Thursday, 1 April 2010

Menciptakan monster...

Waktu itu aku kayak orang kurang kerjaan nonton tayangan MTV berjudul My Super Sweet 16. Leo paling suebel banget dengan program ini. Aku sendiri pengin tahu kelakuan anak orang kaya itu kayak apa.

 

Inti ceritanya adalah bagaimana anak-anak orang kaya di Amrik dan Enggres merayakan ultah mereka yang ke 16 (waktu aku baca di wikipedia, ternyata ada juga tayangan tentang anak kaya Canada). Yang jelas adalah perayaan tersebut jor-joran, menelan biaya yang sak ho-hah (saking guedenya). Dengan duit segitu sebetulnya bisa menghidupi ratusan keluarga di negara-negara miskin selama setahon atau bahkan lebih. Lha wong baju dan sepatu untuk merayakan ultahnya aja bisa ribuan dollar kok harganya, itu belum biaya pestanya.

 

Pada umumnya yang ditayangkan adalah ultahnya anak-anak perempuan. Aku lihat kalaupun ada tayangan ultahnya laki-laki kok biasanya mereka gay yo. Dari gerak-gerik mereka kan kelihatan mereka ini gay atau ngga. Aku ngga tahu kenapa kok hampir selalu anak perempuan, apakah kalau anak perempuan suka pamer hal-hal seperti itu.

 

Lama-lama aku bisa menebak plot ceritanya. Selalu diawali dengan pamer barang-barang mewah yang dimiliki gadis-gadis ini. Misalnya koleksi tas, sepatu, baju dan sebagainya. Pokoknya branded semua dari mulai Gucci, Louis Vuitton dsb (you name it lah). Harga sebiji saja bisa mencapai ratusan sampai ribuan dollars atau poundsterlings.

 

Sambil nonton kan biasanya berkomentar (walaupun komentar atau ngomel bedanya sangat tipis). Komentar Sri:

 

"Uedan......tas aja harganya sampai ribuan dollars....padahal tas ku aja beli di pasar Rotterdam harganya cuma 5 Euro. Celana jeans ku beli di pasar harga 10 Euro......Barang milikku yang paling mahal cuma BH, karena harus beli di Mangga Dua, harus naik KLM dari ngAmsterdam ke nJakarta...." 

 

Setelah pamer tas, baju, dan pernak-pernik lainnya kemudian ditayangkan hobby mereka yang super duper muahal seperti naik kuda (yang tentunya harus punya ranch). Komentar Sri:

 

"Lha jangankan kok beli kuda yang harganya mahal, Leo beliin aku sepeda aja yang tweede hand, harga 100 Euro, awet sudah lebih 5 tahun masih belum rusak. Lagian kalau bisa beli kuda, terus mau disimpen dimana kudanya, wong nyimpen loyang aja sudah puyeng kok ngga ada tempat....."    

 

Sambil memamerkan kekayaan mereka (yang sebenernya kekayaan orang tuanya), para gadis ini SELALU mengatakan:

"IT'S ALL ABOUT ME......." atau

"I ALWAYS GET WHAT I WANT....."

 

Terus setelah itu ditayangkan bagaimana mereka merencanakan ultah mereka. Dari mulai nyari baju sampai dengan bagaimana men-design pesta yang se-perfect mungkin. Karena moto 'It's all about me' dan 'I always get what I want...." bisa ditebak kan arah pesta ini akan kemana? Pasti super duper muahal. Lha wong nyari baju aja harus yang muahal, pindah dari satu butik ke butik lainnya.

 

Kalau orang tua mereka tidak setuju dengan pilihan anak gadisnyanya, si gadis akan berteriak. Yang aku benci adalah "screaming" menjadi senjata yang ampuhnya luar biasa. Si orang tua akhirnya memenuhi juga. Kalau gue jadi emaknya, gue tabok pantatnya. Seandainya gue jadi emaknya, mbok ya mereka mau nangis sampai urat putus, ngga bakalan gue penuhi. Mereka kan harusnya dilatih bahwa semuanya ada batasnya.

 

Gadis-gadis yang luarnya cantik, ternyata sangat self-centric. Mereka tidak peduli dengan perasaan orang lain. Jadi misalnya gini, untuk menyelenggarakan pesta, mereka kan selalu merekrut party planner. Si gadis biasanya akan ditanya oleh si planner ini, maunya pestanya model seperti apa. Kalau seandainya idenya si gadis ini ngga masuk akal atau akan mengganggu kenyamanan orang lain, si planner akan mengingatkan dan memberi masukan atau perbaikan. Tapi apa jawaban si gadis?

 

"Kalau kamu ngga bisa melaksanakan, aku akan pecat kamu dan ganti dengan orang lain...."

 

Weleh...weleh sampai segitunya. Anak kecil sak gede Ucrit sudah berani maen pecat. Gimana kalau nanti dia jadi nyonya besar coba.

 

Setelah merancang pesta, mereka akan menyebar undangan. Cara nyebarin undangan juga macem-macem. Salah satunya misalnya mengumpulkan teman-temannya di suatu lapangan. Terus si gadis datang ke lapangan dengan kereta kuda ala jaman baheula. Dia berdandan kayak Maria Antoinette atau bergaun ala para bangsawan Eropa jaman dulu. Para pengawalpun juga akan berbaju model Eropa kuno.

 

Komentar Sri:

"Lha itu kalau terjadi di Jawa...apa ya kemudian mereka akan berbaju model Kethoprak Mataram yo, terus ditarik dokar atau andong ........tapi mestiné gerobaknya....eh....keretanya ditarik kuda, bukan ditarik sapi.....nanti dikira habis angon sapi......"

 

Kemudian akan diumumkan siapa saja yang boleh datang dan siapa yang tidak boleh datang ke pesta. Pokoknya pesta ini harus bener-bener eksklusif. Ini kan seperti mengisyaratkan kayak gini, buat yang diundang: "you belong to my group...." sedangkan bagi yang ngga diundang: "Loe mah bukan lepel gue....." Iya ngga?

 

Yang memperoleh undangan akan berteriak histeris karena saking suenengnya. Yang ngga dapat undangan akan kecewa kalau perlu menguras air mata sampai berember-ember. Weleh...weleh.....

 

Komentar Sri:

"Lha kalau diundang, gue juga ngga bakalan dateng kok (emang sapa yang mau ngundang, kok ge-er). Kalau diundang terus nyumbang apa coba. Ngado orang kaya kan lebih susah to, wong mereka sudah punya semua. Lha kalau di Jawa, kita masih bisa nyumbang gulo, kopi, beras kalau ada perhelatan. Lha kalau pesta kayak gini, apa ya mau nyumbang gulo Jowo?....."

 

Terus kemudian datanglah hari H. Sering disertai kekisruhan sebelum pesta diselenggarakan (kayak sudah diskenario gitu lho), misalnya party planner nya datang telat, atau pacarnya ngga bisa datang dsb. Terus para gadis ini akan sutris, tereak-tereak lagi sampai memekakkan telinga.

 

Terus sesuai rencana, pesta akhirnya bisa dilaksanakan. Kalau tema pestanya model Cinderella, maka semua (termasuk undangan) akan berpakaian model Eropa kuno. Bisa juga pestanya bertemakan circus. Jadi si gadis akan naik gajah ke tempat pesta (itu pinjem gajah dari bonbin mana yak, kok bisa dapet gajah). Tempat pestanya sudah bener-bener di-design seperti tempat circus. Maklum mereka kan orang kaya, jadi punya rumah aja halamannya luas banget, wong lapangan sepak bola aja kalah kok. Jadi kalau cuma sekedar dipasang draaimolen (komedi puter) aja masih berlebih tempatnya. Pokoknya setiap pesta selalu ada temanya, ngga pernah ngga ada tema.

 

Yang paling bikin "surprise" adalah kado ulang tahun dari orang tua. Kata "surprise" aku kasih tanda petik karena sudah bisa ditebak, wong dari satu tayangan ke tayangan lain kok kadonya sama walaupun merknya berbeda. Selalu begini, babe atau emaknya atau party planner ngumumin supaya gadis keluar ruangan karena akan ada "surprise". Kemudian si gadis akan lari-lari diiringi oleh tamu-tamu lainnya. Atau tamu-tamu sudah berjajar di luar. Kemudian.....tadaaaaaaa.....

 

Muncul sebuah mobil yang diiket pake pita guede bianget. Merk nya bisa cem macem. Pokoknya kemudian si gadis tereak kegirangan, kemudian duduk di belakang setir mobil baru super uanyar kinyis-kinyis bau pabrik. Lha wong yo usia masih belum boleh nyopir kok sudah dikasih kado mobil ki piyé.....

 

Komentar Sri: "Lha kok yo gampang men dapat mobil. Lha wong aku aja mintak kado Actifry harus nunggu berbulan-bulan supaya swami bisa nabung dulu....." 

 

Setelah nonton beberapa tayangan, yang jelas pasti akan bosen kan? Kalau Leo sih baru ngelihat sekilas sudah muak. Lha MTv ini bikin tayangan kok yang ngga mendidik gini, menstimulir para gadis lain untuk bersifat konsumtif dan egois. Biasanya kan yang nonton beginian kan gadis to? (lha itu buktinya yang nonton aku bukan Leo. he..he..he..). Lha wong ratusan juta orang di dunia kelaparan, menghadapi bencana alam, menghadapi kekeringan yang berkepandangan, kekurangan air bersih, bayi-bayi meninggal karena kurang gizi, malah banyak juga orang-orang terancam nyawanya karena berada dalam situasi perang dan lain-lain. Eh...lha kok malah di sisi lain ada segelintir orang yang jor-joran kayak gini. Gatel kalau ngga komentar.

 

Sri: "Aku bingung ngelihat orang tua kayak gitu. Mereka ini sadar ngga sih kalau sebenernya mereka sudah menciptakan seorang monster yang egois, ngga punya perasaan, semua kemauan harus dituruti, tidak pernah merasa puas, tidak pernah bersyukur, seolah-olah dunia harus melayani dia dan bukan sebaliknya? Orang tua model kayak gini bener-bener ngga bisa mendidik anak, akhirnya lahirlah seorang monster....."

 

Leo (sambil ngeloyor pergi): "Sebenernya anak-anak seperti ini yang membuat 99 persen dunia menjadi sengsara...."

 

Mungkin apa yang dikatakan Leo ada benernya ya. Orang tua model kayak gini kan penginnya memenuhi nafsu hidup mewah anaknya yang tidak pernah terpuaskan. Akhirnya dia akan melakukan apapun untuk memenuhinya, kalau perlu mengeksploitasi pegawe-pegawenya. Kalau mereka investasi di negara-negara miskin tapi kaya sumberdaya alam apalagi dibumbui dengan korupsi, mereka akan habis-habisan mengeksploitasi kekayaan negara tersebut tanpa memperhatikan kemakmuran rakyat setempat.

 

Sebelum Leo menghilang dari hadapanku, aku cepat-cepat ngomong...

 

Sri: "Tapi aku heran lho. Dari satu tayangan ke tayangan lain, ngga pernah sama sekali membicarakan tentang hidangan apa yang harus disediakan dalam pesta. Yang dibacarakan selalu tema pesta yang Cinderella lah atau circus lah atau rock and roll lah atau lainnya lah. Tapi kan ngga pernah dibicarakan makanan apa yang harus dihidangkan, apakah itu tumpengan, nasi uduk, nasi rames, soto, saté, gado-gado, stamppot, lasagna atau lainnya....."

 

Leo: "Kamu ini bener-bener Jowo...jan Indonesia tenan. Yang diomongin kok ujung-ujungnya selalu makanan.......hua....ha....ha...."     

 

Sri: "Lha lihat aja kalau ngga percaya. Kalau kamu amati kan makanan ngga pernah disinggung sama sekali. Yang dilihatin kan selalu para tamu yang jingkrak-jingkrak bawa botol bir (atau apa ya? Mosok orang kaya nyuguhnya bir). Atau gelas-gelas isi wine, champagne atau mbuh minuman apa lagi......Ngga pernah to makanannya di-shoot....kamu sih ngga pernah nonton tayangan ini.....jadi ngga ngerti......"

 

Leo: "Lha ya buat apa aku nonton tayangan kayak gitu....kayak orang kurang kerjaan...."

 

Sri: "Lho ini nothing to do dengan kurang kerjaan.....kalau di Indonesia nih kalau bikin pesta......masalah catering itu ya puenting......buffet nya kayak apa....... Apalagi pestanya orang kaya....wow...bisa-bisa gubug makanannya macem-macem, mbok ya selapangan bola aja ada....kalau perlu nih (sok tahu), semua bakul (penjual) makanan paling top se-nusantara diundang semua. Empek-empek aja harus didatengken langsung dari Palembang, ayam bakar harus diimport langsung dari Klaten, kalau perlu diimport sak tenong-tenongnya ke nJakarta, itu belum ngomong tentang coto Makasar.....sosis So..."

 

Belum sampai aku selesai ngomong, lha kok...

 

Leo: "hua.....ha.....ha......"

 

Lha kok malah ketawa nih piyé to, lha wong aku serius jé. Tapi bagiku tayangan My Super Sweet 16 masih belum kreatip, masih belum perfect...lha wong ngga ada tayangan makanannya....mosok ultah kok ngga ada pastel gorengnya, mosok ultah ngga ada ayam mbok Bereknya.....wis ngga jos tenan, belum lulus....!!!!!

 

Note: The picture is taken from here.

 

34 comments:

  1. hahaha... iklan terselubung.

    ReplyDelete
  2. ini ga boleh lupa hehehhee

    ReplyDelete
  3. Lho aku ngga pasang iklan...wong pancen kenyataan. he..he..he..

    ReplyDelete
  4. Kalau Leo diundang dan tahu akan disughui ini, dia ngga bakalan dateng...he...he....he....

    ReplyDelete
  5. seru juga nih jeng,tapi benar juga ya kok cuman anak prempuan yg suka party gini..
    dan hadiah mobil itu,disini juga kayaknya umur 17 dech baru bisa nyetir..

    ReplyDelete
  6. Tapi memang kelihatan banget ya, kebanyakan yang ditayangkan adalah ultah anak-anak perempuan. Yang datang sih banyak juga yang laki-laki.

    Para gadis dan orang tua mereka juga mengakui kalau usia 16 tahun memang belum boleh nyopir.....lha terus mau buat apa coba dapat kado mobil kalau gitu caranya. Disimpen di garasi nunggu sampai boleh nyopir atau nyuruh orang nyopir kali ya....

    ReplyDelete
  7. hahaha...mbak Sriii :))
    aku kadang juga suka nonton mbak, tapi lama2 mblenger bin stress liat kelakuannya para cewek2 yg punya acara :))

    ReplyDelete
  8. Bener kan nyebelin banget kelakuan mereka......mereka selalu pengin menjadi pusat perhatian, kalau ngga diikuti keinginannya akan berteriak, semua barang-barangnya harus branded yang artinya muahal......mereka seharusnya suatu kali dimasukkan ke daerah kumuh untuk bisa merasakan penderitaan orang lain....

    ReplyDelete
  9. acara gitu hrsnya diprotes tuh mbak... ngak mendidik sama sekali. klo di indo mk udah di protes kemana2... hehehehe...

    ReplyDelete
  10. Katanya sih dikritik juga, tapi ya tetep jalan juga. Mungkin MTv sudah kebal kritik kali ya...he..he..he..Kayaknya sih di Belanda tidak disiarkan secara reguler, cuma disiarkan melalui channel MTv. Sedangkan setahuku orang kan pada umumnya lebih memilih channels lain yang acaranya lebih bermutu.....

    ReplyDelete
  11. Ternyata harta tidak menjamin seseorang bisa mendidik anak....

    ReplyDelete
  12. gregetan baca kayak gini. aku kenal sebuah keluarga yg cara mendidik anaknya kayak gitu. Di turutin apapun si anak mangap. Sekarang anaknya dah gede, udah dewasa.
    Tahu nggak jadi apa? jadi benalu. Kerjanya merongrong orangtuanya. Ngarepin warisan. Nyari kerjaan, kalau nggak direktur (direken batur bekne) atau menejer (menek jeruk), nggak mau. Emoh kerjaan kasar.
    Kalau kerja, selalu nggak bertahan lama. Sering berantem. Kisruh dah pokoknya.
    Yang susah orangtuanya. Salah sendiri, dulu ndidiknya kayak gitu.

    ReplyDelete
  13. Lha iyo, saiki sing salah sopo kalau gitu caranya?

    Anak itu kan harus dididik bahwa semua ada batasnya, tidak bisa semua keinginan dipenuhi. Anak harus tahu 'who is in charge', lha kok malah anak jadi boss ki piyé...maen perintah sama orang tua, kalau ngga diikuti akan tereak....

    Kalau masih kecil aja kayak gitu, ya jangan kaget kalau gedenya jadi mengerikan begitu. Gregetan to?

    ReplyDelete
  14. Jadi bener to, mereka menciptakan monster.....

    ReplyDelete
  15. bener mbakkk iku menciptakan monster namanya, ada kisah nyata juga nih mbak, satu keluarga, anak gadisnya dari kecil minta apa aja diturutin, lha akhirnya ortunya kelimpungan sendiri, minta apa apa harus dituruti, kalo gak ancamannya si anak mo bunuh diri, malah pernah sudah nyilet pergelangan tangannya. haduh ngeriiii memang...

    ReplyDelete
  16. Walah sampai segitu ya? Lha kok serem banget gitu....ihhhhh ngeriiiii banget sih.........

    Makanya ya, kita harus hati-hati mendidik anak karena kalau dari kecil mereka dibiasakan dimanja, apapun dituruti, akibatnya bisa sampai seperti itu ya.....

    ReplyDelete
  17. Mbak...saya sampe nyengir sendiri bacanya ngebayangin mbak Sri nonton sambil komen...udah gitu ngebandingin actifry sama mobil sepeda sama kuda hehehe. Mbak kalo tas merek ngetop mah di ITC sini banyak hehehe

    ReplyDelete
  18. aku ngerti knp makanan gak ditampilkan, soale ra ono restaurant top sing gelem nyeponsori... :p

    ReplyDelete
  19. Soalnya kalau ngga komentar rasanya guatel....he...he...he...

    Iya di Mangga 2 gila-gilaan ya tas palsunya. Mau cari "merk" apa aja ada.....gile dah......

    ReplyDelete
  20. Lha katanya kaya, kok minta sponsor....

    Aku lihat setelah satu season selesai, ada tayangan khusus yang salah satunya membahas biaya pesta tersebut. Emak bapaknya diwawancarai. Kadang party-plannernya juga mengemukakan berapa biayanya. Yang jelas emak babe harus keluar ribuan dollars. Bahkan ada yang bilang mereka sulit menghitung secara persis karena saking banyaknya. Ada lagi yang bilang, ngga bisa kok itu dibudget kan berapa karena pasti akan meleset dari rencana. Edan to....lha wong yo cuma pesta ultah 1 orang aja lho, kok biayanya mengalahkan sunatan masal sak kelurahan.....eh...malah mungkin sak negoro.....

    ReplyDelete
  21. Weleh, somehow aku yakin ada banyak sponsor dibalik acara itu... Cuman krn mereka "di-set" sbg orang kaya, yo jaim dwong klu kliatan bahwa untuk barang2nya pemberian merek2 terkenal itu... wkeekekeke

    Never mind, pancen aku ae sing sok teu dan sok yakin :p dan iri krn gak duwe kemewahan spt itu... wkwkwkwkwwk

    ReplyDelete
  22. Kalau menurutku yang dapat sponsor MTv nya bukan si orang kaya nya. MTv untuk bikin program ini kan perlu biaya produksi, harus mbayari crew dsb. Sedangkan yang ultah kan memang demen untuk dipublikasikan, jadi berapapun biaya pestanya ya tetep aja mau bayar. Ini perkiraanku. Jadi kayak simbiosis mutualisma. MTv perlu bikin tayangan, sedangkan si gadis haus publikasi dan pusat perhatian. Wong si gadis selalu ngomong: "Aku senang mejadi pusat perhatian". Perkara kemudian si sponsor numpang beken di sana, ya itu perkara lain. Itu cuma perkiraanku saja.

    Akan lain apabila kalau itu fake dibuat-buat, maka tayangan tersebut akan bener-bener membutuhkan sponsor dari luar, tidak dari orang tua si gadis. Nah sekarang kan pertanyaannya apakah itu semua fake atau memang beneran. Yang tahu kan cuma mereka.

    ReplyDelete
  23. Maksudnya?

    Terus terang aku ngga tahu apakah orang kaya Amrik en Enggres punya budaya makan atau ngga kayak orang Indonesia. Kalau di Belanda, beda banget dateng ke ultahnya orang Indonesia dan datang ke ultahnya orang Belanda. Kalau orang Indonesia nih kalau niat ngundang teman untuk ngrayain ultah, makanannya lengkap. Lha mbokya dari sate sampai dengan lumpia ada. Kalau diundang orang Belanda ultah, garing suguhannya kecuali kalau orang Belandanya seneng masak. Paling juga disuguhi taart, chips, kacang, keju yang disunduki pake tusuk gigi. Jadi jangan harap kok dikasih bistik. Paling kalau ada acara makan besar, yang diundang keluarga. Ini pengalamanku lho ya.

    ReplyDelete
  24. jeng jeng, setahuku kalau orang Amerika itu ngundang datang (di ultah biasanya) ada acara makan2. Paling tidak itu yg aku ketahui di my in laws family. Makanannya juga kumplit. Mulai dari appetizer, main course, dessert dan lain lain.
    Kalau nggak mau repot, diundang di sebuah restoran. Karena Amerika adalah negeri imigran, ya makanannya tergantung darimana nenek moyang mereka berasal.
    Dibandingkan dgn orang Indonesia, tentunya makanannya nggak semengenyangkan Indonesia. Tetapi sekali lagi ini masalah budaya dan kebiasaan. Bagi orang Indonesia nggak ada makanan yang paling enak yang paling top dan paling jos gandos selain makanan Indonesia. Bagi mereka sendiri, nggak ada makanan yg paling top markotop selain makanan mereka. Ya kan? meskipun buat lidah saya yang ndeso ini, makanan mereka rasanya, yah.....mboseni, plain nggak berasa. Malah kadang cenderung blahh....
    Yang sudah terbiasa dengan makanan Indonesia contohnya bojoku dewe, menyantap makanan bangsanya dewe dikasih kondimen sambel2an ala Indonesia supaya lebih miroso katanya. Nah lho...

    Lha iki kok malah mbleber kemana mana toh topiknya.

    ReplyDelete
  25. Kalau disini menu bisa lengkap seperti itu tapi biasanya yang diundang keluarga. Kalau teman-teman juga diundang, nek rumangsaku yo garing gitu. Ini pengamatanku lho yo.

    Lha jangankan kok ultah, wong resepsi pernikahan aja, menunya jan ora maregi blas. Isiné ming snack sing cuilik-cuilik thok kayak bitterballen, kacang dan sejenisnya. Pulang dari resepsi harus makan lagi sampai di rumah.

    Tapi Leo pernah diundang resepsi pernikahan, menunya lengkap. Mungkin karena sing ngundang wong sugih. he..he..he..

    Tapi menurutku di sini makan di luar memang muahalnya luar biasa. Aku pikir dulu cuma kami aja yang jarang makan di luar. Ternyata kerabatnya Leo maupun teman-teman kami juga jarang ke restaurant karena mahal. Kalau ke restoran biasanya untuk acara penting seperti ultah atau pernikahan (itu aja yang diundang biasanya keluarga). Jadi kalau ada orang yang sering makan di luar, bisa diduga, dompetnya berlebih. Lha nek aku, yo mending masak dhewe nang omah. Murah meriah uakeh en puas. Mengko nek ono wektu tak critani.

    ReplyDelete
  26. sik asikkkkk. ada bahan tulisan.
    aku tunggu ya mbak. sekalian sama yg NYC ituh *wink wink*.

    ReplyDelete
  27. Aku ki ora kerjo, tapi gawean kok terus-terusan yo. Padahal kalau dipikir Leo yo wis ngrewangi pekerjaan rumah tangga, tapi tetep wae ono sing kudu ditandangi. Halah alasan aja....he..he..he..semoga aku mood nulis yo, dadi mengko tak critani.....

    ReplyDelete
  28. Loh mbak, ibu rumah tangga itu justru pekerjaan yang ngga ada selesai selesainya. 24 hours job. Begitu melek tandang gawe. Nyiapin sarapan, mbekeli sangu buat yang sekolah dan kerja. Abis itu jadi supir ngeterke mrono mrene. Kelar jadi supir, resik resik omah, blonjo ke pasar, mampir kantor pos, ke bank bla bla bla. Pulang ke rumah, nyiapke makan siang. Resik resik maneh. Tandang gawe resik2 kok ra entek entek yo :))
    Durung mengko yen anake melu ekstra kurikuler. Ngeterke mrono mrene. Melu rapat neng sekolah. Nyinaoni anak.
    Bengi lagek iso leyeh2. Nek duwe bayi, tambah sibuk maneh. Nek anake wis ngancik sekolah, mbokne rodo iso ono selone. Anake sekolah, mbokne melu sekolah.
    Jadi ibu rumah tangga iku adalah = housekeeper/acountant/driver/chef/shoulder to cry on/teacher/travel planner/bos besar/dan masih banyak lagi daftar yg nggak bisa disebut.

    ReplyDelete
  29. Lha pancen kok. Lha wong aku wae sing berdua, rumangsaku kok mesti ono wae yo sing kudu digarap. Opo maneh nek nduwe bayi.....

    ReplyDelete
  30. iki topike wis nggladrah neng endi2. Dari ngomongin ulang tahune ABG mbleber ke makanan. Trus saiki ibu rumah tangga. Ono bayek sisan.
    Yo ngene iki lho nek senengane ngoceh :)
    Mbak neng sebelah yo tak kirimi surat. duowoooo. Susah nek hobi ngoceh ngene :))

    ReplyDelete
  31. Ha....ha....ha...memang kalau hobby ngoceh susah dicegah...hi...hi...hi...

    Aku sudah bales walaupun singkat.....

    ReplyDelete