Tapi ada konsekuensinya beli rice cooker ini. Harus siap diledek. Untuk mempersiapkan diri, setelah bayar di kasa, aku sms Leo kalau aku nggak tahan untuk nggak beli cooking stuff. Aku nggak bilang kalau cooking stuff yang aku beli kali ini adalah rice cooker. Sampai di rumah, aku e-mail dia ke kantornya untuk memberi tahu hal yang sama (soalnya aku belum dapat komentar "miring" dari dia. Jadi mungkin dia belum sempat baca sms ku). Nggak berapa lama, aku dapat jawaban lewat e-mail:
"It's impossible...... kamu kan sudah punya banyak cooking stuffs kan?"
Aku nggak jawab e-mailnya. Tapi begitu dia pulang, hal pertama yang dia lihat dan amati adalah rice cooker baru. Mungkin saja dia sebetulnya "mengagumi" kepandaianku memilih barang, cuma nggak ngomong saja. Dan seperti biasa sambil mengamati barang baru........dia senyum-senyum menyebalkan, wis njelehi tenan pokoknya.
"So....cooking stuff again? New stuff again?" sambil tetap melanjutkan senyumannya. Ih nyebelin deh, soalnya senyuman tersebut paling tidak punya 3 arti yaitu:
1. Kan sudah punya rice cooker, kok beli lagi? (Jawab Sri dalam hati: kan yang ini lain)
2. Terus mau disimpan dimana? (Jawab Sri dalam hati: yah....nanti dicarilah tempatnya. Wong ya cuma kecil gitu lho, kan bisa diselipin dimana gitu....halah alasan)
3. Setelah ini beli cooking stuff apa lagi? (Jawab Sri dalam hati: itu sih tergantung uang yang bisa dikucurkan oleh penyandang dana alias donatur yang dalam hal ini Meneer Leo)
Memang dia nggak ngomong apa-apa, tapi senyumannya malah terasa lebih "menusuk" daripada kata-kata.
Tanpa menunggu komando, aku sudah menyiapkan alasan mengapa beli rice cooker tersebut:
"Siapa tahu kita piknik dan nginep dimana gitu, kayak di apartemen atau bungalow. Jadi kan bisa masak nasi atau pasta, atau kentang atau sayur. Lihat saja petunjuknya bisa untuk masak apa saja"
"Lho kan tidak semua apartemen kayak gitu nyediain microwave"
"Ya cari yang nyediain microwave dong" Ada aja alasannya....he...he...he....
Setelah itu dia harus melakukan hal lainnya yang kelihatannya cukup urgent dan aku juga sibuk untuk mempersiapkan makan malam.
Ketika makan malam, Leo nggak tahan lagi untuk nggak nanya:
"Setelah ini, kamu sudah lengkap dong peralatan masakmu?"
"Ya belum.......kalau dibandingin bloggers lain sih peralatan yang kita punya masih belum ada apa-apanya. Kan kita cuma punya cetakan bolu kukus sama loyang persegi dan loyang bulet. Belum punya cetakan putu mayang, cetakan pukis, cetakan serabi, cetakan ......."
Pokoknya aku sebut satu-satu semua peralatan dapur, loyang dan cetakan yang belum aku punya. Leo sampai bingung geleng-geleng kepala mendengarkanku mengabsen semua peralatan masak yang belum aku punya. Mungkin dalam hati dia bilang:
"O....begini to kalau punya istri orang Indonesia...."
aku ra isa ora ngguyu maca iki mbak .... hahahahahaaaaa ...
ReplyDeleteLho iki kejadian tenanan lho, ora dagelan. ha...ha...ha...
ReplyDeleteBenar Sri...
ReplyDeleteAKu baca sambil senyum-senyum.
hahahaha.....percis jawaban gue sri! *siakang kalo gitu cuma geleng2 kepala doang....LOL*
ReplyDeleteBenar kan? wong memang aku belum punya semua peralatan masak kok....
ReplyDeleteMemang para suami ini bisanya cuma bisa geleng-geleng kepala en pasrah ya kalau untuk urusan beginian. ha...ha...ha...
ReplyDeleteMasa? yg diatas tuh.... super
ReplyDeleteKan masih banyak yang belum punya. he...he...he...
ReplyDeleteSama Sri... saya juga nggak komplit. Karena nggak begitu hobby sama masak. Tapi hobby sama makan.
ReplyDeletehuaaaa si PB malah semangat mbak kalo aku pengen cooking gadget...
ReplyDeleteWekekekekkkk .... kamu tuuu ... setiap moco jurnal kamu, pasti terkentut-kentut aku ..ups, terkekeh-kekeh ... ono-ono ae ... pinterr kamu Sri!
ReplyDeleteKalo aku, sekarang semenjak diajari kamu MP ... setooooop beli belian prekakas dapur, wong sudah ga ada tempat lagi! Kecuali ganti rumah yang lebih buesar dan isinya dapuuur tok ... huehehehehe
hahahhaha laper mata yaa :))
ReplyDeleteha..ha..ha .... mbaaaaaaaaaaaaaaaa....geli banget aku baca persiapan pidato yang bakal mbak siapkan sebelum di tanya hihihii.. bisaaaaaaaaaa bener.... tapi okeh looh..kalo dah brani kumpulin cooking stuff kayak gini..ntar bentar lagi gadget yang kecil2.. trus mulai deh praktek masak..bener deh mbaa..kalow alat dah lengkap biasanya hati jadi semangat 45 loh.. Good Luck ya mbaa.. selamat berkarya di dapur.. makin cinta deh..suami.. :)) mmmuuuach.. dari jauh..
ReplyDeleteBelum punya cetakan putu mayang, cetakan pukis, cetakan serabi, cetakan ......."
ReplyDelete------------------------------------------------------
Cetakan kembang goyang.... hihihi....opo maneh kuwi...
Lha kalau itu sama kita. Toss....
ReplyDeleteMalah bagus kan ada dukungan? Ayo masak lagi, jadi aku bisa nyontek resepnya.....
ReplyDeleteLha wong rumahku juga kuecil kok sebetulnya. Makanya bingung mau ditaruh dimana kalau punya peralatan baru. Kalau yang rice cooker ini memang maksa....
ReplyDeleteBegitulah ceritanya. he...he...he....
ReplyDeleteLho kan aku belum punya cetakan kembang goyang. he...he...he...
ReplyDeleteThanks ya. Muach....juga dari sini.
ReplyDeleteSebetulnya setiap kali mau beli cooking stuff bingung mau nyimpen dimana. Maklum rumah kecil......jadi setiap kali beli barang baru, harus sudah siap dengan pidato. he...he...he....
pertanyaan no. 2 adalah pertanyaan yangs elalu diucapkan ma suamiku tiap aku mau beli sesuatu ... maklum, rumah kami yang imut ini udah penuh dengan maenan Adit ... tapi jawabannku sama juga dengan jawaban mbak Sri, "adalah tempatnya, ntar dicariin tempat pasti bisa" ... ha ha haaaaaaaa ...
ReplyDeleteRumah kami juga kecil. Jadi apalagi jawabannya kalau bukan itu. Iya to? he...he...he...
ReplyDeletemungkin suamiku heran, dengan rumah yang seuprit gini, aku punya perabotan dapur yang lebih banyak dari ibunya ... ha ha haaaaaaa ....
ReplyDeleteaku cuma kalah di size'nya aja Mbak ... kalo ibu mertua punya wajan yang super gedhe (buat bikin jenang), panci gedhe, dandang gedhe sementara yang aku punya size'nya tentu saja yang jauh lebih kecil ... tapi punya perabotan yang ibu mertua gag punya seperti FP, perabotan prasmanan, microwave, he he he ...
Hebat ya ibu mertua, punya alat macem-macem yang gede. Ibu mertuaku lebih punya alat-alat kebon daripada alat-alat masak. Maklum orang Belanda lebih suka berkebun daripada masak. he...he...he...
ReplyDeletePunya perabotan prasmanan ya? Hebat euy.... sering bikin acara ya? Kalau sering memang butuh alat beginian. Kalau aku bikin pesta aja nggak pernah, jadi ya cukup dengan rice cooker kecil. hi...hi...hi....
ya gara-gara suamiku ngurusin tim bola, jadinya kan anak-anak bola sering meeting di rumah, kadang nonton bareng juga ... makanya sekarang jadi punya perabotan prasmanan lengkap dengan berlusin-2 piring ma sendok garpunya ... he he he ...
ReplyDeletedasar ibuk-ibukkkkk.... dimana aja samaaaaaaaaaa... wakakakakak
ReplyDeleteHa...ha...ha.....rasain nanti kalau jadi emak-emak kayak aku.......
ReplyDeleteKalau itu sih memang betul terpake. Jadi tepat punya perabotan prasmanan. Siapa tahu aku nanti bertamu ke Kuwait, terus disuguhi hidangan prasamanan, kan sudah ada perabotannya. ha...ha...ha....
ReplyDeletehihihi toss dunk mba hoby nya bela beli peralatan padahal kalo punyaku peralatannya semua kebanyakan nganggur abis ga ada waktu buat masak, hiks...
ReplyDeletekemaren masku sampe bilang pas aku ngelirik cetakan kue di carrefour, "udah ga usah liat cetakan lagi selama setahun, apa yg kamu bawa dri indo sudah lebih dari cukup, heheheh"
Ha...ha...ha....
ReplyDeleteAku tadi malah disindir. Pulang dari kantor, bojoku nanya: "hari ini kamu nggak beli peralatan dapur?" he...he...he....
hahahhh...dasar perempuan...!!!
ReplyDeleteeh..tapi sepertinya para perempuan (baca: istri) memang hobi merancang berbagai alasan agar nggak diomelin suami begitu menemukan ada "barang" baru di rumah...
kalo saya paling demen kubeli tas ato sepatu mbak...
mending kalo tas/sepatu fashion yg centil2..
yang kubeli itu tas ransel dan sepatu kets...
dan alasannya selalu sama....."mumpung diskooonnn...."
(walopun kadang2 nggak lagi diskon, ngakunya tetep diskon...:D)
sampe2 bojoku menjuluki "putri diskon"
Nah kalau gitu, teorinya Leo bener tentang logika perempuan. he...he...he...
ReplyDeleteAku pernah tulis di blogku ini disini: http://cutyfruty.multiply.com/journal/item/46
selama masih bisa ngasi alasan yg tangguh,why not....hehe
ReplyDeleteBetul....setuju aku. Memang sesama perempuan harus saling mendukung untuk masalah beginian. ha....ha...ha....
ReplyDeleteMemang kalau dibutuhkan tidak bisa harus beli, kalau tidak menyesal.
ReplyDeleteBetul tante....
ReplyDelete