluhan tahun, dia bisa jadi mentorku. Nggak bayar guru alias gratis, kayak kursus privatlah, bisa belajar di rumah, computer tersedia, nggak perlu naik kendaraan umum yang muahalnya luar biasa, dan nggak buang-buang waktu di jalan. Alasan lain adalah semua buku dalam bahasa Inggris, bukan Londo, jadi bahasa bukan menjadi alasan. Wis kurang apa coba? Semua resources tersedia, tinggal menjalankan saja.

 

TAPI……ADA TAPINYA NIH…..untuk memulai rasanya kok susah banget ya. Padahal rencananya tahun ini pengin menyelesaikan 1 buku. Kebetulan Leo ngasih buku tentang C# for Dummies. Sebelumnya dia ngasih buku tentang programming with Liberty BASIC. Lumayan mudeng (walaupun kalau sekarang ditanya, aku sudah lupa semua isinya).

 

Kemudian setelah selesai liberty basic, aku menginjak ke C#, produknya Microsoft. Tapi ya namanya sudah tua ya, selesai Chapter 2, yang Chapter 1 sudah lupa. Akhirnya balik lagi, begitu seterusnya. Wis jan bolak-balik kayak setrikaan atau mesin foto kopi. Sekarang sudah bulan Juli (padahal aku mulai belajar C# bulan Januari), baru mau menginjak Chapter 4 (semuanya ada 27 chapters), padahal sebelum mudik dulu sudah Chapter 7. Pulang mudik, sudah lupa semua. Akhirnya mengulang lagi......

 

Belum lagi banyak istilah yang betul-betul baru untukku. Istilah-istilah yang nggak pernah aku dengar ketika dulu aku bergelut dengan issue HAM,  gender atau issue-issue lain yang berhubungan dengan dunia LSM.

 

Tapi terus terang, dari semua masalah, yang PALING BERMASALAH ADALAH AKU. Ada saja alasan untuk nggak belajar. Sudah tahu umur sudah tua, hardisk sudah full, harusnya kan sadar butuh waktu lebih lama untuk belajar, bukannya malah menghindar.

 

Alasan lain lagi adalah ngempi. Hi…hi…hi… Tapi setelah log out, tetap saja ada saja alasan untuk menunda:

 

Mau sarapan dulu ah…….

Dapat resep masak baru nih, pengin praktek dulu ah….

Oh iya, kan harus ke kantor pos….

Sekarang kan Selasa, hari pasar….mendingan ke pasar dulu daripada kehabisan brambang…..

Hari ini Rabu….harus ke gym nih, kan ada les yoga hari ini….

Aduh.....sudah jam 16.00, belum masak. Nanti kalau Leo pulang kan kasihan kalau makanan belum matang……

Dst….dsb…..dll….etc, etc, etc………

 

HALAH……ALASAAAANNNNNNNN!!!!!

 

Kapan bisa melakukan journey yang 1000 miles, kalau melangkah 1 step saja ditunda-tunda. Come on….one step is not difficult. You have a book in front of you. Your computer is ready to wait for your command, your husband will help you if you have a problem with your program…How lucky you are………so what’s wrong with you?!?!?! When you start your first step, you will know that it is not that bad. Ja, toch?

 

BUT................……

 

HALAH ALASANNNNNNNNN!!!!!!   

 

PS. Gambar yang aku pasang adalah salah satu jalan di desaku. Leo memotret jalan tersebut ketika kami bersepeda. Akhirnya nyampe juga kok sampe ujung sana walaupun aku bersepedanya pelan sekali. Sudah, sekarang log out!!!!

 

 

 

Friday, 20 July 2007

Bakwan salmon

Punya salmon filet 2 biji mendingan digunakan daripada jadi fosil di freezer. Akhirnya, jadilah bakwan salmon. Bisa dimakan pake saus asam manis atau sambel botolan.

Menurutku sih enak, nggak tahu menurut orang lain. Selain itu cepet bikinnya.

 

Bahan:

200 gram salmon filet (haluskan)

2-3 siung bawang putih (cincang halus)

1/4 sdt garam (maklum Leo darah tinggi, jadi harus ati-ati pake garam)

2 sdt saos wijen (minyak wijen? pokoknya kecap sesam yang kentel itu lho)

1/4-1/2 sdt merica bubuk

1 butir telur

2 sdt maizena (munjung)

Minyak untuk menggoreng (aku nggak pake banyak minyak)

Sayang nggak punya daun bawang.

Cara:

1.  Campur semua bahan

2. Panaskan minyak di wajan teflon kemudian goreng (aku nggak pake sistem deep frying)

3. Hidangkan dengan nasi dan sayur selagi masih panas. 

Kalau mau ditambahi saos asam manis. Kalau aku sih sukanya pake sambal botol (atau sambal terasi). Dimakan pake rebusan sayur (buncis, wortel, kembang kol) dan mentimun.   

 

Sunday, 15 July 2007

Cake ultahku permukaannya agak keriput. hiks...hiks...hiks...


Ultah kali ini aku nggak masak istimewa soalnya Leo masih diare sejak mudik dulu. Sudah lebih dari 8 minggu tapi belum sembuh juga, sampai bingung aku. Dikasih makanan yang super anyep seperti puree sampai dengan super pedes seperti pecel Madiun hasilnya sama: diare. Aku terus terang khawatir juga. Dia sudah ke dokter dan lab segala. Hasil lab 3 kali katanya nggak ditemukan bakteri maupun parasit apapun. Besok dia mau bikin afspraak lagi dengan dokter. Mohon doa ya teman-teman supaya dia cepat sembuh karena dia makin kurus saja.

Mungkin karena Leo nggak nafsu makan (saat ini makan buat dia hanya suatu kewajiban saja), aku juga jadi muales banget masak. Asli muales.

Karena sedang males masak, tahun ini kami nggak mengundang mami (ibu mertua) dan adik ipar untuk makan malam di rumah kami. Selain males masak, aku juga males bersih-bersih rumah secara ekstra. Ibu mertuaku tipe orang Belanda jaman dulu yang super bersih, semuanya harus serba kinclong sampai lalatpun kepleset kalau menyentuh meja atau jendela kaca beliau. Sedangkan aku kalau bersih-bersih rumah ya pokoknya asal bersih saja. Jadi kalau mengundang ibu mertua, kami harus bersih-bersih rumah lebih dari biasanya. Ibu mertuaku nggak pernah mengkritik aku mantunya dalam hal kebersihan. She is just too sweet to critize me.....

Alasan lain kami nggak mengundang makan malam adalah aku muales banget mikir jenis masakan. Harus ada kompromi selera. Mami dan adik iparku kurang bisa makan makanan yang terlalu spicy. Dalam hal makanan mereka betul-betul Belanda totok yang suka banget makanan tradisional Belanda seperti stamppot, zuurkol dan sejenisnya. Sedangkan Leo tidak suka makanan tradisional Belanda karena menurut dia terlalu mild. Biasanya jalan tengahnya kami masak makanan Itali atau steak dan sejenisnya. Nah kemarin itu aku bener-bener males mikir untuk menentukan jenis masakan.

Akhirnya aku bilang sama Leo lebih baik makan-makannya diundur saja sampai bulan depan karena dia kan Agustus ulang tahun. Jadi sekalian digabung saja, daripada dia juga nggak bisa menikmati saat ini. Mungkin bulan depan kami mau makan di luar saja untuk merayakan ulang tahun gabungan tersebut.

Tapi apapun kan ultah ya, jadi paling enggak aku pengin bikin sesuatu walaupun sederhana. Akhirnya aku bikin cake. Menurutku sih enak (Leo juga bilang enak lho.....he...he...he...). Kata Leo teksturnya bagus, rasa tidak padat dan tidak seret. Cuma kok agak keriput ya. Kocokan telurnya bagus, waktu dituang di loyang bagus, di dalam oven kelihatan mengembang, waktu keluar dari oven bagus kelihatan mengembang. Tapi setelah kira-kira satu jam ketika sudah dingin kok permukaannya agak mengkerut ya. hiks...hiks....hiks.... Kenapa ya teman-teman? Ada yang bisa bantu? Terimakasih ya sebelumnya.....

Maunya dikasih slagroom (whipped cream), tapi kocokannya kurang bagus. Akhirnya pake slagroom semprotan yang disemprot ke atas kue yang sudah dipotong. Sruuuuutttt beres....hi...hi...hi...yang penting ada slagroomnya. Terus aku bikin juga semacam sirup dari kersen (cherry) untuk filling. Aku bilang sama Leo, nanti kalau ditanya mami, nama taartnya black forest gagal. he...he...he...

Mami dan adik iparku cukup menikmati "black forest" bikinanku. Kata mami:

"Het is erg lekker, Sri........"

Nggak tahu nih, bener enak atau blio cuma ingin menghibur mantunya yang masih bego juga bikin taart. Tapi kayaknya sih enak beneran, soalnya blio sampai nambah kok. Adik iparku aku paksa bawa beberapa potong, soalnya bingung untuk cari korban lain untuk ngabisin. Untung dia mau. Legalah aku, walaupun permukaannya agak keriput sedikit (jadinya sih nggak kelihatan keriput karena sebelum aku hidangkan, aku semprot dulu pake slagroom. he...he...he...), mereka suka (walaupun mungkin dengan perasan iba mendengar cerita kegagalanku). Tapi yang penting kan TIDAK AMBLEG!!!!

Akhirnya lumayan juga "perayaan ultahku" di rumah mami. Kebetulan ultahku jatuh pada hari Sabtu dan biasanya setiap Sabtu kami (Leo, aku dan adik iparku) berkunjung ke rumah blio. Kami bawa "black forest" tersebut ke sana, dimakan rame-rame sambil minum kopi dan teh. 

Catatan: gambar yang aku pajang, bukan "black forest" ku. Itu taart impianku, maunya kayak gitu, nggak keriput permukaannya. hi...hi...hi...  Gambar tersebut aku ambil dari free4uwallpapers. Maunya sih kayak gitu, tapi ternyata jauh hasilnya.....tapi paling enggak, bagi yang pengin cake ultahku, silahkan dinikmati gambarnya ya.....hi...hi...hi.... 

 

 

Saturday, 14 July 2007

43 tahun yang lalu, aku divonis mati.....

Hari ini (14 Juli) 43 tahun yang lalu aku dilahirkan. Belum sebulan usiaku, aku terkena tetanus yang sangat parah.

Dokter pada waktu itu mengatakan kalau secara medis aku nggak akan bertahan lama (artinya aku divonis mati kan?). Bahkan kalau tidak salah almarhum ayahku pernah bercerita kalau menurut dokter secara medis, usiaku paling lama hanya sampai dengan jam 13.00. Tapi ternyata setelah lewat jam tersebut, aku bisa melewati masa-masa krisis. Ternyata Tuhan berkata lain....aku masih diberi berkah kehidupan....... 

Aku anak pertama dan ujian tersebut tentu sangat berat bagi kedua orang tuaku. Ibuku pada waktu itu juga sakit parah, tapi beliau tidak putus-putusnya berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa agar aku diberi umur panjang. Berkat doa keuda orang tuaku dan doa kerabat dan handai tolan ayah ibuku, aku diberi anugrah kehidupan.  Alhamdulillah.....terimakasih ya Allah atas semua berkahMu ini......

Sekarang bagaimana mengisi kehidupan tersebut kan? Semoga aku bisa melakukan yang terbaik. Amin....

PS. Kalau misalnya pada waktu itu aku bener mati, Leo kira-kira kawin nggak ya (nggak boleh ya nanya gini? Dosa ya?). Kalau kawin sama siapa ya? (hi...hi...hi...cemburu nih yé........)

Catatan: gambar aku ambil dari sini. Maklum aku saat ini sedang tergila-gila sama site free4uwallpapers ini. Gambar ini membuat aku berkhayal.....kapan ya aku kesana, melihat pemandangan alam yang indah ini........anugrah yang sangat mengagumkan.  

Friday, 13 July 2007

Room with boontjes view


Nggak hanya buncis saja sebetulnya. Ada tanaman talas juga kan?

Biasanya kamar hotel kan view nya adalah: swimming pool atau mountain atau beach dan sejenisnya. Waktu kami menginap di Hotel Pusako-Bukit Tinggi, kami memperoleh kamar dengan boontjes (buncis) view. Kata Leo: "baru kali ini aku dapat kamar dengan boontjes view" Dia menganggap unik pemandangan tersebut.

Kamarnya lumayan. Yang jelas ada kursi di teras yang bisa digunakan untuk menikmati boontjes view ini sepuasnya. Kayaknya sih tanaman buncis tersebut milik penduduk karena ada pembatas antara hotel dan kebun buncis tersebut.

Pada waktu kami di sana, tidak terlalu banyak tamu. Hanya hari kedua saja kami melihat ada rombongan dari Belanda. Kami tahu ini karena ada board yang mengucapkan selamat datang di lobby untuk rombongan dari salah satu travel agent Belanda. Heran....dimana-mana di daerah wisata di Indonesia kok banyak orang Belanda.......

Monday, 9 July 2007

Ini summer atau autumn sih?

Ini summer atau autumn sih kok dingin dan windy.........

Waktu itu kami merencanakan mudik pada waktu spring dengan tujuan ketika balik, sudah summer. Jadi kami bisa menikmati kehangatan musim panas dan hari yang panjang. Bayangan kami, ketika balik lagi ke Belanda kami bisa bersepeda sampai puas paling enggak pada waktu weekend. Maklum kalau summer kan maghrib jam 22.00, jadi enak mau kluyuran sampai malampun,  matahari masih bersinar.

Tapi ternyata sejak kami balik dari mudik, perasaan nggak pernah ada hari yang tidak rainy dan cloudy. Kadang masih ditambah windy. Belum lagi kadang gemuruh guntur disertai kilat. Suhu selama summer ini berkisar antara 17-18 derajat Celcius, cukup dingin untuk ukuran summer. Kadang malah lebih rendah dari itu. Suhu ruangan berkisar antara 22-22,5 derajat Celcius.

Kalau tinggal di rumah sih nggak masalah ya, tapi kalau harus keluar rumah dan naik sepeda. Aduh.......harus berjuang nggenjot sepeda dalam guyuran air hujan, melawan arus angin yang luar biasa beratnya, ditambah dingin..... sampai di tempat tujuan basah kuyub dan brrrr dingin............

Nggak tahu kenapa, summer kali ini kok dingin ya padahal spring lalu bisa mencapai 25 derajat Celcius. Tahun lalu bahkan kami bisa menikmati summer yang hangat dan indah. Mungkin karena global warming atau apa ya, kok semuanya berubah.

Yah...begitulah kalau merantau, harus bisa menerima keadaan lingkungan setempat. Harus pandai-pandai beradaptasi. Harus bisa tetap bersyukur. Alhamdulillah menurut ramalan cuaca kabarnya weekend mendatang suhu sudah menghangat sampai dengan 25 derajat Celcius. Suhu ideal bagiku. Asyikkkk...... semogalah karena Leo sudah nggak sabar untuk ngajak bersepeda.....

Catatan: gambar yang aku pasang adalah gambar summer tahun lalu (diambil awal Juli 2006) ketika kami bersepeda ke Kinderdijk, hanya dengan menggunakan t-shirt saja. Leo yang motret, jadi dia nggak kelihatan.   

   

Friday, 6 July 2007

Mengapa masakan Padang rasanya pedas?




Pasti jawabannya karena dikasih cabe giling atau cabe iris. Nggak cuma itu jawabannya. Ayo apa??????

Ternyata, ikan yang akan dimasak sudah dimarinate pake cabe ketika ikan itu masih hidup di kolam. Nggak hanya direndam aja sama cabe, bahkan ikannya juga dikasih makan cabe. Jadi jangan kaget ya kalau ikan yang dibuat masakan Padang hasilnya puedes banget. Lha wong masih idup aja sudah dikasih makan cabe......

Ini foto yang aku ambil di Pande Sikek. Sebetulnya waktu itu kami diajak ke sini untuk melihat kerajinan tenun, tapi Leo malah lebih tertarik dengan pemandangan ini.

Thursday, 5 July 2007

HP ku ilang.....diganti asuransi, tapi....hiks...hiks...hiks...

Rasanya nggak percaya kalau HP kesayanganku ilang waktu kami di Jakarta. Kemungkinan besar ilang di BSD, mungkin jatuh, mungkin lupa naruh waktu beli sesuatu atau mungkin dicuri orang. Sampai-sampai semua orang dikerahkan untuk mencari termasuk ibu, adik, mbak Ine dan lain-lain. Tapi tetap saja nggak ketemu. Terimakasih ya bagi yang sudah berusaha nyariin HP ku.

Merk Siemens tipe ME45. Warna orange. HP tersebut memang sebetulnya sudah agak rusak. Pernah screen displaynya nggak jalan. Jadi aku memang harus ganti HP, tapi kenapa harus ilang. Aku beli sekitar tahun 2002. Nggak ada fasilitas MMS. Yang aku sukai adalah selain phone book, tipe tersebut punya address book 500 yang multiply. Jadi 1 address book bisa untuk nyimpen nomor telpon rumah, nomor telpon kantor, nomor HP, nomor fax, alamat, e-mail, dan url.

Sampai di Belanda, Leo berusaha mengajukan claim ke asuransi. Siapa tahu diganti. Kami sih nggak terlalu optimis karena nggak ada bukti, nggak pake surat dari polisi segala. Lha mau ke polisi juga males. Paling HP tersebut kalau dijual nggak bakalan laku Rp. 500 ribu, wong yang tipe baru saja  yang fasilitasnya jauh lebih lengkap harganya sekitar Rp. 900 ribu-an. Kalau ke polisi, selain hilang waktu dan energi, bisa juga mengeluarkan biaya (paling enggak biaya transport kalaupun nggak pake biaya "administrasi")

Leo menulis ke asuransi kalau HPku yang ilang bernilai 40 Euro dan masih ada pulsa di dalamnya sebesar 40 Euro. Kami sudah sepakat kalau nggak diganti ya sudah, namanya nasib. Eh....lha kok nggak sampai 2 minggu kami diganti 80 Euro walaupun nggak pake surat kehilangan dari polisi segala. Horeeeee........lumayan....alhamdulillah.....

Walaupun sudah diganti, tetap saja aku masih merasa kehilangan. Pertama aku kehilangan HP kesayanganku, walaupun kuno tapi tetap saja berjasa sudah menghubungkan aku dengan belahan dunia lain. Kedua, aku kehilangan semua data. hiks...hiks...hiks..., jadi harus mulai lagi dari awal.

Kehilangan HP bisa beli baru lagi, data-data nomor telpon dan sejenisnya bisa diganti, bisa tanya lagi ke keluarga dan teman-teman. Tapi ada satu yang sampai sekarang masih aku sesali karena HP tersebut ilang. Data itu adalah pesan terakhir dari almarhum Munir yang tersimpan dalam inbox.

Sehari sebelum Munir berangkat ke Belanda, aku telpon dia meminta dia untuk mengirim sms tentang no penerbangan pesawat Garuda yang akan ditumpangi. Nggak beberapa lama, dia kirim sms ke aku. Keesokan harinya aku menjemput dia di Schiphol airport, dan aku masih ingat betapa histerisnya aku ketika mendapati dia terbaring di mortuarium dalam keadaan tidak bernyawa lagi.

Pesan Munir tersebut masih tersimpan di HPku, sampai kapanpun aku nggak akan hapus. Tapi kenapa HP tersebut harus ilang? Kenapa aku nggak upload ke komputer, kenapa aku dulu nggak sempat menulis ulang pesannya. Kenapa aku nggak sempat menuliskan peristiwa itu. Dan banyak "kenapa" yang muncul di kepalaku. Rasa sesal itu masih aku rasakan.  

Seorang teman menasihatiku: "Mungkin sudah saatnya kamu melepaskan. Kamu tulis saja peristiwa itu langsung dari pengalaman. Dan itu penting" 

Aku pikir temanku benar. Aku harus menulis apa yang aku alami waktu itu kalau tidak, aku nggak akan punya tulisan tentang Munir, seorang sahabat bagi mereka yang teraniaya dan terpinggirkan. Sudah bertahun-tahun aku cuma bermimpi untuk menuliskan pengalaman tersebut, tapi nggak pernah terjadi. Sekarang saatnya aku harus menulis tentang seorang Munir dari sudut pandangku, dari pengalamanku bergaul dengan dia. Selamat jalan Munir.....

Catatan: gambar yang aku posting adalah HP baruku yang beli di Indonesia. Kalau ada yang nemuin HPku yang ilang dulu, tulung ya, kabari aku (masih berharap juga nih....)....terimakasih.......... 

 

Monday, 2 July 2007

Siapa tahu ada yang membutuhkan.....

Ketika kami berpesiar di Sumatera Barat, kami dibantu oleh seorang guide (pak Mahyuddin) dan seorang sopir (pak Zulkifli atau pak Jun). Mereka berdua baik dan sopan. Ketika aku sakit, mereka berdua (malampun) menawari aku untuk diantar ke dokter, tapi aku tolak karena aku cuma kena masuk angin (muntah-muntah dan diare). Berdasarkan pengalaman, mereka tipe orang yang bertanggung jawab.  

Pak Mahyuddin mempunyai pengetahuan yang luas tentang wisata dan budaya Sumatera Barat. Pak Mahyuddin ini suka banget sama nature, jadi kalau pengin didampingi blio untuk camping, naik turun gunung, blio bilang OK.

Pak Jun sangat mahir menyopir. Selama blio menyopir, kami nggak pernah mengeluh dengan sopiran blio soalnya alus, nggak ugal-ugalan dan tahu jalan. Mobil yang dipegang blio juga bagus kok (lupa aku merknya apa, tapi kalau nggak salah Kijang). AC nya juga dingin.    

Mereka berdua mengatakan, kalau ada teman-teman yang membutuhkan jasa mereka, bisa menghubungi mereka langsung. Siapa tahu ada yang membutuhkan, silahkan kontak mereka di:

Pak Mahyuddin:

HP:+6281363320415 atau +6285835111007

Email: mahyuddin_algis@yahoo.com

Pak Zulkifli (pak Jun):

HP:+628126762542

E-mail: jun_rental@yahoo.com

Pak Jun mengatakan kalau mau sewa mobil (biasanya sih dengan sopir supaya nggak capek ya) tidak harus untuk wisata saja. Bisa saja untuk urusan kantor, bisnis dsb.  

Pak Mahyuddin juga bisa menyopir, jadi kalau pengin blio yang nyopir juga OK. Blio bilang biasa juga mendampingi turis asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Catatan: foto diambil di kaki Gunung Merapi Sumatera Barat. Dari kiri ke kanan: pak Mahyuddin, Leo dan pak Jun.

Siapa tahu ada yang membutuhkan.....

Ketika kami berpesiar di Sumatera Barat, kami dibantu oleh seorang guide (pak Mahyuddin) dan seorang sopir (pak Zulkifli atau pak Jun). Mereka berdua baik dan sopan. Ketika aku sakit, mereka berdua (malampun) menawari aku untuk diantar ke dokter, tapi aku tolak karena aku cuma kena masuk angin (muntah-muntah dan diare). Berdasarkan pengalaman, mereka tipe orang yang bertanggung jawab.  

Pak Mahyuddin mempunyai pengetahuan yang luas tentang wisata dan budaya Sumatera Barat. Pak Mahyuddin ini suka banget sama nature, jadi kalau pengin didampingi blio untuk camping, naik turun gunung, blio bilang OK.

Pak Jun sangat mahir menyopir. Selama blio menyopir, kami nggak pernah mengeluh dengan sopiran blio soalnya alus, nggak ugal-ugalan dan tahu jalan. Mobil yang dipegang blio juga bagus kok (lupa aku merknya apa, tapi kalau nggak salah Kijang). AC nya juga dingin.    

Mereka berdua mengatakan, kalau ada teman-teman yang membutuhkan jasa mereka, bisa menghubungi mereka langsung. Siapa tahu ada yang membutuhkan, silahkan kontak mereka di:

Pak Mahyuddin:

HP:+6281363320415 atau +6285835111007

Email: mahyuddin_algis@yahoo.com

Pak Zulkifli (pak Jun):

HP:+628126762542

E-mail: jun_rental@yahoo.com

Pak Jun mengatakan kalau mau sewa mobil (biasanya sih dengan sopir supaya nggak capek ya) tidak harus untuk wisata saja. Bisa saja untuk urusan kantor, bisnis dsb.  

Pak Mahyuddin juga bisa menyopir, jadi kalau pengin blio yang nyopir juga OK. Blio bilang biasa juga mendampingi turis asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Catatan: foto diambil di kaki Gunung Merapi Sumatera Barat. Dari kiri ke kanan: pak Mahyuddin, Leo dan pak Jun.