Wednesday, 20 February 2008

Activist or opportunist?

Waktu itu kami sedang membicarakan tentang kopi. Ingatan kami melayang pada kunjungan kami ke Portofino Itali beberapa tahun yang lalu. Waktu itu kami bertemu dengan seorang Belanda yang mengeluh tentang mahalnya harga kopi yang mencapai 6 Euro secangkir kuecil. Sampai-sampi dia tanya ke pelayan cafe:

"Are you kidding?"

"No ma'am...it is true...6 euro per cup..."

Portofino memang daerah mahal karena banyak sekali yachts dan kapal layar yang berlabuh di sana. Saking mahalnya sampai-sampai sulit mencari restaurant yang memasang tarif. Jadi kalau nggak punya kantong tebal, jangan sok gaya masuk ke restaurant dan pesen macem-macem. Buat pemilik yacht yang harganya ratusan ribu sampai jutaan euro, harga secangkir kopi yang cuma 6 euro nggak ada artinya.

Kami sendiri nggak pusing dengan harga kopi karena kami nggak minum kopi.

Aku bilang sama Leo:

"Even if we are rich....we will never ever buy a cup of coffee there....First, because we don't drink coffee..."

Belum sempat aku ngomong second, Leo sudah ketawa ngakak.

"Kok ketawa sih?"

"Lha gimana nggak ketawa. Alasanmu nggak beli kopi di Portofino kok karena we don't drink coffee..."

"Lho kan betul, kita kan memang nggak minum kopi...anytime we drink coffee, we have 'maag' problem. So, we have decided not to drink coffee. Ja, toch?"

"Iya betul, we don't drink coffee. Tapi walaupun nggak di Portofino, kita kan tetap saja nggak  minum kopi...."

"So.............?!?!?!?!"

"Itu kan sama saja kamu ngomong, you become a vegetarian because you don't like meat, not because you want to protect animal rights. In this context, you are not an activist but an opportunist....."

Lho kok malah menuduhku sebagai seorang opportunist, wong dia belum dengar my second, third, forth, fifth reasons.....

Second....we don't like the taste of coffee...it is bitter....

Third.......we are Dutch...so, we have to be stingy...ha....ha...ha...just kidding

Fourth.... 

Catatan: gambar yang aku pasang adalah salah satu sudut Portofino

 

56 comments:

  1. hehehe..alasan utamanya karena emang mahal ya mbak...

    ReplyDelete
  2. .we will never ever buy a cup of coffee there....First, because we don't drink coffee..."
    hehehe alasannya emang bikin aku ngakak juga...

    aku gak bakal beli babi panggang karena aku islam gak makan babi....

    kayakna mirip....

    *ketawa lagi* ....tosss buat mas Leo....

    ReplyDelete
  3. lucu ya Leo mbak.. di rumah Henri dan aku tidak pernah ngopi tp di rumah orang km selalu minta kopi.

    ReplyDelete
  4. hahaa..menarik juga mbak obrolannya.. :)
    btw, salam kenal sebelumnya..

    ReplyDelete
  5. kita penggemar kopi kalo suatu saat ke portofino mendingan sangu kopi sendiri ya mba hehhehehehe

    ReplyDelete
  6. Hahahha.. keknya sampe alesan ke tiga teteeeep masuk kategori opportunist deh mbak...
    Dari gambarnya ajah kliatannya aseek yak mbak portofino... duduk2 liat pemandangan sambil ngopi secangkir bedua.. *bukannya romantis tapi ngirit .. mahal booo secangkirnya hehehe*....

    ReplyDelete
  7. heheehe the Dutch stingy ya? baru tau aku hihihih....
    Kayaknya aku gak akan ke Portofino mbak, secara aku tukang minum kopi bisa2x bangkrut pulang dr sono :p

    ReplyDelete
  8. Tapi alasannya memang ngga minum kopi kan say,D

    ReplyDelete
  9. kesimpulannya jangan minum kopi disana...

    ReplyDelete
  10. What do you think I am? ha...ha...ha...

    ReplyDelete
  11. Lha iya, mosok secangkir kopi kuecil kok yo 6 euro. Kebangeten banget. Dan itu bukan di restaurant mewah, wong yo tempatnya kayak warung gitu. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  12. Ha...ha...ha...jadi nggak beli babi panggang bukan karena sayang sama babi ya mbak. he...he...he...

    ReplyDelete
  13. Lha kalau ini opportunists atau karena males bikin kopi? ha...ha...ha...

    ReplyDelete
  14. Ayo ngguyu.....ngguyu maneh....ha...ha...ha...

    ReplyDelete
  15. O bener ini. Mendingan bawa termos gede isi kopi. Di sana nggak ada yang murah, sampai kami puyeng mau makan apa. Kebetulan kami bawa sandwich. Kalau enggak yo jan kaliren tenan. he...he...he...Tapi ternyata sandwich yang kami bawa nggak cukup, akhirnya kami beli roti Itali apa mbuh namanya.....

    ReplyDelete
  16. Lha padahal sampai alasan ke lima masih opportunist juga. he...he...he...

    Lha kalau secangkir berdua itu malah nggak jelas lagi bedanya, romantis atau ngirit. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  17. Kalau Dutch stingy itu stereotype aja sebetulnya. Kalau dipikir secara finansial Belanda adalah salah satu kontribusi terbesar di UN dan EU. Kalau mereka mau kasih ya kasih, nggak itungan. Mereka sebetulnya hemat, tapi kalau orang luar ngelihat dikiranya pelit. Maklum dulu waktu jama perang dunia kedua, mereka termasuk sengsara. Tapi memang ada kelompok tertentu yang menurutku memang pelit.

    Kalau ke Portofino, siap-siap sangu kopi setermos gede. he...he...he...

    ReplyDelete
  18. Itu memang salah satu alasan.....

    ReplyDelete
  19. Bener mahal banget....

    Padahal kan tahu sendiri, orang Belanda kan gila kopi. Jadi kemana-mana mereka maunya minum kopi.

    ReplyDelete
  20. Pelit itu kadang perlu loh mbah hahahahhaa Pelit pangkal kaya!!!

    Iya bener juga kalo aku ke Portofino bawa kopi dewe :p

    ReplyDelete
  21. mbak, aktivis ma opportunis kadang susah kok dibedain :p hihihi... piss

    (Ntar klu ke Portofino bawa kupi ndiri ah, trus kemana-mana bawa termos kecil yg isinya kupi anget. Maklum miskin bin ngirit binti pelit)

    ReplyDelete
  22. Lha kalau itu betul. Aku lihat ya orang-orang di Indonesia yang kaya (mungkin nggak hanya di Indonesia aja kali ya), kan malah cenderung pelit. Nggak semua sih. Jadi kesimpulannya mereka kayak karena pelit atau karena mereka kaya jadinya pelit? he...he...he...

    OK, kalau ke sana jangan lupa bawa termos isi kopi. Kalau perlu malah bawa meja segala, terus jualan kopi banting harga 3 euro per cup. Pasti laris. hua...ha...ha...dasar mata duitan....

    ReplyDelete
  23. Lha baru tahu kalau susah mbedain aktivis sama oportunis. Pengalaman yo? he...he...he...

    Nanti kalau mau ke Portofino, jangan lupa itu termosnya. Miskin, ngirit dan pelit ora ono bedane yo? ha...ha...ha....

    ReplyDelete
  24. wakakakkakakakakakakakakak *guling2*
    di piazza san marco venice juga mahal amir kopinya...biarlah orang yg ada duit yg masup deh :D
    pernah baca review majalah jalan2 kata si traveler mereka sok2an mo tau seberapa mahalnya kopi secangkir, setelah liat harga di menu lalu mereka diam-diam meninggalkan cafe pas waiternya lagi meleng dan pergi ke cafe lain dengan harga yg sama bisa beli 6-7 cangkir kopi hahhaha

    ReplyDelete
  25. Jadi ikutan guling-guling...ha...ha...ha...

    Waktu itu kami berangkat dari Genoa. Harga-harga makanan dan minuman di Genoa masih reasonable gitu untuk ukuran Eropa. E...lha kok begitu nyampe di Portofino, semua serba mahal. Bukan klas kami pokoknya....

    ReplyDelete
  26. wah...sama Mbak,,,kita juga nggak minum kopi...

    ReplyDelete
  27. aku juga gak minum kopi..
    kalo teh disana harganya berapa?

    ReplyDelete
  28. yalaaaa mbaa.. klo harga kopi ajah segitu.. berapa harga buruh per jam disana yaa ?? duileee.. pening juga .. ngitungin kantong orang qiqiqiiqqi...

    ReplyDelete
  29. Waktu itu nggak tanya berapa harga teh jé....soalnya kami cuma beli sandwich daong (atau roti Itali apa ya namanya). Lha mau beli lunch takut. Gimana nggak takut, hampir nggak ada restoran yang memasang harga di board mereka. Ada satu yang pasang, tapi paling murah main food mereka seharga 35 Euro per porsi. Lha itu baru satu, belum minumnya (yang kadang juga mahal banget kan). Ya sudahlah, akhirnya kami nggak jadi makan siang di restaurant. Tapi sebenarnya hampir semua pengunjung juga nggak makan di restaurants kok. Mereka bawa sandwich atau minum sendiri. Mungkin mereka sudah tahu kalau di sana mahal banget kali ya....

    ReplyDelete
  30. Kalau buruh per jam mungkin hampir sama ya. Kami waktu itu kan berangkat dari Genoa, sebuah kota di Itali juga. Kami naik ferry dari Genoa ke Portofino sekitar 1,5 jam perjalanan. Kalau naik kereta kemudian sambung bis juga sekitar 2 jam-an kalau nggak salah. Harga-harga makanan di Genoa juga masih reasonable untuk ukuran Eropa. Harga makanan per porsi di Genoa kalau nggak salah antara 12 sd 20-an euro per porsi (tergantung menunya). Lha di Portofino ada satu restaurant yang berani pasang harga makanan di board. Harga makanan untuk main menu yang paling murah 35 Euro per porsi. Itu yang paling murah lho. Restaurant lain nggak ada yang pasang harga di board mereka. Biasanya kalau sudah gitu, muahal.....Ya sudahlah, nggak masuk ke restaurant.....

    ReplyDelete
  31. hah...mahal amat yah....
    Ohhh...kopi bisa bikin sakit maag yah? Hubby ternyata jg, tapi gak ngira kalau itu gara2 kopi.
    Lha minum kopi juga juaranggg banget.

    ReplyDelete
  32. Harga segitu baru kopinya thok. Bisa bayangin kan kalau makan dari hidangan pembuka sampai penutup. Namanya juga tempat wisata mahal....cuma bisa ikut nonton doang. he...he...he...

    ReplyDelete
  33. Mahal amat yach, Mbak Sri harga kopi di sana...untunglah dikau bukan peminum kopi yach heheheh

    ReplyDelete
  34. Ini ngirit sama pelit nggak ada bedanya ya? hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  35. Mesthi eyel-eyelan sama mister Leo... hahaha...

    ReplyDelete
  36. Sing penting ngeyel dhisik walaupun ngerti nek salah. ha...ha...ha...

    ReplyDelete
  37. untung aku ga minum kopi jg mbak.....kalo minum kopi jantungku berdebar2. Nah kalo minumnya di portofino lebih berdebar2 lagi karena mahal soale mikir regone hahahahahahaha....................

    ReplyDelete
  38. Ha...ha...ha...betul....daripada kena serangan jantung, mendingan menghindari minum kopi di Portofino ya.....

    ReplyDelete
  39. Benar minum kopi membuat jantung berdebar dan sulit tidur, apalagi minum di Potofino lebih merasa jantungen dan kepikiran.

    ReplyDelete
  40. Makanya tante, kalau ke sana harus sangu setermos kopi....hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  41. "Itu kan sama saja kamu ngomong, you become a vegetarian because you don't like meat, not because you want to protect animal rights. In this context, you are not an activist but an opportunist....."

    Kalu menurut aku ini alasan utamannya adalah gak doyan daging dan bonusnya want to protect animal right, atau hikmahnya/kebaikan nya protect animal right.................pengen ngedebat kusir doang....hehhehehe
    Jadi ada hikmahnya orang yang gak minum kopi gak perlu kluar uang banyak di Portofino

    ReplyDelete
  42. Betul. ha...ha...ha...jadi ngirit ya....

    ReplyDelete
  43. kekekekeke bener juga tuh mbak Pak Leo:p
    Wah mbak, secangkir 6 Euro?? di sini masih banyak yang secangkir hanya 50 cent hihi, yang di automat:p Sayang aku juga nggak minum kopi....jadi walaupun harganya murah banget...tetep we nggak bisa jadi opportunist hihii nyambung nggak tuh:p

    ReplyDelete
  44. Secangkir 50 cents? Lha masih murah itu. Perasaan di Belanda nggak ada secangkir kopi 50 cents. Yang automat juga mahal juga kalau nggak salah (nggak pernah beli kopi sih, jadi nggak tahu).

    Karena kita sama-sama nggak minum kopi, jadi malah ngirit ya? he...he...he...

    ReplyDelete
  45. kowe iki emang kocak tenan Sri... hahaha...

    ReplyDelete
  46. Lha timbang sutris. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  47. Aku seumur2x nga pernah minum kopi,herannya di HLD tiap hari orang sampe tempat kerja pada minum kopi bisa sampe bergelas2x,peke gule & cream pula,apa nga sakit ya....

    ReplyDelete
  48. Aku ya bingung sama Londo. Mereka bisa minum kopi bercangkir-cangkir. Kadang malah black coffie tanpa suiker tanpa melk. Apa nggak pahit itu ya....

    ReplyDelete