Selain kacang bawang, kami juga membuat kaasstengel. Aku menyebut kami, karena Leo juga ikut bantuin banyak dalam pembuatan makanan ini (terutama waktu menggiling).
Di Indonesia orang membedakan antara cheese stick dan kaasstengel. Kalau cheese stick biasanya berbentuk ramping pipih dan digoreng, sedangkan kaasstengel berbentuk seperti telunjuk dan dipanggang atau di-oven.
Padahal dalam bahasa Belanda cheese stick artinya sama dengan kaasstengel karena kaas = cheese atau keju dan stengel = stick atau batang. Jadi kaasstengel = cheese stick.
Tulisan kaasstengel menggunakan 2 huruf "s" karena 1 huruf "s" kepunyaan "kaas" dan 1 huruf "s" lainnya milik "stengel". Kalau bentuk jamak menjadi "kaasstengels" dengan huruf "s" di akhir kata. Pengucapan kata "kaas" pun harus dengan "a" yang panjang karena ditulisnya "kaas" bukan "kas". Seperti umumnya kata-kata dalam bahasa Belanda, "kaasstengel" ditulis dalam 1 kata bukan 2 kata walaupun mengandungi 2 kata yaitu "kaas" dan "stengel"
Leo menyebut makanan ini sebagai kaasstengel. Dia bener-bener suka banget makanan ini. Dia bilang: "This is the best kaasstengel I have ever had......." Maklum di Belanda dia belum pernah menemukan kaasstengel seenak ini. Kaasstengels yang dijual disini biasanya bentuknya guede sekali. Aku belum pernah melihat kaasstengels Belanda yang digoreng, selalu yang dipanggang. Makan separo sudah mblenger tapi rasa kejunya nggak setajam yang kami buat.
Walaupun dia awalnya ngomel-ngomel karena mesin pasta yang kami gunakan tidak bagus (maklum wong murah), tapi begitu merasakan hasilnya, hilanglah semua kekesalan tersebut.
Waktu itu kebetulan kami punya simpanan Goudse kaas (keju Gouda), 48+, oud (tua). Aku pernah membuat ulasan tentang keju Belanda di sini. Seharusnya sih pake keju Edam, tapi aku nggak punya. Tapi Goudse kaas yang 48 + dan oud (tua) ini sangat mantap rasanya.
Resepnya aku dapat dari milis yang sumbernya sebetulnya dari Primarasa Femina.
Bahan:
200 gram terigu (aku pake lebih karena masih terlalu lembek untuk digiling)
30 gram tepung sagu atau kanji (aku juga libihin)
1/2 sdt merica
1 sdt garam (aku pake 1/2 sdt karena keju yang aku pake keju tua, jadi sudah asin)
150 gram keju Edam parut halus (aku pake 170 gram Goudse kaas/keju Gouda, 48 +, Oud/tua)
75 gram margarine lelehkan (aku pake mentega)
2 butir telur kocok sebentar (aku kocok lepas saja)
1 sdm air bila perlu (aku nggak pake karena itu saja sudah kelembekan)
1000 ml minyak goreng
Cara Membuat:
1. Campur terigu, tepung kanji, merica, garam dan keju parut dalam mangkuk. Aduk hingga rata. Masukkan mentega dan telur. Uleni hingga kalis atau licin.
2. Bagi adonan menjadi 3 bagian dan gilas masing-masing adonan menjadi pipih. Aku malah bagi menjadi banyak karena mesin pasta kami nggak mampu untuk menggiling kalau cuma dibagi 3.
3. Potong-potong dan goreng.
TANYA DONG:
Ada yang punya tip nggak gimana cara menggoreng kaasstengels? Aku sebel banget karena setelah beberapa kali gorengan, minyaknya terus mumpluk berbusa bahkan sampai tumpah. Padahal aku nggorengnya pake panci besar dan isi minyaknya cuma 1/3 bagian. Setiap kali minyaknya naik, aku berusaha untuk menyendok dan memindahkan ke wadah lain, tapi gitu lagi gitu lagi.....
Akhir Cerita:
Setelah selesai bikin kaasstengel ini, kok ya mesin pastanya rusak. Padahal baru dipake sekali (wong belinya juga murah). hiks...hiks...hiks.....
Tapi yang jelas kata Leo: "Het is erg lekker......uenak tenaaaaannnnnnn. This is the best kaasstengel I have ever had....."
Karena uenak tenan (empuk tapi renyah garing dan berasa banget kejunya), Leo (aku juga ding) sulit nyetop makan kaasstengels ini. Lha wong bikin hari Sabtu, maksudnya untuk lebaran, lha kok Senin sudah habis separo (padahal jadinya banyak lho).
Padahal dia sudah aku jatah, cuma boleh makan yang dalam toples kecil, maksudnya setoples untuk 2 hari. Lha kok belum sampai sehari (boro-boro sehari, wong cuma beberapa menit), kaasstengelsnya sudah amblas. Lha kalau gini apa ya nyampe lebaran ya....mau bikin lagi (persediaan keju sih masih ada), mesin pasta sudah rusak.....hiks...hiks...hiks...
wahhh, ngemilin yang kayak gini aku gak bakal brenti2 lho mbak Sri.. hehehehe.. belum pernah coba yang digoreng.. males.. hehehe... lagian gak ada mesinnya :p
ReplyDeletewaduh kalau yg beginian mah saya juga bisa habis sendiri setoples besar :D :D
ReplyDeletekalau punyaku suka kutambahkan bawang halus atau yg bubuk.. jadinya rasa bawang tambah keju :-)
terima kasih untuk resepnya ya.. jadi ngiler liat fotonya :D
Aku mau dong... mana sini 1 toples kecil ajah! :))
ReplyDeleteEmang betul, susah berhentinya...
ReplyDeleteSebetulnya sih cepet ya, yang susah justru nggorengnya. Masih belum nemu cara gimana nggoreng ini supaya minyak nggak mumpluk berbusa.
Kalau nggilingnya sih pake gilingan kayu juga bisa, tapi memang sih kalau pake gilingan pasta lebih konsisten ketebalannya....
Sama-sama....
ReplyDeleteAku belum pernah nih pake bawang. Thanks ya, kapan-kapan kalau bikin aku tambahin bawang putih deh.
Mau bikin lagi, mesin pastanya rusak. Bisa untuk nggiling sih, tapi motongnya mungkin harus manual.
Jadi kaasstengel = cheese stick........
ReplyDeletebaru tau ini thanks for this info.............
Ayo ke sini kalau mau, sebelum kehabisan. Kemarin Leo nyariin, dia pikir aku sembunyiin. hi...hi...hi...
ReplyDeleteKalau bentuk jamak menjadi "kaasstengels" dengan huruf "s" di akhir kata.
ReplyDeleteso bhs belanda n bahs Inggris sama dunk kalu jamak ditambah huruf "s" ?
Sama-sama mbak Lily....
ReplyDeleteMemang kaasstengel = cheese stick.
btw mo nanya lagi.............ada yang model bhs inggris gak bentuk jamak yang berubah seperti
ReplyDeletechild jadi children
mouse jadi mice...........
heheheh pengen tau aja nih...........
Kalau jamak tidak selalu ditambah huruf "s" dalam bahasa Belanda. Misalnya "boek" (book), jamaknya adalah "boeken".
ReplyDeleteoh...........jadi sama ya ama bhs inggris gak semua ditambah 's' jamaknya............thanks lagi nih.......
ReplyDeleteKalau ini aku harus mikir dulu (maklum bahasa Belandaku juelek. hi..hi..hi..). Biasanya dalam bahasa Belanda, bentuk jamak diakhiri dengan "s" atau "en".
ReplyDeleteYang pake "s" misalnya "winkel" (toko) menjadi "winkels". Tapi "land" (negara) menjadi "landen". Yang mengherankan "Moeilijkheid" (difficulty) menjadi "moeilijkheden"
Sama-sama....cuma sayang aku nggak bisa menerangkan lebih dalam (maklum boso Londoku parah banget. hi..hi..hi...)
ReplyDeletehahahaha....ya wis...beli mesin pasta lagi...bikin lagi... atau...
ReplyDeletedi giles tangan aja Sri...itung2 fitnet.
eh...tadi lihat buku resep...judulnya kaastengel (pakai satu s) bentuknya kotak2 bujur sangkar. apa karena s nya cuma satu ya :-))) hehehehe.....
Arep tuku maneh sing luwih apik, kok regane larang. Untuk nggilingnya masih bisa, tapi motongnya yang harus manual kayaknya...
ReplyDeleteKaasstengel bentuk bujur sangkar? Lha malah baru tahu. Nanti kalau aku beli kaasstengel Londo sing gedene koyo Bagong, arep tak posting.
Oh iya ini, gimana caranya supaya minyak nggak mumpluk. Puyeng aku....
Ada tips nya nggak untuk yang satu ini? Thanks sebelumnya...
wenake, mau setoples mbak hehehe...
ReplyDeletewalah akupun bisa abis setoples nih hehehhehe, duh pengen tapi aku gak punya mesin pasta huaaa
ReplyDeletehheehhe diterangin lebih jauh aku yang melongo hehehhehe...........yah intinya bentuk jamak nya model kayak bahs inggris lah gak selalu pake s...........thanks yaaaaaaaa
ReplyDeletembak sri..., kaasstengelsnya cantikkk....:), makan setoples pasti gak terasa....:)
ReplyDeleteWah enak banget ini pastinya pake kejunya juga keju Gouda.....kalo makan yang beginian sih biasanya kalo belom abis, belom mau stop, Mbak Sri heheheheh...
ReplyDeleteWaduh... mau dooonng mbak *nyodorin stoples* kok udah ampir abis.... secara lebarannya ajah masih lama hehehe...TFS mbak resep juga info soal kaasstengels...
ReplyDeletehi hi hi ... Mbak Sri tau nggak ? ... kayaknya lebaran ini menu kita sama dech, kacang bawang ma cheese stick ...
ReplyDeletePunya deep fryer gak? Mungkin minyaknya bisa tetep kan suhunya udah diatur otomatis. Kali lho ini ya....wong aku sendiri belum pernah bikin, maklum suami menderita coeliac, jadi jarang bikin kue atau cake.
ReplyDeleteAyo cepetan ke sini...keburu abis....hi...hi...hi...
ReplyDeleteMemang makan ini bahaya......susah nyetopnya.
ReplyDeleteSebenarnya nggak pake mesin pasta bisa juga sih asalkan bisa nggilesnya saja. Aku nggak bisa nggiles secara konsisten....
Sama-sama mbak Lily......
ReplyDeleteLha iya...bahaya banget makan kayak ginian. Kan keju tua, jadi kalorinya tinggi euy...
ReplyDeleteIni nih kaasstengel Londo yang Leo nggak suka (aku pernah cerita kan?):
Kaasstengel ini panjangnya hampir 30 cm-an (aku ukur yang ini 27.5 cm). Tadi aku beli di pasar (niat amat ya). Kalau beli di supermarket juga mirip bentuknya kayak gini. Rasanya juga nggak jauh beda.
Jadi Leo ternyata nggak suka kaasstengel Londo karena rasanya nggak ngeju banget menurut dia, bukan karena kue kering. Tapi kalau kue kering dia juga memang nggak suka. Percuma bikinin dia nastar, sagu keju dsb. Malah nggak dimakan, sedangkan aku sendiri juga kurang suka makanan manis. Jadi lebaran mendingan bikin makanan yang gurih yang sebetulnya sama berbahayanya wong kacang dan keju kan kalori tinggi.
Tapi kalau kaasstengels goreng yang kami bikin itu ternyata dia suka. Cuma karena terlalu suka, juga malah makin bahaya....
Lha makanya itu, bahaya banget....apalagi keju yang dipake keju tua, kan artinya kandungan lemaknya tinggi to....
ReplyDeleteAyo kalau mau cepetan....keburu abis diembat. Aku khawatir nih nggak nyampe lebaran sudah abis. he...he...he....
ReplyDeleteSama-sama Faika, semoga resep tersebut cocok ya. Terus terang aku tambahin terigu dan tepung sagunya (aku pake tapioca, bukan sagu tani). Nggak tahu seberapa nambahinnya. Soalnya lemes banget jé tanpa tambahan tepung, mesin pastanya nggak mau nggiling bagus. Apa karena mesin murahan ya? hi...hi...hi... Tapi yang jelas rasanya masih manstaf sih (menurut kami lho ya....).
Sama dong kita. Toss....
ReplyDeleteMumpluk juga nggak minyaknya? Ada tips untuk mengatasi ini nggak? Puyeng aku mengatasinya....
Aku punya deep fryer. Yang aku tahu nggoreng kaasstengel memang harus dengan minyak banyak dan cukup panas. Jadi aku nggorengnya sedikit-sedikit supa tetap deep frying. Yang jadi masalah adalah mau suhu rendah apalagi kalau suhu tinggi, begitu beberapa kali gorengan, langsung berbusa. Padahal kalau menggoreng dengan suhu rendah justru akan berminyak.
ReplyDeleteKayaknya umpluk atau busa ini dari kuning telur (dan mungkin kombinasi dengan keju). Soalnya kalau bikin perkedel kan juga gitu, minyak menjadi berbusa. Atau bikin risoles tapi nyemirnya pake campuran kuning dan putih telur (sebelum dibalut tepung panir), ketika digoreng juga berbusa minyaknya. Tapi kalau nyemirnya pake putih telur kan malah selamat dari busa. Sedangkan resep kaasstengels justru minta nggak hanya putih tapi juga kuning telur.
Thanks ya for your input...
enaksss.... asin, gurih.... tapi bahaya ya mbak nek iso ngenteke sak toples... ha ha :)
ReplyDeletebikin secara manual mbak, tapi yo bikin tangan pegel & motongnya gak bisa konsisten kalo gak pake mesin, tapi yg penting kan rasane ;)
yg versi londo cheesesticknya dari bahan pastry ya kethoke?
cheese stick emang bkn ga bisa brenti makan kl ga habis.uenakkk tenan.
ReplyDeleteyg gurih2 bikin ga eneg.
tapi yg asik..bikinnya berdua itu lho...cheese stik penuh cinta, gitu aja namanya hehehe..
makan ini emang enggak bisa berenti mba, hehehehehehe.....jadi pengen...
ReplyDeleteLha yo kuwi...bahaya jé. Nggak sadar bojoku nek sak toples wis entek.....ketika aku tanya, lho tadi kan kaasstengels nya kan masih penuh, kok sekarang sudah kosong, terus isinya kemana. Doi langsung senyum malu-malu sambil menyembunyikan muka. Akhirnya ngaku kalau kaasstengels nya sudah dia embat. hi...hi...hi...
ReplyDeleteKalau untuk mesin pasta, gilingannya sih masih berfungsi, tapi mesin potongnya kok kayane wis dol. Lha wong murah mungkin yo. Dulu beli ini juga cuma untuk iseng kok. hi...hi...hi...
Kayaknya betul yang kaasstengels versi Londo dari bahan pastry. Kayane nganggo korsvet po yo........
Memang betul enak dan buahaya sekali makan kayak gini. Bisa-bisa endut pokoknya. Kebetulan suamiku sulit banget naik berat badan, jadi di sisi itu dia aman. Tapi dia kolesterol tinggi, jadi ya bahaya sebetulnya buat dia.
ReplyDeleteCheese stick penuh cinta? he...he...he...baru dengar istilah ini. Terus terang sih waktu bikinnya pake berantem segala, karena masing-masing punya argumentasi. Tapi begitu ditemukan kesepakatan bersama, cepet selesainya karena dikerjain berdua. Yang jelas ketika jadi, baru deh rasanya puas dengan hasilnya...
Betul...nggak bisa berhenti. Kalau pengin cepetan ke sini nanti keburu abis. Mungkin sebelum lebaran sudah abis kali.....
ReplyDeleteSri aku juga suka makan Kaasstengel
ReplyDeleteaku dikasih gak nolak Mbak :D
ReplyDeleteTernyata kita penggemar kaasstengels ya....
ReplyDeleteAku juga enggak nolak...hi...hi...hi...
ReplyDeletembak Sri, butuh ngga alamatku?? :D :D :D
ReplyDelete(irma besok nungguin tukang pos, datang bawa stick keju.. cihuiiiiii)
Ha...ha...ha....tadi aku lihat persediaan tinggal separo kurang, apalagi besok.....
ReplyDeleteItu saja Leo sudah aku jatah, kali kalau nggak dijatah sudah habis dari sejak kapan. hi...hi...hi...
aku sabar menanti mbak.. orang sabar kan disayang mbak Sri hehehe
ReplyDeletekapan-kapan deh kirimnya :D
(irma ngga tau diri)
Dari fotonya keliatan renyah.. pengen nih. Aku males bikinnya soalnya mesti ngegiling.. hihihi.
ReplyDeleteHi...hi...hi...
ReplyDeleteMendingan ke sini aja yuk, kita makan bareng-bareng. Kalau di-posin takutnya habis duluan, nggak kuat menahan godaan dari rumah ke kantor pos. he...he...he...
Menggiling yang konsisten itu yang aku nggak gitu bisa kalau tanpa alat. Kebetulan mesin pastaku masih bisa untuk menggiling, tapi salah satu alat pemotongnya sudah rusak. Sedangkan motong sendiri secara manual kan juga harus konsisten kan ukurannya....
ReplyDeletecheese stick yaaa??? mauuuuuuuuuuu!!!
ReplyDeleteBoleh nyomot. Sing asli meh entek. Lha embuh iki, sesuk bodo isih ono kaasstengelsé isih turah opo ora....
ReplyDelete