Berhubung sudah diuber-uber sama presiden terpilih MFM #8 aka diajeng Haley, akhirnya jadilah tumis baby corn ini.
Aku pake baby corn kalengan (wong belum pernah lihat baby corn segar di sini). Mau metik jagung (di kebon orang), ternyata tanaman jagung di desaku belum ada yang panen (lihat gambar di bawah). Mau beli jagung di supermarket atau pasar, males soalnya sering hujan.
Ini resep kefefet (yang semua orang pasti sudah tahu to?), daripada ditanya mulu sama sang presiden. Mau dibilang nggak kreatip yo biarin, yang penting Leo dikasih makanan ini langsung anteng dan makan banyak walaupun tanpa daging ataupun ikan. Yang jelas bagus untuk dia karena dia punya darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Karena pengin beraroma minyak wijen dan jahe, maka aku tambah kedua jenis bahan ini walaupun makanan ini cenderung vegan. Nggak pake jahe sebenarnya juga nggak pa-pa wong nggak amis. Ini salah satu menu harian kami yang tahu diri kalau sudah mulai sepuh (tua) untuk mengkonsumsi daging dan sejenisnya.
Bahan:
1 kaleng baby corn, potong serong
1 buah tahu (325 gr), potong-potong dan goreng (matang atau setengah matang)
2 wortel potong-potong, potong-potong
1 genggam kembang kol, potong-potong kuntumnya
1,5 genggam kapri
100 gr jamur merang, potong-potong
2 genggam kacang polong (aku pake yang frozen)
1/3 paprika merah, potong-potong
1/3 paprika kuning, potong-potong
1 buah bawang bombay (75 gr), cincang
4 siung bawang putih, cincang
1,5 cm jahe diparut atau dicincang halus
1 batang daun bawang, potong-potong
2 sdm olive oil untuk menumis (bisa minyak goreng lainnya)
2 sdt minyak wijen
200 ml air atau kaldu (bisa kurang bisa lebih tergantung selera. Aku pake air)
2 sdt maizena larutkan dengan sedikit air (optional)
Saus (campur jadi satu):
1 sdm olive oil (atau minyak goreng lainnya atau air)
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam
1 sdt gula pasir
1 sdm saus tiram
1 sdt kecap manis
1/2 kaldu blok
Cara:
1. Panaskan minyak dan tumis bawang putih dan jahe sampai harum
2. Masukkan bawang bombay dan tumis lagi
3. Masukkan wortel dan tumis hingga setengah matang (atau 1/4 matang kalau suka renyah)
4. Masukkan kembang kol, tumis sampai layu
5. Masukkan kapri dan paprika
6. Masukkan jamur merang dan daun bawang
7. Masukkan saus dan aduk rata.
8. Masukkan air sampai mendidih
9. Masukkan tahu goreng
10. Masukkan larutan maizena. Cicipi dan koreksi rasa
PS. Muhun maap gambarnya kurang tajam en terlalu gelap, padahal aslinya warna-warni kayak pelangi. Suwer....
Ini lho bu presiden, kalau nggak percaya, tanaman jagung di desaku belum panen.....
no 1 dapet hadiah sepiring kaleee
ReplyDeleteaku paling sering bikin yang ginian..........warnanya seru colourful....
ReplyDeletebikin ngiler boooooo.......
ReplyDeleteCukup sepiring?
ReplyDeleteMemang betul, colourful banget (dan yang penting menyehatkan), semua sayur dimasukkan, akhirnya merah, kuning, hijau di atas piringku. hi...hi...hi....
ReplyDeleteSayang sudah abis bu....
ReplyDeletelah padahal aku yo meh gawe iki lho mba kikikikikikiki udah keduluan, nyicip dunk :D
ReplyDeleteWah, menu makanan sehat bisa juga untuk dietku, TFS!!!!
ReplyDeleteenak amat sih!! Bikin lapar saja, lagi mau masak tapi baru jam 16.16 sih, nanti mau bikin smur daging, Ing sedang malkes masak hari ini. Sorong gantian, tapi kalau dia lagi mood, ya enak aja ya? Namanya orang laki2...
ReplyDeleteTumis fris amat tuh, btw neng, baby corn yg fresh belinya ditoko Oriëntal begitu.Dekat kotamu eh sorry Udikmu ada nggak? Kalau masak selalu sukses saja ya Sri...mau cepat2 ke-dapur ah..
enak banget nih mba...segerrr.....
ReplyDeleteenak.....
ReplyDeleteaku jg ga pernah liat baby corn segar di sini heheheh
ReplyDeletejadi kangen
Boleh...boleh...nyicipin...
ReplyDeleteAku bikin ini karena kefefet....tanggal sudah hampir mentok tapi belum juga bikin apa-apa. Akhire yo wis lah, oseng-oseng wae sing gampang ora usah mikir tinggal cemplang-cemplung...
Sama-sama mbak Theresa. Lha piye, kami nggak makan daging ayam (aku makan tapi paling setahun 2 kali hanya untuk obat kangen). Konsumsi daging sapi juga kecil, seminggu sekitar 100 sampai 250 gr untuk kami berdua (itu saja kalau makan daging). Lha wong Leo dibikinin sop buntut yang dimakan cuma wortelé thok. Akhirnya satu-satunya kemungkinan yo ikan atau kadang telur atau sekalian vegan sekalian dengan sayur dan produk soya.
ReplyDeleteDi sini nggak ada baby corn segar tante. Asian supermarket letaknya di Rotterdam. Dari rumah ke sana harus naik turun kendaraan umum (bis, metro dan tram). Kalau nggak sama Leo males ke sana sendirian. Ya sudahlah pake yang kalengan daripada enggak sama sekali. Lumayanlah....
ReplyDeleteSelamat memasak tante....
Menurut kami ya enak saja karena kami suka sayur, apalagi kalau kaprinya masih kriak-kriak renyah...aduh enak deh. Sayuran lainnya juga dimasak nggak terlalu matang supaya masih terasa manisnya wortel, kacang polong dsb.
ReplyDeleteNek rumangsaku yo enak wae. Kebetulan aku dapat tahoe yang enak. Maklum aku sering dapat tahoe yang ketjoet, jadi rasanya kurang sedap. Tapi kebetulan yang ini tahunya enak. Diganti tahu sutra juga enak.
ReplyDeleteSama dong. Kata tante Sylvie, baby corn dijual di Asian supermarket, tapi kesananya itu yang muales, naik turun kendaran, gonta-ganti kendaraan...
ReplyDeletelengkap sayur mayur nya.., cepat bikinnya...enak pula...!!!
ReplyDeleteIya betul cepet bikinnya, dan terasa segar sayurannya serta yang penting menyehatkan....
ReplyDeletewow, ini mah enak banget Mbak Sri... nambah nasi gak berasa deh :))
ReplyDeletekalo di Bremerhaven, baby corn seger dijual di toko Asia
seger banget nih mba..
ReplyDeletega pake nasi juga kenyang kali ya..buat summer pas banget deh
Yang jelas sih bikinnya gampang dan menyehatkan. Bagi yang suka sayur pasti suka apalagi kalau kapri nya masih renyah nggak terlalu lembek...
ReplyDeleteKata tante Sylvie, baby corn segar ada di toko Asia. Cuma aku selama ini nggak pernah perhatiin. Lagian kalau ke sana males, harus naik turun kendaraan umum...
Karena kami suka sayur, ya suka banget makanan kayak gini. Mau dimakan summer atau winter, ayo aja bagi kami. Setiap orang kan pasti sudah pernah masak atau makan sayur kayak gini kan? Wong bumbu dasarnya cuma merica sama bawang putih kok.
ReplyDeleteseger banget nih makan sayur kayak gini, mbak,, hmmmm... enak bangett,,, mirip2 capcay jadinya yah.. cuma capcay vegetarian. hehehe
ReplyDeleteIya betul, cap cay vegetarian atau oseng-oseng bumbu merica bawang....
ReplyDeletetumis menumus paling gampang dan enak....., apa lagi kalo pas lagi males masak:)
ReplyDeleteHm... lekker... masih ada nggak say???
ReplyDeleteBahannya lengkap banget pake jamur, baby corn, kembang kol, dll...
ReplyDeleteMantap nih Mbak... :)
Mmm dimakan sama sambel bawang.....jadi inget masakan ibu di indo nih :-)
ReplyDeletenumpang makan di rumah mbak sri ^_^
ReplyDeletelauknya enak sih..
Mbak Sri, aku juga seneng makan tumis sayur2an..mana punyamu lengkap banget sayurannya yach.....kombinasi warnanya cantik banget......ujung2nya seperti biasa...mau donkkkkkkkkk hehehehheheeh....
ReplyDeleteBetul. Kalau males masak, ya sudah ini senjatanya. Kebetulan kami memang nggak terlalu banyak mengkonsumsi daging, jadi produk soya dan sayuran adalah juga termasuk andalan utama di dapur....
ReplyDeleteAduh....sorry...sudah abis. Maklum ketika sisa, akhirnya digado saja. Itu saja bisa ngennyangin kok...
ReplyDeleteTerimakasih. Ini masih mending, karena kadang aku tambahin brokoli, sawi ijo dsb. Pokoknya yang ada di kulkas masuk semua. Wis nggak jelas lagi apa namanya oseng-oseng ini....hi...hi...hi....
ReplyDeleteBetul, pake sambel bawang juga uenak. Waktu itu cuma dimakan pake sambel botol, wong males nyambel. he...he...he...
ReplyDeleteLha boleh kalau mau mampir ke sini. Silahkan ngicipin....hi...hi...hi...
ReplyDeleteLha boleh ayo silahkan, mana piringnya. hi...hi...hi...
ReplyDeleteBikin ini karena sudah diuber-uber bu presiden MFM#8. Lha bingung mau masak apa, akhirnya ya bikin saja tumis atau oseng-oseng jagung muda ini. Semua sayur di kulkas dimasukkin. Biasanya malah ditambah brokoli, sawi ijo dsb. Rasanya yo menurut kami enak saja, wong kami suka sayur. Yang penting masak sayurnya nggak terlalu lembek supaya masih kriak-kriak manisnya kapri dan wortel terasa. Sekalian olah raga mulut. hi...hi...hi...
koyok capcay vegetarian ya mbak? aku juga suka makan sayur, tapi bojoku kuwalikanku... nek mangan daging medeni bener2 porsi barat, sampe tak pekso2 makan sayur... he he :)
ReplyDeletekok sampe membuktikan karo miss Solo ttg kebon jagung sih? ora ngandel yo mbak nek ning Holland ono kebon jagung? :D
mbak, aku ra mangsak dino iki... *nyodorin piring isi nasi putih*
ReplyDeleteSeneng nyolong nang kebon-e uwong tho mbak?
ReplyDeletePodooo... *tosss* hihihi... aku senengane njupuk singkong nang ngarep kantor... yen awan2 ra ono pangan tur luwe banget... kukukuku... kuwi sing nandur penjaga malam nggonku :))
Lha yo mungkin jenenge cap cay vegetarian yo? Cuma aku nggak pake tomat ataupun saus tomat. Pokoke oseng-oseng bumbu bawang en mrico. Pasti hampir semua orang sudah pernah to makan makanan kayak gini?
ReplyDeleteLha nek Leo malah bedo. Dimasakke sop buntut, yang diambil cuma wortelnya doang. Dimasakin rendang, ngambil cuma sak sendok makan. Akhirnya kalau masak pake daging sapi, paling yo nganggo daging cincang, untuk syarat saja supaya berasa daging. Seminggu konsumsi daging kami sekitar 100-250 gram untuk dua orang. Kuwi wae nek makan daging. Wis, sopo ngerti cepet sugih yo. he...he...he....
Karena jarang makan daging, akhirnya resep daging aku ganti pake tuna, dadi yo nasi goreng tuna, martabak tuna, lumpia tuna, bihun goreng tuna, lasagna tuna, macaroni schotel tuna dsb. Kalau diganti tuna baru dia mau makan banyak.
Kalau gambar kebon jagung sih cuma mau kasih tahu sama bu presiden kenapa ngumpulin PR nya lama, wong nang kene durung panen. he...he...he...halah alasan....
Lha wis entek...muhun maap bu...
ReplyDeleteAku malah belum pernah ngambil di kebon orang. Takut ditangkep, ora iso mlayu cepet padahal wong Londo kan tinggi-tinggi, kaki panjang, jadi larinya cepet....
ReplyDeletembak Sri, aku pernah lihat laporan di tv kalo kebanyakan makan tuna juga ora apik lho... krn kandungan mercurinya itu apalagi yg jenis albacore... sakjane aku juga lumayan seneng tuna, tapi skrg masuk dalam list makanan yg dihindari selama kehamilan, juga salmonpun aku hrs pilih yg wildcaught...
ReplyDeleteiyo ki... aku janji meh numpuk pe-er ke bu Presiden, semoga sempet lah & ora telat... he he :)
Thanks ya atas infonya. Kebetulan aku nggak setiap hari masak pake tuna. Pokoke diselang-seling, seperti kibbeling, kabeljouw, tilapia, panga, makreel, salmon, victoria baars, atau ikan lainnya. Cuma kalau untuk pengganti daging, aku jatuhkan pada tuna, lha piye sementara ini ngertiku cuma tuna yang satu-satunya yang bisa gantiin daging sapi. Kami nggak makan daging ayam (aku kadang makan walaupun cuma 2-3 kali setahun, dienggo tombo kangen. hi...hi...hi...).
ReplyDeleteJadinya ya sudah, kadang ya sekalian makan vegan yang nggak pake produk dari binatang sama sekali termasuk nggak mengkonsumsi dairy products. Untuk dinner hari ini pun aku juga masak vegan lagi, pake courgette, paprika dsb. Dimasak pake tauco, nyonto di internet tapi diotak-atik ora karu-karuan. Dadine mungkin wis jauh dari resep aslinya. ha...ha...ha...
Lha iyo, ndang numpuk pe-er, dadi aku iso nyonto......
praktis dan enak ya ga mbaa... :)))) apa kabar nya ?
ReplyDeletekayak capcay ya Mbak...
ReplyDeletebaby corn tu putren kan yak?
Beberapa bhn2nya lagi ada di rumah ... mbesok bikin ah.
Ditambah baso enak juga kali ya...
Mbak sri ... kita kok sama yo .. krn kefefet, jadinya bikin yg gampang2 aja buat MFM .. hehehehe.
Nggak hanya praktis, merem saja juga bisa. he...he...he...
ReplyDeleteAlhamdulillah, kabarku baik. Semoga sekeluarga sehat semua ya.....huuugggssss...
Betul, cap cay cap cay-an. he...he...he...
ReplyDeleteBaby corn memang betul putren, ada yang menyebut utren juga kayaknya.
Dikasih bakso, ayam dsb menurutku sih enak.
Toss....kita sama-sama kefefet....