Sunday, 11 March 2007

Aku kesal....

Aku kesal, akhir-akhir ini aku sulit membaca tulisan yang kecil-kecil, terutama kalau pagi hari. Ini winter kedua aku mengalami masalah ini. Winter tahun lalu juga seperti ini, tapi begitu summer mataku normal lagi. Aku sekarang harus lebih banyak menggunakan cahaya untuk bisa membaca tulisan yang kecil-kecil. Mataku kurang bisa fokus.


Aku sebetulnya tidak terlalu masalah untuk membaca tulisan di koran atau di komputer. Tapi aku sekarang tidak bisa dengan gampang membaca tulisan yang besarnya 1 mm. Apalagi kalau tulisan itu berlatar belakang gelap. Aku kesal sekali karena aku dulu tidak pernah punya masalah seperti ini. Aku selalu rajin makan wortel, bahkan kadang aku bikin jus wortel walaupun langunya minta ampun. Aku hampir tidak pernah membaca dengan tiduran karena aku sayang pada mataku.  


Leo bilang mungkin aku harus pake kacamata. Aku sebetulnya tidak suka ide itu. Aku pengin seperti Leo yang walaupun usianya sudah 50 tahun, dia tidak pernah pake kacamata ataupun lensa kontak. Penglihatannya masih cukup tajam. Aku masih 42 tahun, kenapa aku yang harus pake kacamata. Apakah ini tanda-tanda ketuaan? Apakah aku takut tua? Kenapa harus takut kalau memang sudah tua.  


Kalau dipikir-pikir, aku harus bersyukur. Sampai usia kepala 4 aku masih bisa bertahan tanpa kacamata. Adik bungsuku pake kacamata ketika berusia 11 tahun. Ibu mertuaku bahkan pada usia 6 tahun harus sudah memakai kacamata. Aku harus bersyukur dengan karunia Illahi ini. Aku harus bersyukur diberi mata yang bisa digunakan untuk melihat keindahan alam, kekayaan alam ciptaan Yang Maha Kuasa. Karunia yang harus aku syukuri, karunia yang tidak bisa dinikmati oleh orang buta. Aku harus bersyukur dengan nikmat ini.     

28 comments:

  1. aku sudah sejak usia 20 th pakai kacamata, skg diusia 26 th dah ga bisa lepas kacamata mba, hikssssssssssssssssssss

    ReplyDelete
  2. gak mau pake kaca mata, di lasik wae opo piye????

    ya...kalau dah kepala 4 mah...wajar aja pake sambungan mata. hehehe... bisa jadi lebih cantik dan gaya...nggak kudu kelihatan tua kog.

    ReplyDelete
  3. iya Sri wajar umur segitu pake kacamata, lagian bakat2an seh kalau pake kacamata itu...
    kalau ortunya pada pake kacamata biasanya anak2nya juga gitu...

    tambah cantik kok pake kacamata...enjoy ajah...

    ReplyDelete
  4. aku pake kacamata jaman SMP dulu, tapi karena dijejelin jus wortel terus ma ibuku, akhirnya bisa lepas juga ...
    cuma, sekarang dah mesti pake lagi ... kalo enggak, jadi pusing juga karena kebetulan aku hobby baca ...
    gag pa pa kok Mbak, kacamata sekarang kan lucu-lucu bentuknya ... malah kalo milihnya pas, bisa keliatan jadi lebih muda lho ... he he he ...

    ReplyDelete
  5. Kita harus bersyukur ya karena masih bisa diberi nikmat untuk melihat.

    ReplyDelete
  6. Emoh aku nek di-lasik. Wong pake lensa kontak wae aku emoh kok.

    Thanks ya for your support. Aku tak ngoco dhisik, tambah ayu opo ora. he...he....he.... apalagi kalau kelihatan awet muda....

    ReplyDelete
  7. Iya mbak, memang wajar. Cuma ya itu, karena belum pernah pake kacamata, begitu harus pake, rasanya gimana gitu. Sadar kalau usia sudah merambat.

    Hi...hi...hi... aku tambah cantik ya mbak? Nanti aku mau berkaca dulu. Thanks ya mbak atas supportnya.

    ReplyDelete
  8. Jadi pengin awet muda nih... thanks ya untuk supportnya.

    ReplyDelete
  9. Mbak, aku mbayangke dirimu pake kacamata... kethoke tambah manis jeee... :)

    ReplyDelete
  10. hehehehe... wajarlah.
    Saya juga usia segitu mulai pakai "plus" ,... walaupun dipakainya kalau baca tulisan yg super kecil, terutama di brosur obat :D

    ReplyDelete
  11. Kalau saya ,selama uang masih kelihatan engga mau pake kaca mata ach....ha.ha.ha.
    dasar mata duitan kali yah???

    ReplyDelete
  12. Tambah manis ya? Thanks ya....

    ReplyDelete
  13. Sama mbak, aku juga perlu kacamata kalau harus baca keterangan di kotak obat yang kuecil banget tulisannya. Sudah tulisan cuma 1 mm, tipis lagi.

    Tapi kalau untuk baca koran, aku masih belum butuh kacamata. Tapi tetep saja nggak ngarti isinya, soale boso Londoku parah. he....he...he....

    ReplyDelete
  14. Kalau ini kayaknya universal deh ya. ha....ha...ha...

    ReplyDelete
  15. mbak...
    aku dah pake kacamata sejak smp...
    mula minus 1.75...
    sejak th 96 aku pake softlense...
    karena minusnya udah -6.50..
    ngeri yaaa...
    tapi ya mau gimana lagiii...

    ReplyDelete
  16. Mbak... kalau keluar rumah, selalu lempar pandangan mata ke warna hijau yang jauh... melihat pohon yang rimbun, atau melihat sesuatu di kejauhan dengan pandangan mata normal, bukan memincingkan mata. Ini bisa memulihkan sedikit demi sedikit...

    Tapi, kalau winter, ada pohon dan warna hijau ngga?

    ReplyDelete
  17. Sama Sri saya juga kesal banget sama kacamata.....
    Malas sekali makai kacamata, hanya kalau musti baru saya pakai.

    ReplyDelete
  18. kacamata...???siapa takut,ayo mba aku temenini..hehe*padahal aku yg kesenengan ada yg nemenin...:))

    ReplyDelete
  19. CERITA 1001 SIANG UTK SRI:(sorry,hurufnya kecil2 nih, I have no choice)


    spt suamiku Sri, seumur hidup dia tak pernah pakai kaca mata, suatu ketika harus pakai PLUS, terus dia bilang:"Mataku nggak apa2 kok,mengapa harus pakai kaca mata? Kamu mungkin yg harus pakai".


    Lewat lagi setahun, kuperhattikan dia kalau baca koran, lebih lama selesai, suamiku baca spt kilat,sejak itu spt mobil habis bensin, kalau lihat TV kok nyureng2 begitu, spt mau lihat kutu2 tapi tak bisa2. Tetap tak mau pakai kaca mata. Setiap kali kumau ajak ke-Stad, mulai marah2 dia.


    Dua,tiga ,bahkan empat tahun lewat,kemudian dia bilang sendiri:"Rasanya kuharus beli kaca mata plus, kok mengapa kamu tidak?"


    Kujawab dgn heran:"Loh,kusudah sejak umur 11 tahun harus pakai kaca mata,kalau tidak, duniaku ini kelihatannya samar2 selalu,tapi memang utk baca tak usah". Suamiku juga tahu ttg hukum mata kita.
    Ayahku juga seorang myoop, kaca mata MINUS.


    Allah telah karuniakan keluarga ortuku dgn macam2 kaca mata:
    mamiku dgn silinder, kalau tidak lihat dunia petot2, ayahku myoop,kalau tidak dunia buram2,kakakku MINUS 3,7 kalau tidak,dia tidak bisa berfungsi sbg dosen, dan aku ya kalau aku mau mendapat angka2 yg tetap tinggi, kata ibuguruku, harus pakai kaca mata, hárus kedokter mata.


    MENJADI ketika angka2 dlm rapportku mulai turun, kuterpaksa kedokter mata dan pakai kaca mata dgn ukuran
    0,50. Setiap hari harus pakai kaca mata,kalau tidak kutidak bisa lihat jelas kelilingku. Ku-pikir2 kok aneh, hanya 0,50 kok selalu harus pakai? Juga utk membaca.


    Setelah beberapa tahun tambah lagi menjadi 1,25. Sekarang kutetap pakai 2,50 tetapi utk membaca tidak.. Ayahku sampai beliau meninggal, tak usah pakai. BEDA keadaanku sekarang dgn wkt kuberumur 11 thn,kalau lihat TV kadang2 tak pakai kaca mata sudah jelas, tetapi kalau sudah "capai" tuh mata, ya kurasa sendiri,semua mulai buram lagi,cepat2 cari kaca mata dimana ya kutaruhnya?


    APA KESIMPULANKU?
    Kamu hanya harus pakai kalau mau baca, utk jauh tak usah,aku kebalikannya, yg mana yg lebih enak? Lagian,aku sudah pakai sejak kuberumur 11 tahun,Sri.Kamu baruuuuu sekarang?


    Tapi mata suamiku memang spt Leo, gak pernah pakai kaca mata. Sekarang dia HARUS.Utk Leo hanya tunggu tgl mainnya....ini kalau kita pikir2 lebih lanjut Sri....

    ReplyDelete
  20. mbaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. ini bukan tanda2 ketuaan.. tapi tanda2 kebijakan..alias makin wise gitu looo :) trus kalo gak suka pake kacamata..bisa pake contact lens kan ? anyway, disyukuri apapun itu adalah satu kenikmatan lain ya mbaa..

    ReplyDelete
  21. pokoknya....Sri, sekarang kamu bisa pilih mau kaca mata yg mana...banyak model2, mau jadi jelek bisa, mau jadi cantik bisa, nah tinggal pilih saja....


    dulu suamiku selalu tertawa-in kami: "hee kalian(me +3 putra) semua pakai kaca mata,aku sendiri yg nggak." Itu dulu ya Sri,sekarang hanya dia yg pakai kaca mata kami sudah "tidak" (anak2 pakai lenses)

    ReplyDelete
  22. Apapun harus kita syukuri ya, kita masih bisa melihat keindahan alam, masih bisa bekerja dengan menggunakan mata kita, masih bisa membaca, masih bisa melihat keluarga dan teman-teman tercinta.

    Terus ada cara untuk menjaga nggak supaya nggak nambah minusnya?

    Aku sendiri pakenya plus 1. Cari yang +0,5 nggak ada.

    ReplyDelete
  23. Nah itu masalahnya. Sejak autumn mendung dan hujan melulu. Jarang banget ngelihat matahari. Pohon kebanyakan gundul.

    Terimakasih ya sudah kasih tip bagaimana menjernihkan mata. Nanti sebentar lagi spring, jadi bisa deh dipraktekkan tipsnya.

    ReplyDelete
  24. Iya emang. Hari ini kebetulan cerah banget, jadi aku bisa baca tanpa kacamata. Terus terang aku juga belum pernah pake secara serius. Beli juga baru hari Sabtu yang lalu.

    ReplyDelete
  25. Ayolah, kita berkacamata bareng. Siapa tahu ada pemilihan ratu kacamata, kita bisa ikutan. he...he...he...

    ReplyDelete
  26. Nggak tahu nih tante mana yang enak, pake yang plus atau yang minus. Saya baru saja pake tante. Belinya juga baru hari Sabtu kemarin di Hema. he...he...he... Itu saja memakainya belum serius karena hari ini cuaca kan bagus sekali tante, terang banget, jadi hari ini bisa baca tanpa kacamata. Tapi memang seterusnya saya harus pake kacamata untuk membaca.

    Tante benar, Leo tinggal tunggu waktu saja. Dia juga sadar kok.

    Terimakasih ya tante, sudah berbagi pengalaman. Memang kalau dipikir banyak orang yang jauh lebih kurang beruntung daripada saya.

    ReplyDelete
  27. Tanda kebijaksanaan ya? Amin. Memang betul harus disyukuri. Aku nggak berani pake lensa kontak, wong aku ini penakut, takut iritasi. Apalagi kalau pake lensa kontak kan harus rajin ya bersihinnya.

    Memang bener, kita harus selalu mensyukuri nikmat. Alhamdulillah, sampai usia segini baru pake kacamata.

    ReplyDelete
  28. Memang betul, banyak memang kacamata yang modelnya cantik-cantik. Saya sendiri nggak berani pake lensa kontak. Takut iritasi kalau kelupaan membersihkan dsb.

    ReplyDelete