Wednesday, 7 November 2007

Should I blame the Indonesian copet?

Sebagai orang Indonesia, kita ini selalu merasa beruntung. Sudah kecopetan di Paris (mungkin dicopet di metro), tetap saja bilang: untung yang dicopet bukan passport.... untung cuma dicopet, nggak sampai dilukai.....untung cuma uang 35 euro...untung etc etc.

Mungkin karena filosofi yang "serba untung" inilah yang menyebabkan aku nggak cepat frustrasi, wong kalau sudah ilang mau diapain. Disesali mati-matian ya percuma, wong nggak bakalan mbalik lagi. Yang penting bagiku adalah lain kali harus lebih berhati-hati (walaupun waktu itu juga sudah ati-ati). Aku harus selalu ingat copet ada dimana saja, nggak hanya di Pulo Gadung, tapi di Rotterdam, di Paris, pokoknya banyak tempat ada copet. Bahkan di gedung parlemen yang hebatpun copetnya jauh lebih berbahaya karena yang dicopet uang rakyat yang jumlahnya milyaran rupiah. Copetnya berjas, berdasi, dan berbatik. Cuma nama mereka lebih keren: instead of copet, mereka disebut koruptor.

Ketika sadar kalau aku kecopetan, aku langsung telpon Leo. Dia langsung tanya apakah passport dan verblijfsvergunning (stay permit) ku ilang enggak. Aku bilang enggak, kalau itu aman karena aku simpan di dompet yang talinya aku gantung di leher dan tertutup di balik t-shirt yang aku pake. Leo langsung lega. Kedua dokumen itu sudah kayak nyawa bagiku. Kalau sampai ilang.....aduh...ngurusnya bisa setengah mati. Ingat ceritanya Ekani, gimana sulitnya ngurus verblijsvergunning nya yang ilang ketika dicopet di pasar Afrikaanderplein Rotterdam.  

Waktu aku ditanya Leo, aku bilang yang ilang adalah: uang kertas 30 euro, koin-koin sekitar 5 euro, kartu korting kereta (NS), OV-Chipkaart (kartu metro), Chippas, ATM dari 2 bank di Indonesia, travel insurance card, health insurance card dan KTP.

Akhirnya aku dibawa Upi ke kantor polisi. Blio membantuku untuk ngomong sama pak polisi Perancis yang masih muda belia (aduh...polisinya imut. Walaupun kehilangan dompet masih juga sempat-sempatnya perhatiin keimutan mas polisi). Polisi bilang bahwa mereka cuma bisa memberikan surat keterangan kalau yang ilang passport Perancis dan KTP Perancis. Selebihnya, untuk passport warga negara lain, harus lapor ke kedutaan masing-masing.

Reaksi pertamaku ketika tahu info ini....alhamdulilah passport dan stay permitku nggak ilang. Tapi matilah aku harus ngurus dokumen-dokumen lainnya. Mungkin yang di Belanda lebih gampang, tapi yang dokumen Indonesia ini yang sulit karena mereka selalu minta surat keterangan dari polisi. Lha kalau polisi nggak bisa kasih keterangan terus gimana coba. Aku waktu itu menyesali, kenapa nggak aku tinggal di rumah saja kartu-kartu dari Indonesia ini, wong biasanya juga aku tinggal di rumah. Cuma setelah pulang mudik dulu, lupa mulu (atau males mulu).

Seperti dugaanku, untuk urusan yang di Belanda memang gampang. Sebelum aku pulang, Leo sudah telpon berbagai tempat untuk minta diblokir dan minta kartu baru. Bahkan travel insurance company segera mengirim formulir deklarasi yang bisa aku isi tentang apa saja yang ilang (semoga mereka mau ganti uang yang ilang dan biaya-biaya pembuatan kartu baru).

ATM dari bank di Indonesia sudah aku blokir. Mereka minta surat keterangan kepolisian, tapi kalau nggak bisa mau apa? Tapi yang jelas uang masih bisa diambil kalau masih punya buku tabungan. Nah yang bingung nih KTP. Untuk bikin baru kan harus minta surat keterangan dari polisi. Apa ya aku harus bohong kalau aku kecopetan di Pulo Gadung? Sampai-sampai aku bilang sama Leo:

"Should I blame the Indonesian pickpocket?"

Leo tertawa dan bilang: "Poor Indonesian pickpockets....mereka harus bertanggung jawab terhadap perbuatan kolega mereka di Perancis....."

Lha ya gimana, wong birokrasi mengharuskan begitu. Lha wong yang nyopet copet metro Paris kok aku lapor dicopet di Pulogadung....kasihan banget deh copet Pulogadung....

Tapi kalau dipikir-pikir juga bener lho, ngapain kita harus lapor polisi, wong selama ini kalau lapor polisi kan nggak bakalan to polisi terus berusaha nyari? Coba saja kalau kita lapor kehilangan di Pulogadung atau di KRL Jabotabek, apa ya kemudian polisi akan nguber copetnya? Nggak kan? Lha terus buat apa coba harus lapor polisi segala? Cuma nambah-nambahin panjangnya birokrasi.

Tiba-tiba aku teringat, kalau aku ninggalin KTPku di Depok. Langusung begitu sampai rumah, aku telpon ibu. Dan ternyata memang betul, aku nggak perlu khawatir. Ibu menyimpan KTPku. Alhamdulillah.....aku nggak perlu mengkambing hitamkan copet Indonesia untuk sesuatu yang tidak mereka lakukan. Horeeee.....KTP ku nggak ilang.

Catatan: gambar di atas adalah gambar masuk stasiun metro bawah tanah di Paris. Aku ambil foto ini ketika dulu mengantar adikku ke Paris tahun lalu.   

 

 

  

 

49 comments:

  1. untung .... krn sll sesuatu pst ada berkahnya :)

    ReplyDelete
  2. Untung pasportnya nggak hilang Mbak Sri...kalo nggak gimana coba mana lagi di Paris.......

    ReplyDelete
  3. untung aja dokumen masih utuh....
    mo donk liat tampang imut om polisi hihih *genit*

    ReplyDelete
  4. Ini betul-betul aku syukuri, nggak kehilangan passport, nggak kehilangan stay permit dan nggak kehilangan kartu ATM yang dari bank Belanda. Kalau ilang.....aduh rasanya bisa nangis Bombay kayak di film-film India....

    ReplyDelete
  5. Lha iyo to Ning. Wong kecopetan, kok yo sempet-sempetnya cuci mata ngelihat imutnya mas polisi yang kecil mungil untuk ukuran Belanda. Mungkin kalau ada polisi mungil imut kayak gini di Belanda, copet nggak takut kali ye. Lha piye, orang Belanda dan orang-orang Afrika yang tinggal di Belanda umumnya kan gede dan tinggi. Lha artinya copet Belanda kan guede-guede juga yak...

    ReplyDelete
  6. Lha kalau ini malah nggak kepikiran moto. Lha gimana, apapun perasaanku masih belum nyaman juga waktu itu. Jadi ya nggak kepikiran motret mas polisi yang imut. Kalau motret nanti dibilang nggak serius....he...he...he....

    ReplyDelete
  7. keren donk kecopetan nya di Paris .. daripada di Pulogadung heheheh .. kidding :-)

    ReplyDelete
  8. Ha...ha...ha....kecopetan dimana saja sih sama rasanya....hi...hi....hi....

    ReplyDelete
  9. mbak pulis imutnya gak mbok foto? :D

    ReplyDelete
  10. Syukur Alhamdulillah mbak.. klu semuanya bisa dibereskan dengan lancar... hehehe jadi inget kejadianku .. aku juga ilang dompet beberapa bln yg lalu sebelum mudik bln Juni.. sama mbak pas ada atm bank Indonesia, juga sim Jakarta karena udah mau mudik biar gak lupa bawa aku masukin dompet lha... malah kecopetan, bahkan atm Lippo punya suami pas ada di dompetku juga... klu aku kepaksa blame the Indonesian copet, pas lapor polisi bilang ilang di mall PS kekekek... untung KTP ada di Jakarta jadi bisa ngurus sim lagi dan lain2nya.. walaupun sim jadi kayak bikin baru bikinnya di daan mogot, jauh deh...
    hehehe maap jadi cerita di sini.....

    ReplyDelete
  11. Untung banget ya verblijf vergunning dan pasport gak dicopet..

    ReplyDelete
  12. Wis ora kepikiran moto, wong bar kecopetan. Nanti dikira nggak sarius lapornya. he...he...he...

    ReplyDelete
  13. Lha iyo to kasihan copet Indonesia yang dipersalahkan untuk sesuatu yang bukan salah mereka. Lha tapi piye lagi....
    Tapi tetep aja kan ngurusnya butuh waktu banyak, urusan repot. Ya begitulah nasib orang kecopetan....

    Alhamdulillah semua pihak sudah dikontak, tinggal nunggu datangnya kartu-kartu yang baru. Malah health insurance card sudah sampai di tangan, cuma ditelopon/diurus 2 menit, langsung dikirim ke rumah.

    ReplyDelete
  14. Lha itu yang paling penting. Nggak ada 2 dokumen itu, kita bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain karena kayak "nyawa" kita. Nggak gampang lho ngurus kayak gitu. Ekani malah harus ngurus verblijfsvergunning dari awal lagi ketika dulu dia kecopetan. Bisa bayangin kan lamanya kayak apa dan harus nyiapin berbagai dokumen untuk bikin yang satu ini, harus ke gemeente segala malah. Wis kalau ilang yang ini, repot banget.

    ReplyDelete
  15. berpikir positif kan jauh lebih baik daripada negatif mulu menurutku :D :D
    untung ngga ruwet ya urusannya

    ReplyDelete
  16. filosofi untung ada gunanya juga.....gak cepat stress yo mbak....walau sudah kecopetan:)

    ReplyDelete
  17. itulah orang Indonesia, walo udah kecopetan tetep aja merasa beruntung ... :))

    ReplyDelete
  18. untuuungg enggak hilang semua :)

    ReplyDelete
  19. makane orang Jawa akeh sing namane Bedjo... he he :)

    ReplyDelete
  20. Iya betul....berpikir positif selalu lebih baik daripada negatif.....
    Untung yang ilang bukan passport, untung yang ilang kartu korting kereta, untung.....etc...etc...

    ReplyDelete
  21. Lha iyo, wong dibuat sutris yo nggak ada gunanya. Dompet nggak bakalan mbalik, jadi ya mendingan pake filosofi serba "untung"....

    ReplyDelete
  22. Lha ya itu...orang Indonesia masih saja merasa beruntung, bahkan ketika kecopetan...

    ReplyDelete
  23. Betul.....untung masih bisa pulang, untung masih bisa ngempi....untung...etc. etc.

    ReplyDelete
  24. Ha...ha...ha....mulakno yo Bejo nang endi-endi....lha wong untung terus, ora tahu rugi. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  25. moga2 ada hikmahnya ya mbak sri..., agar kita lebih hati2 nyimpen semua dokumen yg penting2...:)

    ReplyDelete
  26. positif denken emang selalu menguntungkan.

    ReplyDelete
  27. Mbak.. asli ngakak waktu baca yang ini...
    "... Leo tertawa dan bilang: "Poor Indonesian pickpockets....mereka harus bertanggung jawab terhadap perbuatan kolega mereka di Perancis....." .. "

    Syukurlah akhirnya semuanya bisa beres :)

    ReplyDelete
  28. Iya betul sekali. Memang harus lebih hati-hati lagi. Sekarang uang dan dokumen aku pisah. Yang dokumen kayak kartu stay permit, kartu ATM aku taruh di dompet tersendiri, terus aku masukkan ke tas tapi di tempat yang tersembunyi yang ada ritsluitingnya. Sedangkan dompet lain isinya uang secukupnya (wong nggak punya duit banyak. he...he...he...).

    ReplyDelete
  29. Betul bu. Lha wong disesali mati-matian ya nggak ada gunanya. Alles is bijna geregeld (eh...bener nggak gramatica nya? hi...hi...hi...sok tahu).

    ReplyDelete
  30. Ha...ha...ha....lha gimana lagi. Kita terjebak pada birokrasi yang kaku. Kalau dipikir polisi Perancis yang imut itu yo bener kalau mereka cuma mau bikin deklarasi untuk kehilangan passport dan ktp prancis. Lha apa kalau mereka bikin surat keterangan kehilangan uangku yang 35 yuro apa ya mereka mau ngoyak (nguber) copet dari satu metro ke metro lain. Rak yo enggak to?

    Tapi alhamdulillah semuanya bisa beres. Tinggal nunggu kartu-kartu yang akan dikirim ke rumah. Yang rada complicated ya itu, kartu-kartu ATM Indonesia. Tapi yang jelas uang masih bisa diambil pake buku tabungan walaupun tanpa kartu ATM katanya.

    ReplyDelete
  31. Iya betul....jenengé wong Jowo, bathi en bejo terus, ora tahu rugi. he...he...he....

    ReplyDelete
  32. Betul...oentoenglah...eh sorry kok malah ikutan abjad Londo....maksudku untunglah....

    ReplyDelete
  33. Untung..ya mbak... (duh..emang bener kan kata ini emang selalu muncul di setiap musibah yang menimpa terutama orang2 Indonesia.. hehehe). Tapi beneran emang untung banget yah mbak.. setidaknya yang terpenting itu gak ilang. Filosofi untung ini memang satu hal yang benar2 bisa meringankan beban pikiran setelah mengalami kejadian yang gak mengenakkan. Setiap kejadian pasti ada berkah tersembunyinya ya..dengan berpikir positif, setidaknya kita jadi bisa melihat hal2 lain yang patut kita syukuri di setiap masalah.

    ReplyDelete
  34. Betul sekali Lis, apapun pasti ada hikmahnya. Semuanya tergantung apakah kita mau dan membuka hati untuk melihat hikmah tersebut. Aku juga setuju Lis, setiap kejadian ada berkah tersembunyi. Kamu memang bagus membuat kata-kata yang pas. Thanks ya Lis.

    ReplyDelete
  35. Sri, kartu posmu yang cantik dari Paris udah dateng. Trims banget! Aku suka sekali gambarnya, menggambarkan persahabatan yang hangat! Sebenarnya aku pengin foto untuk kulampirkan di sini, tapi belum sempat. Nanti-nanti aku foto deh, soalnya gambarnya apik banget. Trims ya.

    ReplyDelete
  36. Sama-sama Amy...itu dari Upi. Aku ikutan nulis di bawahnya...waktu nulis itu, serasa kami minum kopi di cafe pada tahun 50 an. Hi...hi...hi...kayak pernah berpesiar di tahun 50 an aja....
    Ayo kapan kita jalan bertiga, jadi bisa foto bertiga kayak gitu...

    ReplyDelete
  37. "nggak cepat frustrasi, wong kalau sudah ilang mau diapain. Disesali mati-matian ya percuma, wong."

    Betul Sri, kalau dipikirin terus bisa jadi spt apa tuh.Kamu di-assuransi perjalanan tidak? Kalau assuransi, nanti bisa dpt kembali dari verzekering.Tapi saya tak tahu kalau 4 hari juga di-verzekerd gak.

    ReplyDelete
  38. duh memang udah kecopetan masih bisa perhati-in polisi kamu Sri, tapiiiiiiiiii di-Paris banyak yg imut2 gitu kok.Wkt si oom kongres dulu, aku ikut dan pagi2 sering duduk di-terras (krn gak mau ikut masuk nongkrongin kongres) dan banyak yg jala2 biasa ke-kerja atau belanja, lebih banyak yg imut2 drpd yg sebaliknya.

    Omong2 tas Céline. Mereknya sekarang sudh lama,dibanding sama LV ya belum lama.TAPI harganya gak kalah sama LV, sama murahnya.

    ReplyDelete
  39. headshotmu sekarang sudah rubah bagus Sri.
    Dulu kita cuma dpt lihat bunga2 selalu, sekarang orangnya dari belakang bunga2 itu muncul keluar, ternyata orangnya cantik dan tambah langsing!! Bagus headshotmu,Sri.

    ReplyDelete
  40. Kami punya travel insurance tante. Leo sudah telpon mereka dan kami sudah dikirimi formulir deklarasi untuk diisi apa saja yang hilang dan berapa total kehilangan tersebut. Semoga klaim kami nanti bisa diganti tante.

    ReplyDelete
  41. Hi...hi...hi....betul kan tante banyak yang imut-imut di Paris.....

    Belum pernah saya ngelihat tas Céline tante, apalagi punya. he...he...he...yang jelas sih bukan kelas saya tante (maksudnya nggak kuat beli produk harga mahal. he...he...he...). Hari Sabtu lalu, saya akhirnya sudah beli dompet di pasar Rotterdam Blaak. Harga 5 Euro, nggak bermerk, murah meriah. Yang penting fungsinya tante. Mau beli yang mahal pasti juga nggak mampu (lagian isinya juga cuma dikit. Kalau dompetnya harga mahal, nanti uangnya rendah diri. hi...hi...hi...).

    ReplyDelete
  42. Terimakasih tante, ini foto sudah lama sebetulnya. Leo yang ngambil waktu spring di desa kami.

    ReplyDelete
  43. Sri, terima kasih atas kartu posnya yang cantik. Rasanya sangat manis, seperti permen!

    ReplyDelete
  44. Sri, tadinya aku mau pasang foto postcard yang kamu kirim dari Paris di sini. Tapi ternyata nggak mau nongol gambarnya. Karena itu aku pos di halamanku, di bagian "messages of friendships". Kamu lihat di sana ya, gambar postcardnya bagus! Aku suka sekali dengan postcard itu. So sweet, it's like candies. Terima kasih ya, Sri. Have a wonderful autumn!

    ReplyDelete
  45. OK Amy....aku meluncur ke sana. Aku juga suka banget postcard tersebut....
    Have a nice day....

    ReplyDelete