Wednesday, 7 March 2007

Naik pesawat telpon saja....

Rasanya prihatin dan sedih mendengar kecelakaan pesawat Garuda yang kemarin terjadi. Perasaan belum hilang dari ingatan kita tentang kecelakaan pesawat yang dialami oleh Adam Air. Belum lagi kalau nggak salah Lion Air juga pernah kepleset. Aku rasanya mengurut dada, apakah kita ini kurang mematuhi standar keselamatan internasional.


Setahuku di negara-negara Eropa Barat, standard keselamatan internasional dijalankan secara ketat. Misalnya Transavia dan Air Berlin, walaupun mereka murah, tapi tetap saja harus mematuhi standard keselamatan internasional. Pesawat dari luarpun harus mau menerapkan standard internasional ini kalau mau masuk negara-negara EU. Aku masih ingat, ada maskapai penerbangan Turki yang dilarang untuk beroperasi di Belanda (mendarat dan tinggal landas dari Schiphol) karena dianggap tidak layak keselamatannya. Banyak juga pesawat-pesawat dari Eropa Timur dan Afrika yang juga tidak boleh beroperasi di negara-negara EU karena dianggap mereka sangat buruk dalam hal maintanance.  Daftar pesawat yang tidak boleh beroperasi di EU airports dapat dilihat disini.   


Kembali ke tanah air, banyak orang percaya bahwa Garuda dianggap yang paling reliable selama ini. Dengan rate yang cukup mahal dibandingkan dengan rate pesawat-pesawat domestik lainnya, orang percaya bahwa Garudalah yang terbaik. Perusahaan tempat adikku bekerja bahkan punya kebijakan melarang staff nya terbang dengan pesawat di luar Garuda kalau mereka sedang bertugas. Perusahaan tidak mau ambil resiko kalau terjadi sesuatu. Jadi mereka betul-betul tergantung pada Garuda. Aku tidak tahu apakah setelah kejadian kemarin, perusahaan tempat adikku bekerja masih menerapkan kebijakan tersebut.


Aku bilang sama temanku, sekarang bingung mau milih pesawat apa. Memang hidup dan mati di tangan Tuhan, tapi kita kan harus berusaha, tidak boleh sembrono bermain dengan nyawa. Kalau tahu sebuah pesawat maintanance nya jelek, ya harus dihidari. Temanku bilang:


"Naik pesawat telpon saja mbak. Aman"


"Aku ini nanya serius sama kamu, kok malah disuruh naik pesawat telpon"


"Lha sampeyan juga gitu. Mau terbang takut, tapi penginnya ke mana-mana. Ya sudah, naik pesawat telpon saja. Aman. Lebih murah lagi. Toh sampeyan bisa dengar suaraku to?"      

22 comments:

  1. oh iya beneran emang aku juga pernah becanda gitu....
    pesawat yang gak bakal jatuh kecuali dibanting ya pesawat telepon .....

    ReplyDelete
  2. Itu saja pake dibanting dulu ya mbak...

    ReplyDelete
  3. aku sebentar lagi mau mudik, masku sempet takut mau mudik juga, akhirnya aku bilang ga usah naik pesawat nanti kesolonya kita naik kereta aja, dia trauma liat pesawat di indo pada jatuh, hiks

    ReplyDelete
  4. banting apa Sri, banting tulang atau banting harga?

    ReplyDelete
  5. lha kog kayak becandaan direktur di sini...kemarin aku meeting pagi, di sela2 meeting serius ngomongin terbakarnya GA ini, mereka juga ngomong, numpak pesawat telpon wae...slamet!

    ReplyDelete
  6. uang yg disediakan utk menjamin kebaikan pesawat,dipakai utk menyuap orang2.....(nanti tanya suami dulu, lupa nyuap siapa ya,tetapi suamiku yg bilang setelah baca dikoran, nanti kalau dia kembali dari DH)

    yg kau tulis diatas yg termasuk dilarang mendarat di-NL baca "disini" telah saya "klik" dan kubaca maskapai2nya, yg pertama-tama kutemui ialah Gorilla Air. Yah aku juga takut atuh....namanya sudah Gorilla...

    ReplyDelete
  7. Sri link daftar pesawat gak laik terbangnya aku copy boleh ?

    ReplyDelete
  8. Orang jadi paranoid ya akhirnya. Aku juga paham kok kalau masnya jadi takut setelah tahu tentang kecelakaan pesawat akhir-akhir ini.

    ReplyDelete
  9. Boleh mbak, silahkan. Itu juga yang nyariin Leo tadi pagi sebelum berangkat ke kantor. Dia bilang sih sebetulnya masih banyak situs lain, tapi paling enggak satu sudah cukup menggambarkan maskapai penerbangan mana saja yang di-black list oleh EU airports.

    ReplyDelete
  10. Banting pesawat telponnya tante. Kalau rusak masih bisa beli di Media Markt tante.

    ReplyDelete
  11. Lha iyo to, mosok kita disuruh numpak pesawat telpon. Lha kalau bisa, aku yo mau saja.

    ReplyDelete
  12. Ngeri ya tante, kok korupsi lebih dikedepankan daripada keselamatan penumpang dan awak pesawat.

    Gorilla Air mungkin supaya kelihatan kuat barangkali tante. Buat saya, walaupun kalau ada pesawat namanya Emprit Air asalkan aman sih nggak apa-apa.

    ReplyDelete
  13. Selamat pagi juga tante. Tante sudah bangun ya? Saya tadi terbangun jam 3 kemudian susah tidur lagi.

    ReplyDelete
  14. Kalau bisa naik pesawat telpon mau juga, dgn melihat kejadian2 barusan ini ngeri juga naik pesawat terbang..

    ReplyDelete
  15. Mau naik pesawat telpon rumah atau telpon HP?

    ReplyDelete
  16. jadi mikir juga kalo dari jakarta mau ke semarang naek apa jika mudik nanti ... naek kereta sich mungkin aja ...
    cuma, bawa 3 koper dengan berat @ 25 kg plus ransel-ransel yang dibawa ke kabin, kan mayan juga tuch ... walo suamiku ada body kuli, tapi kan tetep aja repot pating printil gitu ...

    ReplyDelete
  17. ongkosnya berapa ya Sri kalo naek pesawat telpon..trus makanannya enak-enak engga...*ikutan ngaco..hehe

    ReplyDelete
  18. Bisa bayangin deh betapa repotnya kalau harus naik kereta. Kalau nggak bawa apa-apa sih bisa lenggang kangkung tapi kalau pake bawa koper dan sebagainya, duh...repot banget ya...

    ReplyDelete
  19. Kalau nggak dipencet telponnya malah biayanya gratis. Makannya enak, malah self service, tinggal ngambil di dapur. he...he...he...

    ReplyDelete
  20. musibah bisa terjadi dg pesawat yg punya high standard. tapi indonesia memang terkenal dg kurang pedulinya dg standard keselamatan penumpang walaupun dibilang high standard dibanding negara lain masih jauh deh.

    ReplyDelete
  21. Rasanya ngeri kan kalau gitu? Itu belum termasuk pelayanannya yang non teknis. Lha naik Garuda sama naik SQ beda jé pelayanannya. Pramugari SQ menurutku lebih efisien dan helpful. Ini menurutku lho ya. Padahal kalau dipikir, pramugari SQ kan kecil-kecil. Saking kecilnya, sampai kayak nggak punya pinggang. Tapi dalam pelayanan, mereka bagus menurutku.

    ReplyDelete