
Diajak Dyah jalan-jalan ke Amsterdam untuk ketemu Ika yang sedang keliling di beberapa negara di Eropa. Ini foto-fotonya.
Kami jalan-jalan saja keliling kota, misalnya ke Dam, alun-alunnya Amsterdam. Kebetulan ada pasar malam di sana. Kami juga ke museum Anne Frank.
bagus dong...lagian ini bagian dari hemat energi
ReplyDeleteSri, foto ini cantik...warna rimbunnya pohon dan langit....cakeeeep
ReplyDeleteMenunya apa?
ReplyDeletedua duanya tersenyum maniiiiizzzzzzzzz
ReplyDeleteMemang betul kalau di Amsterdam jangan sekali-sekali naik mobil. Dulu kami pernah ke Amsterdam pake mobil, parkir kalau nggak salah 1 Euro tiap 15 atau 20 menit. Makanya orang dipaksa untuk naik sepeda atau jalan kaki, wong nyari parkir juga susah.
ReplyDeleteTerimakasih. Ini memang tipe rumah-rumah di Amsterdam atau kota-kota lain di Belanda. Suasananya gimana gitu...mengingatkan kita pada masa-masa lalu, back to 400-500 years ago. Dan hebatnya masih kokoh dan terawat. Nggak kayak bangunan di Indonesia misalnya SD Inpres, sekarang dibangun, besok sudah jebol.
ReplyDeleteKebetulan waktu itu restaurantnya belum buka, jadi kami makan di snack bar nya. Sangat unik. Jadi pertama kita disuruh milih, mau wadahnya yang kecil atau yang gede. Setelah milih wadah (terbuat dari kertas), terus disuruh milih, apakah nasi putih, nasi goreng atau bakmi goreng. Setelah itu disuruh milih iwak. Kalau ini pilihannya terbatas yaitu: rendang, ayam rica-rica, saté ayam, satunya lagi kalau nggak salah semur tapi kok katanya pedes. Setelah itu disuruh milih sayurannya. Pilihannya: sayur buncis, gado-gado, cah tahu sawi dsb. Pokoknya semua nanti dimasukkan ke wadah jadi satu. Setelah itu petugasnya ngangetin di microwave.
ReplyDeleteAku sendiri waktu itu milih nasi goreng, ayam rica-rica (padahal nang kene aku hampir nggak pernah masak ayam), dan cah tahu sawi. Rasane nek ukuran Londo enak karena berasa makanan Indonesia (soale nang kene sing jenenge makanan Indonesia kadang rasane ora nggenah). Aku perkirakan yang masak betul-betul orang Indonesia, wong enak kok.
Regane untuk ukuran Londo termasuk murah. Untuk wadah kecil dengan 3 macam menu tersebut 4,75 Euro. Kalau untuk orang Indonesia wis lumayan wareg. he...he...he...
Yang nglayani kayaknya sih blasteran Indo, jarene Dyah, kuwi nek nang Indonesia wis dadi pemain sinetron, soale ganteng. hua...ha...ha...
Terimakasih....soale arep dipoto, jadi kudu senyum. hi...hi...hi...
ReplyDeletecantik banget mbak...
ReplyDeletesungainya boleh dipancing nggak mbak..hehehe
Aku belum pernah melihat orang mancing di sungai ini.
ReplyDeleteDi Belanda orang boleh mancing tapi harus punya surat ijin. Kalau nggak salah harus bayar juga ke organisasi yang mengurus orang-orang yang punya hobby mancing. Mungkin malah harus bayar juga ke gemeente (kotapraja) untuk memperoleh surat ijin mancing tersebut.
lha kog ora di poto? kan mayan bisa nampang di blogmu iki...
ReplyDeleteLha yo kuwi, aku yo nyesel ora moto. Ika moto tapi cuma makanannya. Lha Dyah ngomong nek doi pantes dadi pemain sintron pas wis nang njobo (soale memang kalau kita beli yang sistem kayak gitu, nggak boleh makan di restaurantnya). Lha yo wis telat, mosok mlebu maneh terus takon: "mas...mas...boleh moto sampeyan enggak?" he...he...he...
ReplyDeletenggak... gak serem hehehehe
ReplyDeleteMemang lucu kok Ning. hi...hi..hi...
ReplyDeleteMbak, kapan gawe resto kek ngene???
ReplyDeleteJenengke resto "Joko Kendil" aeeee... tapi sing nglayani midodari-midodariii.... :D
Ngko aku tak dadi salah satu midodarine wis laaahhhh.... tak iklasno dirikuuu... wakakakkakakak....
ReplyDeletecantik banget, mbak Sri...seperti di postcard :))
ReplyDeleteAku yo cita-citane gawe resto kayak gini. Nggak perlu mewah, tapi makanannya enak.
ReplyDeleteLha mbok ayo dadi widodariné.....
ReplyDeleteTerimakasih....aku memang selalu suka dengan kota-kota lama di Belanda. Kesannya gimana gitu....
ReplyDeleteapa aja nih yang ada dimusium itu........
ReplyDeleteaku nonton film diary anne Frank dulu ...........bagus filmnya dan dulu sangat populer kayaknya...
ini bangunan?
ReplyDeletejadi pengen ke sana lagi deh ...
ReplyDeleteJumlah mobil sedikit berarti polusi juga rendah.
ReplyDeleteEnaknya bisa menghirup udara segar :D
Iya.. pemandangannya cantik sekali.. :)
ReplyDeleteGedung2nya keliatan antik yah
Di dalam musiumnya liat apaan, Mbak Sri?
ReplyDeletemasih saudara ya Mbak? senyumnya sama
ReplyDeleteasikkk naik sepeda....sehat dan bebas polusi:)
ReplyDeleteAyyyaaaak, jalan jalan lageee .... wooh aku kangen Amsterdam oo.
ReplyDeleteJangan lupa hari rabu ya, tempat tidur sudah konfirm dan jangan lupa pake sepatu yang confortable.
Ohhh, manis sekali mbak Dyah. Lain kali aku ke sana, harus kudu musti ketemuan ya ...Salam manis buat mbak Dyah.
ReplyDeleteYeeeee .... aku cuman sempat megang doang oo, belum sempat genjot kayuhannya yang unik ituu ... ga ada remnya, jadi harus mengayuh mundurr, wuih ribet ga ya?
ReplyDeleteWoooh, cantik nih mbak-mbak nya ... salam kenal oo mbak Ika dan mbak Dyah
ReplyDeletehttp://pierre.montel.free.fr/Amsterdam_Boat_trip/
Sri, kamu sempetin masuk ke musim Anne Frank kali ini? gimana dalamnya
ReplyDeleteMuseum ini adalah rumah Anne Frank, jadi termasuk tempat persembunyiannya dulu, sejarahnya dsb.
ReplyDeleteMERINDING YAH! KE SINI.........
ReplyDeleteYang belakang (gedung gede) adalah stadhuis, orang juga menyebutnya sebagai paleis (atau istana) padahal ratu sendiri kantornya di Den Haag.
ReplyDeleteKalau yang di depan (rumah hantu) hanya pasangan saja. Dibangunnya cuma musiman.
Lha ayo silahkan....nggak lari kok bangunannya....hi...hi...hi...
ReplyDeleteMemang betul tingkat polusi di sini cukup rendah. Mobil juga harus check up secara reguler. Jadi nggak ada bis yang berasap sampai hitam kayak di Jakarta. Pabrik juga harus memenuhi UU tentang lingkungan kalau enggak bisa ditutup oleh negara. Peraturan lingkungan dijalankan dengan ketat di sini.
ReplyDeleteBetul pemandangannya cantik. Ini tipe rumah-rumah di Amsterdam, Den Haag, Delft, Utrecht dll. Aku suka sekali jalan di sepanjang rumah-rumah seperti ini. Usianya sudah tua-tua tapi tetap kokoh dan awet.
ReplyDeleteLha iya kapan? Aku juga pengin ke NZ (sama ngimpi.com)....
ReplyDeleteMacem-macem sih, ada tempat persembunyian Anne Frank, ada film tentang pemaksaan Jerman terhadap orang-orang Yahudi yang kemudian dibawa ke kamp, ada dapur, ada tulisan-tulisan Anne Frank dsb.
ReplyDeleteBukan saudara. Malah baru kali itu ketemu. Dia kontaknya Dyah di MP. Aku diajak Dyah untuk ketemu Ika.
ReplyDeleteBetul sekali, bebas polusi, dan menyehatkan. Cuma kalau sedang hujan atau turun salju...aduh...males banget naik sepeda, soalnya licin....
ReplyDeleteAyo ke Amsterdam lagi...
ReplyDeleteHari Rabu OK. Thank you ya for everything. Aku tinggal siap-siap, mau bikin brambang goreng untuk Leo sebelum dia aku tinggal beberapa hari. Asal ada brambang goreng, doi sudah anteng. hi...hi...hi...
Lha perlu itu kopdaran. Aku sama Ekani rencana mau ke tempat Dyah bulan Desember nanti (nek sido). Lumayan juga rumahnya dari rumahku cukup jauh. Sebenarnya Londo kemana-mana dekat, cuma mahal aja ongkosnya....
ReplyDeleteMemang betul ribet banget. Aku masih belum bisa pake yang sistem ini. Aku selalu pake sepeda yang pake rem tangan.
ReplyDeleteBagi yang namanya dipanggil, silahkan menjawab ya.....ada yang mau kenalan nih....
ReplyDeleteAku memang sempetin. Cuma ya selalu antre dulu. Museum itu adalah rumah Anne Frank dulu sebelum dia diseret oleh NAZI ke kamp. Di situ ada tempat persembunyian Anne Frank, ada sejarahnya, ada film yang menceritakan kejadian tersebut (ada saksi hidup yang bercerita gimana dulu dia diminta untuk mensuply makanan), ada film dokumenter gimana Jerman mendata orang-orang Yahudi yang kemudian dibawa ke kamp, ada dapur, ada kamar mandi dsb.
ReplyDeleteNgeri memang kalau melihat gimana mereka kemudian banyak yang mati sia-sia...
ReplyDeletewah,ini main angkut aja,ato seizin yg punya mba..?
ReplyDeletetega juga ya,digantiin ga tuh kalo sepedanya diambil...
Kalau ini maen angkut aja. Kalau dikunci, ya tinggal diangkat. Kalau dirantai, rantainya diputus. Tapi katanya kalau ada yang nyari, bisa telpon ke sana dan bisa diambil.
ReplyDeletehihihihi, Ika ternyata kontakku loh Mbak :))
ReplyDeletewoooohiyaaaa .... ehh, jangan lupa kirimin aku jadwal thalys kamu oo ... eng ing eeeeeng ... muuuach, aku swenenge hora karu karuaaaan ... pokoe duingin hora duingin, kita ngideerrr huekekekkk ... lan jarene arep nurunin berat, Jreenkkk!!
ReplyDeletewah ben bengi restonya mbak Sri kebak goro2 widodari siji iki... he he :)
ReplyDeletesaya juga dulu ngantri kayak mbak Sri ini 9 th yg lalu... tapi kok ora foto2 ya? *nyesel.com*
ReplyDeleteIya ya? Lha malah baru tahu aku....
ReplyDeleteOK, aku akan sms jadwal Thalys ku. Pokoknya kita ngider sesuka hati ya. Siapa tahu aku bisa turun berat badan lagi nanti. Muuuaaachhhhh....
ReplyDeleteLha yo pengine ngono. Wong widodarine soko Solo je....he....he...he....
ReplyDeleteMaksudnya foto ngantri? Lha wis kapan ngantri maneh nang kene, engko tak foto....
ReplyDeleteHalo Sri...
ReplyDeleteSelamat jalan2 ja
Sama2 manis... apa lagi senyumnya ...
ReplyDeletesuk nek entuk rejeki yo mbak tak dolan Holland maneh, mumpung aku juga duwe sedulur2 ning kono sisan kopdaran dgn mbak Sri dll... karo kangen mangan patat & gorengan2e kuwi loh... he he :)
ReplyDeleteTerimakasih....selamat menikmati malam yang sejuk dingin ya....
ReplyDeleteTerimakasih...jadi malu nih (sambil tersipu-sipu malu...)....
ReplyDeleteSopo ngerti entuk rejeki. Dadi iso kopdaran karo aku nang kene. Lha aku yo mikir, kapan yo iso nang Amrik...larang jé tiketé......
ReplyDeletehehee.. jadi inget, dulu sering nunggu di pemberhentian tram deket sini untuk pulang. Gak jauh dari sini ada toko stempel.. aku suka banget sama toko itu.. Tapi kalau makan di restaurant ini malah belom pernah.
ReplyDeleteWaduh asyiknya berada di Amsterdam!!!
ReplyDeleteBetul, ada pemberhentian tram dekat situ. Arahnya dari dan ke Amsterdam Centraal. Aku malah nggak tahu kalau ada toko stempel di sana, soalnya banyak toko di sekitar situ....
ReplyDeleteLha ayo mbak ke Amsterdam......
ReplyDeleterame ya mbak...
ReplyDeletehe.he.. fotonya bagus..
ReplyDeleteo ini mobil yg ngambili sepeda ya..
ReplyDeletewaduh dibilang cantik, kepalaku jd gedhe.... Salam kenal juga..
ReplyDeletesenyum pepsodent
ReplyDeleteRame dan kebetulan waktu itu kita betul-betul beruntung ya. Cuaca bagus sekali waktu itu....
ReplyDeleteMaksude sing difoto bagus gitu to? Memang betul.....
ReplyDeleteYo'i.... inget nggak mereka punya tang guede yang bisa mematahkan rantai?
ReplyDeleteLha yo memang cuantek kok....
ReplyDeletewalaupun pasta gigiku bukan pepsodent tetep wae disebut senyum pepsodent yo?
ReplyDeleteSampe ngantri yaa masuk ke museum Anne Frank...
ReplyDeletehihihi poninya ke depan semuaah, kena angin yaaa hehe
ReplyDeleteBetul sampai ngantri, tapi terus terang aku belum pernah lihat museum ini tanpa ada orang ngantri (kecuali kalau sudah tutup ya). Tapi di dalam sih nggak suk-suk-an kok. Cukup lapanglah...
ReplyDeleteBetul kena angin. Waktu itu cuaca bagus banget, akhirnya kami jalan en jalan en jalan terus sampai capek pokoknya....
ReplyDeleteCuantek apa he..he..
ReplyDeleteiyo ingat..
ReplyDeletemaksudku fotone hasile apik, tp sayang Ika merem.
ReplyDeleteSida wae ah mbak dolan neng omahku..Aku plg seneng ditekani kanca.
ReplyDeleteLha wong pancen cuantek kok...
ReplyDeleteTentu saja ingat....dimana-mana sepeda. Apalagi di Amsterdam Centraal yo. Parkir sepeda sampai bertingkat-tingkat.
ReplyDeleteIyo sayang, Ika merem pas difoto....
ReplyDeleteOK, kalau gitu aku kasih tahu Ekani yo...tanggal 1 Desember iso to?
ReplyDeleteAmsterdam!!! My sweet memories brought me to those boat trips along the river, gazing at the colorful buildings, beaming faces of backpackers, drunken, drugged young pedestrians, street music and flowers!!! Nice pictures, Sri. Thanks for sharing...
ReplyDeleteSri, kamu jalan-jalan terus yaaaa. Abis ini dolan ke tempat Upi. What a life!
ReplyDeleteSama-sama say...
ReplyDeleteAyo kapan ke Belanda, nanti kita ke Amsterdam barengan....
Alhamdulillah....
ReplyDeleteKatanya kamu juga mau ke tempat Upi. Ayo kapan? Kami sih penginnya spring ke sana. Upi ngundangnya sudah sejak kapan, belum juga kelakon-kelakon ke sana. Kata Upi sudah bagus di bagian selatan kalau sudah mulai spring.
iyo aku tunggu.. he.he..
ReplyDeleteOK....siap-siap menunggu tamu agung ya. hua...ha...ha....
ReplyDeleteSuit..suit... yang lagi mejeng.. asyiknya jalan2 mbak...
ReplyDeleteTakoooot...
ReplyDeleteNice shot mbak... indah sekali..
ReplyDeleteWow. dua2nya tersenyum maniiiis sekali...
ReplyDeleteAsyik memang, soalnya jalan melulu sampai kaki gempor. he...he...he...
ReplyDeleteAwas....Jangan dekat-dekat.....
ReplyDeleteTerimakasih...aku juga seneng sama foto yang ini...
ReplyDeleteTerimakasih....aduh...jadi tersipu-sipu lho....
ReplyDeletembaa..ini bagus.. kyak foto2 di post card ya...
ReplyDeleteada pedagang yang jual produk indo ga mba ?
ReplyDeleteAku juga seneng gambar yang ini...
ReplyDeleteKalau pasar malam yang ini lebih ke arah permainan kayak komedi puter, nglempar ke kaleng untuk dapetin teddy bear dan sejenisnya. Kalau mau pasar malam yang jual produk Indonesia bukan di sini. Yang terkenal di Den Haag. Jualannya mulai dari martabak sampai dengan batik. Aku sendiri malah belum pernah ke sana. Kalau nggak salah masuknya saja mbayarnya mahal (kalau nggak salah 7 Euro per orang), terus dagangannya juga mahal-mahal katanya.
ReplyDelete