Friday, 31 August 2007

Tidak naik....tapi disesuaikan......

Hari ini baca koran, katanya ada penyesuaian tarif tol. Namanya penyesuaian kan artinya bisa naik dan bisa juga turun yak? Tapi biasanya yang namanya "penyesuaian" harga artinya naik atau turun?

Terus terang kata "penyesuaian" atau "disesuaikan" ini mengingatkanku pada kejadian sekitar 20 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih tinggal dengan ibu di Depok. Di seberang rumah ibu ada sebuah toko barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk sembako dan lain-lain. Kami biasa memanggil pemilik toko dengan sebutan pak Haji karena blio memang seorang haji. Pak Haji ini ramah dan suka juga humor.

Waktu itu aku beli sesuatu (lupa aku apa yang aku beli waktu itu. Kalau nggak salah sih beras atau minyak goreng). Aku penginnya bayar pake uang pas. Ketika menyerahkan uang tersebut, pak Haji bilang kalau uang yang aku serahkan masih kurang.

"Lho naik to pak Haji?"

"Nggak naik Sri, cuma disesuaikan......" kata pak Haji dengan tersenyum

"Lha kok disesuaikan to pak? Lha wong buktinya naik gitu lho, wong aku bayarnya lebih mahal daripada biasanya......."

"Saya kan cuma ikut-ikutan pejabat itu. Blio-blio kan setiap kali mengumumkan kenaikan harga barang kebutuhan pokok atau harga barang lain, selalu mengatakan "disesuaikan"........mereka kan nggak bilang naik tapi disesuaikan......"

Kebetulan ada seorang ibu yang juga ada di situ nyeletuk:

"Wong harga naik saja kok harus pake kata disesuaikan. Mbok langsung saja ngomong naik.......wong ya akhirnya kita bayarnya lebih mahal gitu lho...."

"Tapi kan kedengarannya lain bu. Kalau pake kata disesuaikan rasanya lebih gimana gitu. Lebih terasa bahasa pejabat......."

Walaupun sebel karena barang yang aku beli harganya naik, aku akhirnya tertawa juga mendengar guyonannya pak Haji. Aku jadi mikir, ini mungkin ya guyonan seorang rakyat yang waktu itu nggak mampu teriak.....

Catatan: foto yang aku pasang adalah foto yang diambil Leo di Asemka waktu kami ngikut mbak Ine jalan-jalan ke sana....So, apakah ikan asin harganya akan juga "disesuaikan"?

 

  

 

 

  

Wednesday, 29 August 2007

MFM#6: Keju Belanda (ulasan)

Kebetulan MFM#6 kali ini membahas tentang keju, maka aku coba untuk membuat ulasan tentang keju Belanda. Tulisan ini pernah aku muat di sebuah milis. Karena aku bukan lahir di negara keju, tentu saja aku harus tanya Leo tentang masalah per-kejuan di Belanda. Aku buat sedikit ringkasannya di bawah ini:

 

a. Di Belanda ada berbagai macam kaas (keju) berdasarkan resep dan cara pembuatannya. Yang terkenal adalah Goudse kaas (keju Gouda), Edammer kaas (keju Edam), Leidse kaas (keju Leiden), Friesche kaas (keju Friesland).

 

b. Kalau anda membaca tulisan keju Edam, itu artinya keju yang dibuat dengan teknik dan resep yang originally dari Edam. Belum tentu keju tersebut dibuat di Edam. Bisa juga dibuat di Amsterdam atau di tempat lain. Begitu juga kalau anda membaca tulisan Goudse kaas, bukan  berarti keju ini harus dibuat di Gouda tapi keju tersebut menggunakan resep dan teknik pembuatan yang asalnya dari kota Gouda.

 

c. Beda keju Edam dan Gouda adalah kalau kalau keju Edam bentuknya bola tapi kalau keju Gouda bentuknya lebih pipih tapi besar (walaupun beratnya bisa 12 kg per bijinya).

 

d. Keju Edam biasanya less salty atau kurang asin dibandingkan dengan keju Gouda. Terus terang kami biasa pake keju Gouda dibandingkan Edam. Nggak tahu kenapa, mungkin karena rumah kami lebih dekat ke Gouda daripada ke Edam kali ya. he...he...he. .. (apa hubungannya? )

 

e. Di kassboer (penjual keju) dan supermarket di Belanda kita bisa menemui keju dengan tulisan misalnya 20+, 30+, 40+, dan 48+. Ini menandakan kandungan lemak. Kalau anda misalnya menemukan tulisan: Goudse kaas 48+ artinya keju Gouda tersebut kandungan lemaknya lebih dari 48%. Berhubung sedang diet, maka biasanya aku pake keju yang kandungan lemaknya 10% atau maksimum 20%.

 

f. Setelah keju dibuat (maksudnya dicampur-campur bahannya) dan kemudian di "matang" kan atau disimpan dengan suhu 12-15 derajat Celcius, maka untuk menentukan tingkat ketuaan keju dalam penyimpanan di storage digunakan hirarki sebagai berikut. Ini adalah ukuran yang biasanya dipakai di Belanda, jadi di negara lain bisa juga lain ukurannya:

 

1. Jong (muda): usia pematangan di storage 0-4 minggu

2. Jong belegen: 4-8 minggu

3. Belegen: 8 minggu - 4 bulan

4. Extra belegen (Oud belegen): 4-7 bulan

5. Oud (tua): 7-10 bulan (biasanya ini sudah sangat kering dan sangat

asin)

6. Overjarig: lebih dari 10 bulan

 

g. Kalau anda menemukan Edammer kaas 48+ Oud, maka sekarang anda bisa

mengira-ira maksudnya kan.

 

h. Umur keju biasanya juga mempengaruhi harganya. Makin muda usia sebuah keju, biasanya makin murah harganya sedangkan makin tua biasanya makin mahal. Ini dikarenakan untuk membuat keju tua membutuhkan usia "pematangan" atau penyimpanan di storage lebih lama.

 

Selain itu dengan jumlah melk atau susu yang sama akan menghasilkan keju yang "jong" lebih banyak daripada yang "oud".  Dengan proses "pematangan" atau penyimpangan yang lebih lama, keju "jong" akan mengkerut ke arah "oud".

 

Setahuku sih penyimpanannya tidak sekedar disimpan saja, tapi dibolak-balik dan didiamkan segala. Aku kurang paham secara persis tekniknya, karena nanti penjelasannya

akan tergantung apakah keju tersebut pake teknik dari Gouda atau teknik dari Edam atau dari Leiden dsb.

 

Keju yang "jong" biasanya lebih creamy (maklum lebih banyak airnya). Sedangkan makin tua, makin asin, makin keras dan tentu saja makin mahal karena untuk menghasilkan jumlah kiloan yang sama, keju yang "oud" menggunakan lebih banyak melk (susu) daripada untuk menghasilkan keju yang "jong".

 

i. Bagaimana penggunaan keju? Biasanya sih makin “jong” sebuah keju, bisa dimakan begitu saja atau untuk sandwich. Kalau bikin kaasstengel (kaas = keju, cheese; stengel = stick, jadi kaasstengel = cheese stick) biasanya pake keju yang tua karena lebih terasa. Kalau untuk taburan (misalnya untuk spaghetti), biasanya kami juga pake keju yang tua, supaya sedikit aja bisa terasa.

 

j. Kalau anda pengin tahu lebih banyak tentang perkejuan, silahkan klik di (sayang dalam bahasa Belanda):

 

http://www.zuivelonline.nl/?PageID=117

 

Kesimpulan: nggak rugi kawin sama Leo, paling enggak pengetahuanku tentang keju bertambah. He…he…he…

 

 

Catatan: gambar yang aku pasang adalah kaasboer (penjual keju) yang aku potret di pasar Rotterdam Blaak.

 

Oh ya, satu lagi, aku sudah bikin PR lho ya untuk MFM#6 di sini

 

 

 

Tuesday, 28 August 2007

MFM #6: Bruschetta

Tema MFM kali ini adalah cheese. Berhubung sudah diuber-uber sama bu lurah aka bu Elkaje atau biasa dipanggil mbak Ine, maka dalam keadaan kefefet akhirnya jadilah bruschetta, bacanya[brusˈket.ta]

Snack yang saya buat ini sudah nggak jelas apakah masih bisa disebut makanan Itali (originally from Central Italy) karena pake baguette (French bread), dan kejunya pake keju Londo tapi pake salsa (saus) yang asalnya dari Amerika Latin. Kalau sudah menyalahi pakem ya muhun di-maap-ken yak. Yang penting Leo dan aku doyan! hi...hi...hi... 

Bahan:

2 baguette panjang masing-masing 15 cm (beli yang belum dipanggang)

2 siung bawang putih, cincang halus

2 sdm olive oil

sedikit garam

50 gram kruidenkaas (cheese with herb)

Gerapste Goudse kaas (keju Gouda yang diparut, jangan pake yang muda ya)

Salsa:

1 buah tomat (125 gram), buang isinya dan iris dadu kecil

1/2 buah red onion kecil (20 gram), iris dadu kecil

1 telur rebus iris dadu kecil

2 sdm olive oil

1/2 sdt lada

1/2 sdt garlic powder

1/4-1/2 sdt garam

1 sdt gula

1-2 sdm air jeruk nipis (tergantung suka asem atau enggak)

1 sdt peterselie

1 cabe merah iris tipis (buang isinya kalau terlalu pedas)

Cara:

Baguette:

1. Campur 2 sdm olive oil, bawang putih cincang dan garam, aduk rata

2. Basahi baguette dengan air, kemudian potong 4 menyerong

3. Oleskan campuran (1) ke permukaan salah satu permukaan baguette yang sudah dipotong

4. Panggang 13 menit

Salsa:

1. Campur dan aduk olive oil, lada, garlic powder, garam, gula, air jeruk nipis, peterselie, cabe merah

2. Masukkan bahan salsa sisanya. Cicipi.

Penyelesaian:

1. Ambil satu bagguette yang sudah dipanggang dan olesi dengan kruidenkaas. Boleh banyak ngolesnya kalau nggak takut endut.

2. Taruh salsa di atasnya

3. Taburi pake keju Gouda

Catatan:

1. Cara males: beli French bread di supermarket yang sudah mateng atau sudah dipanggang. Olesi kruidenkaas, beri topping salsa dan taburan keju.

2. Kalau nggak ada French bread, bisa pake crackers atau toasted bread. Gampang kan, tinggal beli crackers di supermarket atau beli roti tawar dan masukkan toaster atau dipanggang.

3. Salsanya bisa divariasi macem-macem, misalnya ditambah alpukat, strawberry, mangga, basilicum segar, jahe, kiwi, plum, apel dsb. Pokoknya cari bahan yang sedang musim kalau mau murah meriah.

4. Kalau nggak ada red onion, bisa pake bawang bombay biasa. 

5. Tadinya mau aku kasih basilicum segar (bukan peterselie bubuk), tapi ternyata sudah mati tanamannya. hiks...hiks..hiks....

6. Gampang to? Nggak usah masak, tinggal olas-oles saja....Maklum aku terus terang minder sama peserta lain yang bikinannya canggih-canggih. Walaupun Belanda penghasil keju, tapi aku nggak pinter baking atau masak pake keju.

 

 

 

     

Saturday, 25 August 2007

Bunyi Sirene di Tangkuban Prahu.....




Waktu mudik lalu, kami diajak adikku dan suaminya ke Bandung dan sekalian ke Tangkuban Prahu. Kata adikku:

"Aku kalau nggak sama kalian, kali juga nggak bakalan nginjak di sini ya...." Maklum, kadang karena dekat, malah kita nggak pernah nyambangin, selalu bilang: Nanti saja kan bisa, gampanglah itu....tapi akibatnya malah nggak pernah ke sana.

Menurut kami Tangkuban Prahu OK, tapi Gunung Bromo jauh lebih mengagumkan. Tapi untuk sekedar melepas lelah juga lumayanlah.

Yang bikin kami kaget adalah sedang asyiknya motret-motret, tiba-tiba ada suara: "NGUING.....NGUING.....NGUING......" Aduh....apalagi ini....kebakaran atau apa ya? Tangkuban Prahu memang berasap, tapi kan asap belerang, bukan karena kebakaran.

Eh....tahunya ada rombongan pejabat yang berkunjung ke daerah wisata rakyat tersebut. Suara nguing-nguing adalah suara sirene mobil polisi yang mengawal mereka. Aku katakan daerah wisata rakyat karena untuk memasuki daerah ini, harga karcisnya masih terjangkaulah untuk rakyat (walaupun aku lupa berapa harga karcisnya).

Nah ternyata, para abdi rakyat ini pengin juga berbaur dengan rakyat di daerah wisata rakyat dengan dikawal oleh polisi yang bernguing-nguing supaya rakyat minggir karena abdi rakyat mau lewat.....

Aku tanya sama adik iparku:

"Itu siapa?"

"Mungkin anggota DPRD tingkat II"

"Weleh-weleh.....kalau betul mereka anggota DPRD (tingkat II lagi), kok lewat saja harus pake nguing-nguing segala. Bikin kaget, untung nggak punya penyakit jantung....."

Waktu Leo tanya siapa mereka, aku coba jelaskan. Leo nggak mudeng, soalnya di Belanda yang namanya minister-president (prime minister alias perdana mentri) saja pengawalannya nggak sampai kayak gitu. PM Jan Peter Balkenende tinggal di Capelle aan den Ijssel, sebuah kota kecil yang bertetangga dengan desa kami.

Dulu waktu aku masih kursus bahasa Belanda (tempat kursusnya kebetulan di Capelle), teman-teman kursusku bahkan guru Bahasa Belandaku yang tinggal di Capelle cerita kalau mereka kadang melihat PM Balkenende ngantri di supermarket atau kiosk dengan istrinya tanpa penjagaan sama sekali. Leo juga pernah cerita kalau rumah blio nggak gede, besarnya nggak jauh beda dengan rumah mungil kami. Pokoknya biasa sajalah rumah blio itu. Kalau untuk ukuran pejabat Indonesia bahkan terlalu biasa.

Jangan kaget kalau ada mentri Belanda ke kantor naik sepeda. Atau ketua partai politik bersepeda juga pemandangan yang normal. Beda kan dengan Indonesia? Mungkin Indonesia jauh lebih berbahaya, jadi harus ada pengawalan yang ketat untuk para abdi rakyat tersebut. Lha kalau terjadi apa-apa dengan mereka, hayo...gimana coba? Siapa yang akan memimpin dan me-manage negara ini? Repot kan kalau nggak ada mereka.....

Suara nguing-nguing itu mungkin digunakan supaya para pejabat tidak mengalami kemacetan di jalan. Lha kalau macet, rapat parlemen, rapat kabinet dan rapat-rapat penting lainnya kan bisa tertunda. Kalau sampai mundur, ya repot karena semua proyek pembangunan bisa tertunda semua atau bahkan gagal. Iya to?

Lha mungkin saja dari derah wisata rakyat tersebut, para anggota parlemen akan mengadakan rapat penting pada hari libur (wong kami ke sana hari Minggu kok)......




Wednesday, 22 August 2007

Danau Maninjau




Ini foto-foto di Danau Maninjau. Untuk ke sana harus melalui jalan yang berkelok-kelok. Kalau nggak salah ada 44 kelok. Danau ini cantik tapi kata pak Mahyuddin bahwa dulu Danau Maninjau jauh lebih cantik dari ini. Mungkin karena dulu tidak ada karamba yang menyebabkan gulma tidak tumbuh di situ? Terus terang ini juga mengingatkanku pada rawa pening yang penuh akan tumbuhan enceng gondok. Sayang sekali kalau danau yang cantik ini nasibnya akan sama seperti Rawa Pening yang penuh dengan enceng gondok sampai sulit melihat airnya. Menurutku harus dicarikan jalan supaya alam tetap lestari, tetapi manusia tetap bisa mencari nafkah.

Aku search di internet ternyata pencemaran di Danau Maninjau disebabkan oleh PLTA. Aku baca di liputan 6 disini. Aku nggak tahu apakah PLTA sudah melakukan tindakan yang kongkrit atau tidak soalnya ini berita tahun 2000.

Kami makan siang di restaurant yang terletak di pinggir danau. Restaurant ini menempelkan gambar-gambar Bung Karno di dinding dan puisi bung Karno yang mengagumi Danau Maninjau. Ada juga fotonya orang-orang terkenal kayak Rae Sita dan Moerdiono.

Sunday, 19 August 2007

I am very popular......

Waktu itu kami diajak Mbak Niek (saudara sepupuku) dan mas Han (suaminya) makan malam di Pasaraya Manggarai. Sedang enak-enaknya makan, mbak Niek bilang:

"Aduh aku lupa Sri......... tadi Rauf dan anak-anak pengin potret sama Leo. Aku lupa banget. Kalau habis makan kita balik lagi ke rumah gimana? Kira-kira Leo mau enggak?"

Rauf adalah sopirnya mbak Niek sedangkan yang dimaksud anak-anak adalah para pembantunya mbak Niek.

Leo waktu itu sedang asyik ngobrol dengan mas Han. Tapi aku menyela sebentar. Leo bilang OK saja.

Sebelum kami ke Pasaraya, kami memang sudah ke rumah sepupuku ini di Tebet. Setelah sholat magrib, mbak Niek ngajak kami untuk makan malam di Pasaraya Manggarai diantar oleh Rauf. Dia sudah menelpon suaminya supaya jangan pulang dulu tapi langsung saja makan di Pasaraya. Akhirnya berangkatlah kami ke Pasaraya. Rencana semula adalah setelah makan malam, mereka akan pulang ke Tebet dan kami akan pulang ke Depok. Tapi ternyata apa yang terjadi tidak sesuai rencana karena kami akhirnya balik lagi ke Tebet karena Rauf dan anak-anak pengin potret bareng Leo.

Mbak Niek bilang:

"Maaf ya, aku tadi jan lupa beneran. Lha kalau kamu lihat, anak-anak tadi kan sudah dandan, pake baju baru segala karena pengin dipotret bareng sama Leo......"

Aku jadi pengin ketawa. Heran banget, Leo memang laris dalam urusan potret-memotret kayak artis saja. Nggak hanya di sini tapi juga di Borobudur dan daerah-daerah wisata lainnya (kecuali di Bali dan Yogya dia nggak laku. hi...hi...hi...).

"Rauf pengin dipotret bareng Leo karena ketika dia nganterin kalian ke rumah Kokok (catatan: Kokok adalah adiknya mbak Niek), dia cuma disuruh motret doang, nggak diajak potret. Kata dia: 'Bu, ketika saya nganterin pak Leo ke rumah pak Kokok, saya cuma disuruh motret saja, malah nggak dipotret. Nanti kalau pak Leo ke sini, saya minta dipotret sama pak Leo ya bu'.... Lha ternyata nggak hanya Rauf yang minta dipotret sama Leo tapi juga anak-anak lainnya..... Makanya kamu tadi lihat to, anak-anak sudah rapi dandan cantik karena pengin dipotret sama bule......."

Aku bener-bener nggak bisa menahan tawa.

"Lha kok niat amat to mbak anak-anak ini pengin dipotret sama Leo...."

"Lha ini kan gara-gara kamu kirim foto dulu. Ingatkan, waktu kalian ke Kediri dulu, waktu nginep di tempat budhe (maksudnya ibunya mbak Niek), Leo potret sama 2 orang pembantunya budhe. Potret itu kan kamu kirim ke aku supaya aku bisa kirim ke budhe. Anak-anak melihat potret tersebut, mereka berangan-angan.....kapan ya pak Leo ke Jakarta supaya bisa potret bareng......"

Waktu aku cerita itu ke Leo, dia bilang:

"My God.......I am very popular among the pembatus......... Maybe my photo is in every bed room of pembantu........."

Ha....ha....ha......... 

Catatan: gambar yang aku pasang adalah gambar Leo bersama Rauf dan anak-anak. Aku memotret mereka beberapa kali......bahkan ada potret masing-masing orang dengan Leo....

 

Tour de kampoeng




Kalau menurut istilah Ayu, teman kami, kegiatan yang kami lakukan disebut tour de kampoeng. Minggu lalu walaupun agak cloudy, kami bersepeda ke desa-desa tetangga lagi (tapi tujuan kami beda dari tour de kampoeng sebelumnya). Lumayan bisa nglemesin kaki, walaupun sampai rumah kaki juga lumayan gempor.

Karena hari Minggu, desa-desa yang kami lalui sepi banget. Maklum toko-toko tutup. Kayak desa mati walaupun kadang kami ketemu cyclists juga di jalan.

Karena hobbyku ambil foto, maka aku kadang berhenti dulu tapi malah kehilangan jejak Leo (atau Leo yang kehilangan aku?). Misalnya waktu mau mengabadikan centrum-nya Lekkerkerk, aku berhenti sebentar. Aku nggak tahu kalau Leo masih nggenjot sepedanya. Akhirnya aku kehilangan jejaknya, dia ke kiri, ke kanan atau terus ya. Daripada aku malah nyasar nggak nemuin dia, akhirnya aku tunggu dia. Mau telpon dia juga percuma karena dia paling males bawa HP kalau sedang bersepeda. Betul juga, dia akhirnya balik lagi. Ternyata setelah nggenjot beberapa lama, dia akhirnya sadar kalau kehilangan istri. hi...hi...hi....

Friday, 17 August 2007

Ikutan pesta rakyat di Wassenaar




17-an kali ini, aku diajak Ekani (http://ekani.multiply.com) ke Wassenaar untuk ikutan pesta rakyat yang diselenggarakan di sekolah Indonesia. Waktu pamit sama Leo, komentar dia cuma satu: "Pasti makan-makan. Kalau ada orang Indonesia ngumpul, pasti deh ada acaranya makan-makan" Lha kalau enggak, ngapain lagi coba ya?

Di sana ketemu Diah dan Lusi yang baru ketemu saat itu. Akhirnya kami mengabsen makanan-makanan apa saja yang ada. Yang jelas laper banget karena baunya sedap banget.....

Kami juga menyempatkan diri untuk nonton Sundari Sukoco dan Rina Nathalia yang khusus didatangkan dari Indonesia untuk menyanyi (tiketnya aja sudah sepuluh jutaan rupiah yak? Tapi kayaknya sih disponsori Garuda).

Tapi yang jelas Sundari Sukotjo masih tetap ayu, anggun, awet muda dan suaranya merdu banget. Seperti biasa dia pake kebaya dan cuanteeekkkkk banget bajunya (mestinya mahal yak?).

Sayang waktu penyanyi ndangdut Rina Nathalia nyanyi, kebetulan hujan....padahal penonton sudah mulai joged....

Thursday, 16 August 2007

Wawancara tanpa tahu apa yang dilamar....

Pernah nggak diundang interview tanpa tahu apa yang kita lamar? Aku mengalaminya hari Rabu kemarin. Selasa malam aku buka e-mail yang intinya aku diundang untuk wawancara pada hari Rabu keesokan harinya dan minta aku untuk menghubungi dia sebelum jam 17.00. Pihak pengundang tidak bisa menghubungiku lewat telpon (wong aku kluyuran) dan sudah meninggalkan pesan di HPku yang tidak pernah aku terima (wong HPku ilang di Indonesia). Dia juga minta maaf karena memberi tahu dadakan.

Karena aku buka e-mail tersebut sudah malam, aku kasih tahu kalau nggak bisa karena hari Rabu siang (jam 15.00) aku harus ke rumah sakit. Aku juga tanya, apakah memungkinkan dipindah harinya. Aku pikir, kalau nggak bisa, ya sudahlah, memang bukan rejekiku.

Rabu pagi aku sudah siap-siap mau ke gym supaya siang bisa ke rumah sakit. Baru buka pintu, e....ada telpon dari pihak pengundang untuk tetap mengundangku hari itu juga. Akhirnya negosiasilah kami yaitu waktu wawancara dipersingkat dari 1,5 jam menjadi 1 jam dan waktu wawancara dimajukan supaya aku masih tetap bisa mengejar kereta dari Den Haag ke Rotterdam (maklum, wawancara di Den Haag tapi rumah sakit yang akan aku kunjungi di Rotterdam sedangkan desa tempatku tinggal berada di luar kedua kota tersebut).

Begitu selesai terima telpon, aku langsung siap-siap (mencari rute ke alamat tersebut di internet) dan berangkat. Aku bahkan tidak sempat melihat website organisasi yang aku lamar tersebut kerja di bidang apa. Aku cuma tahu alamat dan contact personnya doang. Waktu di dalam bis (yang membawaku dari rumah ke stasiun metro), aku sms Leo untuk mencarikan nama organisasi yang akan aku kunjungi (lha aku benar-benar lupa nge-print surat mereka). Aku cuma kasih tahu Leo tentang alamat dan contact person saja. Leo mencarikan di internet dan menelpon serta mengirim sms ke aku untuk menjawab permintaanku.

Akhirnya sampai juga aku di tempat tujuan setelah lari-lari mengejar bis, ganti metro, ganti metro lagi, beli tiket, lari ke peron, naik kereta, ngejar tram, celingukan cari alamat dsb. Pokoknya sampai gembrobyos karena harus naik turun tangga, lari-lari dsb.

Wawancara berjalan lancar (walaupun baik aku dan pewawancara kadang nengok jam, wong waktu wawancara dipersingkat supaya aku masih bisa ke rumah sakit). Yang mewawancarai 3 orang sekaligus. Mereka bilang menemukan berkas fileku di arsip mereka ketika aku melamar ke sana setahun yang lalu. Aku malah nggak ingat, mungkin itu juga open sollicitatie (lamaran terbuka yang artinya kalau ada lowongan ya sukur, kalau enggak yo kebangeten. hi...hi...hi...). Kebetulan saat ini ada lowongan dan mereka sudah pasang di website mereka (mungkin malah sudah beberapa lama, cuma aku nggak tahu).

Mereka kaget ketika aku kasih tahu kalau aku nggak tahu lowongan apa yang aku lamar. Jadi aku wawancara kerja tanpa tahu apa yang aku lamar. hi...hi...hi...Jangankan apa yang aku lamar, wong nama organisasinya saja lupa kok kalau nggak di-sms Leo, apalagi tentang sektor kerja lembaga tersebut (wong aku nggak sempat lihat website mereka. Dulu aku nglamar kali juga faktor iseng ngirim lamaran terbuka siapa tahu nyangkut. hi...hi...hi...). Aku cuma bisa meraba mereka bergerak di sektor apa hanya dari nama mereka.

Kebetulan wawancara dalam bahasa Inggris bukan Belanda (thanks God....lega aku). Kebetulan manager yang mewawancaraiku adalah orang Jerman, dan kebetulan dia juga nggak bisa berbahasa Belanda dengan lancar (walaupun bahasa Jerman dan Belanda ada mirip-miripnya bahkan lebih susah daripada bahasa Belanda).

Alhamdulillah, aku bisa jawab semua pertanyaan. Lha mbuh, jawabanku bener atau enggak, sesuai yang mereka inginkan atau enggak, yang penting aku sudah jawab to? Akhirnya menurutku sih kadang bukan wawancara karena lebih diskusi tentang strategi dsb.

Dari hasil wawancara tersebut, mereka bilang aku tahu banyak tentang situasi developing country (lha iyo, wong aku dari negara berkembang), aku punya banyak pengalaman dengan LSM (lha iyo wong aku sudah kerja lama di LSM), aku tahu tentang strategi dsb. Terus terang, walaupun aku mendengar kata-kata positif dari mereka, aku harus siap-siap untuk kecewa karena biasanya nih di LSM yang nglamar buanyak (bahkan kadang lebih banyak dibandingkan yang nglamar di perusahaan) tapi yang diterima cuma 1 (mending kalau yang dilamar posisi manager, wong untuk posisi asisten saja mbludak kok pelamarnya). Jadi ya siap-siap sajalah....

Aku sendiri berdoa supaya aku diberi yang tebaik. Kalau memang pekerjaan tersebut baik untukku dan memang jodohku, pasti Allah akan beri jalan. Tapi kalau malah bikin sengsara, bikin hubunganku dengan Leo menjadi renggang, bikin kami malah nggak bisa menikmati hidup, pasti Allah nggak akan kasih pekerjaan tersebut untukku.....mungkin Allah punya rencana lain untukku.

Setelah selesai wawancara, seperti biasa mereka bilang:

"Thank you very much for your participation, your time etc...etc....."

Aku juga bilang:

"Thank you very much for giving me this opportunity. This is the first interview for me after 3 years I try to find a job......"

Mereka kaget. Kok bisa? You have a lot of experiences in your field.....

Tapi tahu sendiri to, who you know is more important than what you know.......apalagi kalau lowongan yang tersedia sedikit sekali sedangkan yang nglamar membludak. Jadi jangan kaget kalau aku sudah bosan ditolak tanpa diberi kesempatan untuk interview. Kadang malah ditolak karena katanya expertiseku nggak sesuai dengan apa yang dilamar. Lha apa mereka nggak baca CVku dulu gitu, kok langsung aku dikasih surat standard. Mbok ya kalau nolak pake mikir dulu, bilang saja ada orang yang lebih tepat untuk posisi tersebut atau apalah walaupun hasilnya sama yaitu penolakan.      

Aku cepat-cepat say good bye karena harus mengejar tram yang akan berangkat 3 menit lagi untuk membawaku ke Den Haag Centraal station to catch the train leaving for Rotterdam.....

Catatan: gambar yang aku pasang adalah salah satu tram yang beroperasi di Den Haag. Aku ambil gambar ini sudah lama, bukan pada hari wawancara tersebut. Jangankan kok ambil foto, nafas saja sudah ngos-ngosan....

Wawancara tanpa tahu apa yang dilamar....

Pernah nggak diundang interview tanpa tahu apa yang kita lamar? Aku mengalaminya hari Rabu kemarin. Selasa malam aku buka e-mail yang intinya aku diundang untuk wawancara pada hari Rabu keesokan harinya dan minta aku untuk menghubungi dia sebelum jam 17.00. Pihak pengundang tidak bisa menghubungiku lewat telpon (wong aku kluyuran) dan sudah meninggalkan pesan di HPku yang tidak pernah aku terima (wong HPku ilang di Indonesia). Dia juga minta maaf karena memberi tahu dadakan.

Karena aku buka e-mail tersebut sudah malam, aku kasih tahu kalau nggak bisa karena hari Rabu siang (jam 15.00) aku harus ke rumah sakit. Aku juga tanya, apakah memungkinkan dipindah harinya. Aku pikir, kalau nggak bisa, ya sudahlah, memang bukan rejekiku.

Rabu pagi aku sudah siap-siap mau ke gym supaya siang bisa ke rumah sakit. Baru buka pintu, e....ada telpon dari pihak pengundang untuk tetap mengundangku hari itu juga. Akhirnya negosiasilah kami yaitu waktu wawancara dipersingkat dari 1,5 jam menjadi 1 jam dan waktu wawancara dimajukan supaya aku masih tetap bisa mengejar kereta dari Den Haag ke Rotterdam (maklum, wawancara di Den Haag tapi rumah sakit yang akan aku kunjungi di Rotterdam sedangkan desa tempatku tinggal berada di luar kedua kota tersebut).

Begitu selesai terima telpon, aku langsung siap-siap (mencari rute ke alamat tersebut di internet) dan berangkat. Aku bahkan tidak sempat melihat website organisasi yang aku lamar tersebut kerja di bidang apa. Aku cuma tahu alamat dan contact personnya doang. Waktu di dalam bis (yang membawaku dari rumah ke stasiun metro), aku sms Leo untuk mencarikan nama organisasi yang akan aku kunjungi (lha aku benar-benar lupa nge-print surat mereka). Aku cuma kasih tahu Leo tentang alamat dan contact person saja. Leo mencarikan di internet dan menelpon serta mengirim sms ke aku untuk menjawab permintaanku.

Akhirnya sampai juga aku di tempat tujuan setelah lari-lari mengejar bis, ganti metro, ganti metro lagi, beli tiket, lari ke peron, naik kereta, ngejar tram, celingukan cari alamat dsb. Pokoknya sampai gembrobyos karena harus naik turun tangga, lari-lari dsb.

Wawancara berjalan lancar (walaupun baik aku dan pewawancara kadang nengok jam, wong waktu wawancara dipersingkat supaya aku masih bisa ke rumah sakit). Yang mewawancarai 3 orang sekaligus. Mereka bilang menemukan berkas fileku di arsip mereka ketika aku melamar ke sana setahun yang lalu. Aku malah nggak ingat, mungkin itu juga open sollicitatie (lamaran terbuka yang artinya kalau ada lowongan ya sukur, kalau enggak yo kebangeten. hi...hi...hi...). Kebetulan saat ini ada lowongan dan mereka sudah pasang di website mereka (mungkin malah sudah beberapa lama, cuma aku nggak tahu).

Mereka kaget ketika aku kasih tahu kalau aku nggak tahu lowongan apa yang aku lamar. Jadi aku wawancara kerja tanpa tahu apa yang aku lamar. hi...hi...hi...Jangankan apa yang aku lamar, wong nama organisasinya saja lupa kok kalau nggak di-sms Leo, apalagi tentang sektor kerja lembaga tersebut (wong aku nggak sempat lihat website mereka. Dulu aku nglamar kali juga faktor iseng ngirim lamaran terbuka siapa tahu nyangkut. hi...hi...hi...). Aku cuma bisa meraba mereka bergerak di sektor apa hanya dari nama mereka.

Kebetulan wawancara dalam bahasa Inggris bukan Belanda (thanks God....lega aku). Kebetulan manager yang mewawancaraiku adalah orang Jerman, dan kebetulan dia juga nggak bisa berbahasa Belanda dengan lancar (walaupun bahasa Jerman dan Belanda ada mirip-miripnya bahkan lebih susah daripada bahasa Belanda).

Alhamdulillah, aku bisa jawab semua pertanyaan. Lha mbuh, jawabanku bener atau enggak, sesuai yang mereka inginkan atau enggak, yang penting aku sudah jawab to? Akhirnya menurutku sih kadang bukan wawancara karena lebih diskusi tentang strategi dsb.

Dari hasil wawancara tersebut, mereka bilang aku tahu banyak tentang situasi developing country (lha iyo, wong aku dari negara berkembang), aku punya banyak pengalaman dengan LSM (lha iyo wong aku sudah kerja lama di LSM), aku tahu tentang strategi dsb. Terus terang, walaupun aku mendengar kata-kata positif dari mereka, aku harus siap-siap untuk kecewa karena biasanya nih di LSM yang nglamar buanyak (bahkan kadang lebih banyak dibandingkan yang nglamar di perusahaan) tapi yang diterima cuma 1 (mending kalau yang dilamar posisi manager, wong untuk posisi asisten saja mbludak kok pelamarnya). Jadi ya siap-siap sajalah....

Aku sendiri berdoa supaya aku diberi yang tebaik. Kalau memang pekerjaan tersebut baik untukku dan memang jodohku, pasti Allah akan beri jalan. Tapi kalau malah bikin sengsara, bikin hubunganku dengan Leo menjadi renggang, bikin kami malah nggak bisa menikmati hidup, pasti Allah nggak akan kasih pekerjaan tersebut untukku.....mungkin Allah punya rencana lain untukku.

Setelah selesai wawancara, seperti biasa mereka bilang:

"Thank you very much for your participation, your time etc...etc....."

Aku juga bilang:

"Thank you very much for giving me this opportunity. This is the first interview for me after 3 years I try to find a job......"

Mereka kaget. Kok bisa? You have a lot of experiences in your field.....

Tapi tahu sendiri to, who you know is more important than what you know.......apalagi kalau lowongan yang tersedia sedikit sekali sedangkan yang nglamar membludak. Jadi jangan kaget kalau aku sudah bosan ditolak tanpa diberi kesempatan untuk interview. Kadang malah ditolak karena katanya expertiseku nggak sesuai dengan apa yang dilamar. Lha apa mereka nggak baca CVku dulu gitu, kok langsung aku dikasih surat standard. Mbok ya kalau nolak pake mikir dulu, bilang saja ada orang yang lebih tepat untuk posisi tersebut atau apalah walaupun hasilnya sama yaitu penolakan.      

Aku cepat-cepat say good bye karena harus mengejar tram yang akan berangkat 3 menit lagi untuk membawaku ke Den Haag Centraal station to catch the train leaving for Rotterdam.....

Catatan: gambar yang aku pasang adalah salah satu tram yang beroperasi di Den Haag. Aku ambil gambar ini sudah lama, bukan pada hari wawancara tersebut. Jangankan kok ambil foto, nafas saja sudah ngos-ngosan....

Monday, 13 August 2007

Thank you for our marriage

Lha wong ya mau diet aku, kok yang protes Leo. Maklum dia merasa terancam menu dinnernya.

Ini gara-gara waktu aku menemukan site tentang daftar kalori di sini ternyata pindakaas kalorinya tinggi sekali karena 100 gram pindakaas (selai kacang) kalorinya 647 kcal. Padahal selama ini aku kalau bikin gado-gado (makanan kegemaran Leo) selalu pake pindakaas untuk bumbu gado-gadonya (soalnya males mau bikin dari kacang goreng). Gado-gado adalah makanan kegemaran Leo.

Aku bilang sama dia, mendingan gimana kalau gado-gado digeser saja dari menu kita sehari-hari dan diganti dengan zuurkol (makanan tradisional Belanda dari kol yang uasemnya bukan main) soalnya zuurkol kalorinya rendah banget (100 gram zuurkol kalorinya cuma 24 kcal). Leo paling nggak doyan zuurkol. Mendingan nggak makan daripada disuruh makan zuurkol.

Dia memang nggak suka zuurkol sejak dia masih kecil. Dulu ketika mami (ibu mertua) masak ini, pasti dia nggak mau makan. Sampai dipaksapun, dia tetap tidak mau makan. Sampai-sampai ibunya bilang:

"Anak-anak Afrika akan sangat berterimakasih jika mereka bisa makan zuurkol ini...."

Tapi apa jawabannya?

"OK, kalau gitu, kirim saja piringku ini ke Afrika biar mereka gembira menikmati zuurkol ini........."

O.....o.....Wrong answer! Tentu saja mami langsung marah, terus mengirim Leo kecil ke atas beserta piringnya dan dia nggak boleh turun ke bawah kalau belum menghabiskan isi piringnya. Tapi tetap saja dia stubborn banget, mendingan kelaparan daripada disuruh makan zuurkol.  

Kembali ke masa sekarang. Begitu mendengar "rencanaku" (rencana dalam tanda petik karena aku cuma menggoda dia), langsung Leo protes berat. Dia langsung bilang:

"If you change our menu from gado-gado to zuurkol......thank you very much for our 3 year marriage..........."

Hanya gara-gara gado-gado, masak sih bisa mengalami krisis pernikahan. he...he...he....Kami menikah memang baru 3 tahun karena kami berdua memang telat nikah, sudah usia nenek kakek baru menikah. hi...hi...hi...

Terus aku bilang:

"So, you don't love me anymore.........?!?!?!?!?!?!"

"I love you but with gado-gado I love you more..............."

Halah alasan..................

 Ayo siapa mau nemenin aku diet??????? Selain diet, marilah kita berolah raga, misalnya jalan kaki atau ngepit (numpak pit alias bersepeda).

Catatan: Foto diambil weekend kemarin ketika kami bersepeda ke desa-desa tetangga.

 

  

Thank you for our marriage

Lha wong ya mau diet aku, kok yang protes Leo. Maklum dia merasa terancam menu dinnernya.

Ini gara-gara waktu aku menemukan site tentang daftar kalori di sini ternyata pindakaas kalorinya tinggi sekali karena 100 gram pindakaas (selai kacang) kalorinya 647 kcal. Padahal selama ini aku kalau bikin gado-gado (makanan kegemaran Leo) selalu pake pindakaas untuk bumbu gado-gadonya (soalnya males mau bikin dari kacang goreng). Gado-gado adalah makanan kegemaran Leo.

Aku bilang sama dia, mendingan gimana kalau gado-gado digeser saja dari menu kita sehari-hari dan diganti dengan zuurkol (makanan tradisional Belanda dari kol yang uasemnya bukan main) soalnya zuurkol kalorinya rendah banget (100 gram zuurkol kalorinya cuma 24 kcal). Leo paling nggak doyan zuurkol. Mendingan nggak makan daripada disuruh makan zuurkol.

Dia memang nggak suka zuurkol sejak dia masih kecil. Dulu ketika mami (ibu mertua) masak ini, pasti dia nggak mau makan. Sampai dipaksapun, dia tetap tidak mau makan. Sampai-sampai ibunya bilang:

"Anak-anak Afrika akan sangat berterimakasih jika mereka bisa makan zuurkol ini...."

Tapi apa jawabannya?

"OK, kalau gitu, kirim saja piringku ini ke Afrika biar mereka gembira menikmati zuurkol ini........."

O.....o.....Wrong answer! Tentu saja mami langsung marah, terus mengirim Leo kecil ke atas beserta piringnya dan dia nggak boleh turun ke bawah kalau belum menghabiskan isi piringnya. Tapi tetap saja dia stubborn banget, mendingan kelaparan daripada disuruh makan zuurkol.  

Kembali ke masa sekarang. Begitu mendengar "rencanaku" (rencana dalam tanda petik karena aku cuma menggoda dia), langsung Leo protes berat. Dia langsung bilang:

"If you change our menu from gado-gado to zuurkol......thank you very much for our 3 year marriage..........."

Hanya gara-gara gado-gado, masak sih bisa mengalami krisis pernikahan. he...he...he....Kami menikah memang baru 3 tahun karena kami berdua memang telat nikah, sudah usia nenek kakek baru menikah. hi...hi...hi...

Terus aku bilang:

"So, you don't love me anymore.........?!?!?!?!?!?!"

"I love you but with gado-gado I love you more..............."

Halah alasan..................

 Ayo siapa mau nemenin aku diet??????? Selain diet, marilah kita berolah raga, misalnya jalan kaki atau ngepit (numpak pit alias bersepeda).

Catatan: Foto diambil weekend kemarin ketika kami bersepeda ke desa-desa tetangga.

 

  

Thank you for our marriage

Lha wong ya mau diet aku, kok yang protes Leo. Maklum dia merasa terancam menu dinnernya.

Ini gara-gara waktu aku menemukan site tentang daftar kalori di sini ternyata pindakaas kalorinya tinggi sekali karena 100 gram pindakaas (selai kacang) kalorinya 647 kcal. Padahal selama ini aku kalau bikin gado-gado (makanan kegemaran Leo) selalu pake pindakaas untuk bumbu gado-gadonya (soalnya males mau bikin dari kacang goreng). Gado-gado adalah makanan kegemaran Leo.

Aku bilang sama dia, mendingan gimana kalau gado-gado digeser saja dari menu kita sehari-hari dan diganti dengan zuurkol (makanan tradisional Belanda dari kol yang uasemnya bukan main) soalnya zuurkol kalorinya rendah banget (100 gram zuurkol kalorinya cuma 24 kcal). Leo paling nggak doyan zuurkol. Mendingan nggak makan daripada disuruh makan zuurkol.

Dia memang nggak suka zuurkol sejak dia masih kecil. Dulu ketika mami (ibu mertua) masak ini, pasti dia nggak mau makan. Sampai dipaksapun, dia tetap tidak mau makan. Sampai-sampai ibunya bilang:

"Anak-anak Afrika akan sangat berterimakasih jika mereka bisa makan zuurkol ini...."

Tapi apa jawabannya?

"OK, kalau gitu, kirim saja piringku ini ke Afrika biar mereka gembira menikmati zuurkol ini........."

O.....o.....Wrong answer! Tentu saja mami langsung marah, terus mengirim Leo kecil ke atas beserta piringnya dan dia nggak boleh turun ke bawah kalau belum menghabiskan isi piringnya. Tapi tetap saja dia stubborn banget, mendingan kelaparan daripada disuruh makan zuurkol.  

Kembali ke masa sekarang. Begitu mendengar "rencanaku" (rencana dalam tanda petik karena aku cuma menggoda dia), langsung Leo protes berat. Dia langsung bilang:

"If you change our menu from gado-gado to zuurkol......thank you very much for our 3 year marriage..........."

Hanya gara-gara gado-gado, masak sih bisa mengalami krisis pernikahan. he...he...he....Kami menikah memang baru 3 tahun karena kami berdua memang telat nikah, sudah usia nenek kakek baru menikah. hi...hi...hi...

Terus aku bilang:

"So, you don't love me anymore.........?!?!?!?!?!?!"

"I love you but with gado-gado I love you more..............."

Halah alasan..................

 Ayo siapa mau nemenin aku diet??????? Selain diet, marilah kita berolah raga, misalnya jalan kaki atau ngepit (numpak pit alias bersepeda).

Catatan: Foto diambil weekend kemarin ketika kami bersepeda ke desa-desa tetangga.

 

  

Friday, 10 August 2007

Ini Londo apa Tanah Abang seeeehhhhhhhh?!?!?!




Kalau di Jakarta ini mungkin mirip Tanah Abang (masih kayak gini nggak? Sorry sudah lama nggak ke Tanah Abang), atau Mangga Dua atau malah Pasar Minggu? Silahkan pilih sendiri deh padanannya....pokoknya ada yang jualan di toko, kios, di tenda dsb. Yang jelas mau cari dari mulai baju, HP, restaurant (berbagai macam dari Chinese food sampai dengan kebab ada), alat-alat rumah tangga, carpet dll ada semua.....

Ini foto-foto yang kami buat ketika kami ke Beverwijk (http://www.debazaar.nl/). Di sana ada bazar dan China Town. Ada kali 30an halls, sampai capek jalannya. Saking gedenya sampai nggak sempat ke bagian Oostermarkt.

Lapangan parkirnya luas banget, nggak tahu tuh berapa ribu mobil bisa tertampung ke sana. Kalau hari biasa parkir nggak bayar, tapi kalau weekend bayar 3 Euro. Masuk ke bazar bayar 2 Euro per orang.

Harga barang yang dijual relatif murah. Aku bilang relatif karena menurut kami untuk baju masih lebih murah di Pasar Rotterdam daripada di sini. Maklum mungkin di sini sewa tempat lebih mahal daripada pasar kagetnya Rotterdam.

Tapi yang jelas, jangan kaget kalau menemui buanyak sekali produk made in China (tidak hanya di bagian China Town tapi juga di hall-hall lainnya). Memang produk made in China bener-bener melanda dunia.......

Ada bagian khusus yang namanya China Town, tapi untuk yang ini belum buka semua kios atau tokonya. Waktu itu ada pertunjukan tari. Seperti biasa....akhrinya kami borong bumbu-bumbu di oriental supermarket....

Ini Londo apa Tanah Abang seeeehhhhhhhh?!?!?!




Kalau di Jakarta ini mungkin mirip Tanah Abang (masih kayak gini nggak? Sorry sudah lama nggak ke Tanah Abang), atau Mangga Dua atau malah Pasar Minggu? Silahkan pilih sendiri deh padanannya....pokoknya ada yang jualan di toko, kios, di tenda dsb. Yang jelas mau cari dari mulai baju, HP, restaurant (berbagai macam dari Chinese food sampai dengan kebab ada), alat-alat rumah tangga, carpet dll ada semua.....

Ini foto-foto yang kami buat ketika kami ke Beverwijk (http://www.debazaar.nl/). Di sana ada bazar dan China Town. Ada kali 30an halls, sampai capek jalannya. Saking gedenya sampai nggak sempat ke bagian Oostermarkt.

Lapangan parkirnya luas banget, nggak tahu tuh berapa ribu mobil bisa tertampung ke sana. Kalau hari biasa parkir nggak bayar, tapi kalau weekend bayar 3 Euro. Masuk ke bazar bayar 2 Euro per orang.

Harga barang yang dijual relatif murah. Aku bilang relatif karena menurut kami untuk baju masih lebih murah di Pasar Rotterdam daripada di sini. Maklum mungkin di sini sewa tempat lebih mahal daripada pasar kagetnya Rotterdam.

Tapi yang jelas, jangan kaget kalau menemui buanyak sekali produk made in China (tidak hanya di bagian China Town tapi juga di hall-hall lainnya). Memang produk made in China bener-bener melanda dunia.......

Ada bagian khusus yang namanya China Town, tapi untuk yang ini belum buka semua kios atau tokonya. Waktu itu ada pertunjukan tari. Seperti biasa....akhrinya kami borong bumbu-bumbu di oriental supermarket....

Ini Londo apa Tanah Abang seeeehhhhhhhh?!?!?!




Kalau di Jakarta ini mungkin mirip Tanah Abang (masih kayak gini nggak? Sorry sudah lama nggak ke Tanah Abang), atau Mangga Dua atau malah Pasar Minggu? Silahkan pilih sendiri deh padanannya....pokoknya ada yang jualan di toko, kios, di tenda dsb. Yang jelas mau cari dari mulai baju, HP, restaurant (berbagai macam dari Chinese food sampai dengan kebab ada), alat-alat rumah tangga, carpet dll ada semua.....

Ini foto-foto yang kami buat ketika kami ke Beverwijk (http://www.debazaar.nl/). Di sana ada bazar dan China Town. Ada kali 30an halls, sampai capek jalannya. Saking gedenya sampai nggak sempat ke bagian Oostermarkt.

Lapangan parkirnya luas banget, nggak tahu tuh berapa ribu mobil bisa tertampung ke sana. Kalau hari biasa parkir nggak bayar, tapi kalau weekend bayar 3 Euro. Masuk ke bazar bayar 2 Euro per orang.

Harga barang yang dijual relatif murah. Aku bilang relatif karena menurut kami untuk baju masih lebih murah di Pasar Rotterdam daripada di sini. Maklum mungkin di sini sewa tempat lebih mahal daripada pasar kagetnya Rotterdam.

Tapi yang jelas, jangan kaget kalau menemui buanyak sekali produk made in China (tidak hanya di bagian China Town tapi juga di hall-hall lainnya). Memang produk made in China bener-bener melanda dunia.......

Ada bagian khusus yang namanya China Town, tapi untuk yang ini belum buka semua kios atau tokonya. Waktu itu ada pertunjukan tari. Seperti biasa....akhrinya kami borong bumbu-bumbu di oriental supermarket....

Thursday, 9 August 2007

Di kaki Gunung Merapi Sumbar




Ini foto-foto di kaki Gumung Merapi Sumatera Barat. Cantik kan? Rasanya nggak bosan memandanginya sambil menghirup udara sejuk dan segar....yang lain daripada udaranya Jakarta yang panas dan kotor...

Di kaki Gunung Merapi Sumbar




Ini foto-foto di kaki Gumung Merapi Sumatera Barat. Cantik kan? Rasanya nggak bosan memandanginya sambil menghirup udara sejuk dan segar....yang lain daripada udaranya Jakarta yang panas dan kotor...

Di kaki Gunung Merapi Sumbar




Ini foto-foto di kaki Gumung Merapi Sumatera Barat. Cantik kan? Rasanya nggak bosan memandanginya sambil menghirup udara sejuk dan segar....yang lain daripada udaranya Jakarta yang panas dan kotor...

Tuesday, 7 August 2007

Bersepeda lagi




Summer kali ini jarang banget panas dan jarang banget ngelihat matahari. Begitu matahari bersinar, kami pengin memanfaatkan hari indah ini dengan sebaik-baiknya. Kebetulan weekend lalu cuaca bagus, akhirnya kami bersepeda ke keliling desa dan desa tetangga.

Monday, 6 August 2007

They want to solve the problems of the world by wearing bikini.......

Kabarnya Putri Indonesia 2007 akan dikirim ke ajang Miss Universe 2008. Terus terang aku jadi ingat komentarnya Leo tentang penyelenggaraan berbagai ajang Miss ataupun ratu-ratuan. Dia paling nggak mudeng dengan penyelenggaraan event kayak gitu. Dia bilang:

"They want to solve the problems of the world by wearing bikini....."

Aku terus tanya dia: "What do you mean?"

"Lha ya kamu lihat saja acara kayak gitu, selalu ada sesi pake bikini kan? Terus most of the time, the participants selalu bilang: " I love children atau I love animal" Mereka ngomong gitu kan? Terus setelah menang, akan mengunjungi berbagai negara termasuk negara berkembang, mengunjungi daerah miskin tapi mereka sendiri tinggal di hotel-hotel internasional, hotel-hotel berbintang........."

"Katanya sih kalau ajang kayak gitu nggak hanya memamerkan kecantikan tapi juga kecerdasan dan kepedulian terhadap masalah dunia"

"Lha kalau mau memperhatikan masalah dunia, mbok ya langsung saja ke Calcuta sana, membantu apa yang sudah dirintis oleh mother Theresa. Atau ke Afrika sana untuk membantu memecahkan kelaparan, penyakit dan kemiskinan. Jangan hipokrit gitu lho. Kalau mereka mau pamer tubuh berbalut bikini, sekalian saja ikut kontes ratu pantai. Kalau mau pamer pake baju renang, sekalian jadi juara renang di olimpic. Kalau mau jadi model, sekalian ikut kontes mode show. Kalau mau lomba kecerdasan, ikut saja lomba science dan kalau perlu rebut hadiah Nobel. Jangan bilang "I love children", pake bikini, tinggal di hotel-hotel mewah tapi kemudian pengin memecahkan masalah kemiskinan dengan cuma sekali berkunjung di daerah kumuh dan ketemu anak-anak kelaparan dalam beberapa menit........"

"Ya....orang kan lain-lain jalan pikirannya......." kataku

Tapi tetap saja dia nggak mudeng dengan berbagai macam kontes seperti itu......  

Catatan: Gambar diambil dari www.tiaratown.com. Menurut site tersebut, ini gambar Miss America crown replica 

Sunday, 5 August 2007

Pohon kelapa unik di dekat Istano Silinduang Bulan


Unik kan batangnya....muntir-muntir. Itu karena penyakit atau apa ya kok bisa kayak gitu? Kalau penyakit, kasihan banget ya....

Terus terang baru kali ini melihat pohon kelapa yang batangnya muntir-muntir unik kayak gini. Pohon kelapa ini kebetulan ditanam di dekat Istano Silinduang Bulan. Seperti juga Istana Pagaruyung, istana Silinduang Bulan kabarnya juga replika, bukan aslinya.

Saturday, 4 August 2007

Istano Pagaruyung, sebelum dan setelah terbakar


Istana sebelum terbakar, gambar dari depan. Megah kan?

Aku beli potret ini dari seorang pedagang informal. Terus aku scan.

Ini foto-foto istana Pagaruyung sebelum dan setelah terbakar. Waktu kami ke sana memang istana tersebut sudah terbakar sih. Kami memperoleh potret istana yang belum terbakar dari seorang pedagang informal. Satu potret Rp. 5000,-. Terus aku scan dan posting di sini.

Kabarnya kebakaran terjadi karena disambar petir. Penangkal petirnya tidak berfungsi waktu itu. Akhirnya habislah proyek yang kabarnya senilai milyaran rupiah tersebut. Mengapa disebut proyek? Karena dari informasi yang aku peroleh, istana ini adalah replika dari istana yang asli. Aku dapat info juga, celakanya istana ini terbakar kok ya tidak lama setelah kunjungan presiden SBY ke sini.

Tapi yang jelas, pemandangan alamnya cantik.

Thursday, 2 August 2007

Di Margocity aku ditegur satpam.........

Lha wong ya nggak tahu kalau nggak boleh motret gedung ini, pak satpam dengan sopan bilang kalau di sini nggak boleh bikin potret gedung tersebut.

"Wah maaf pak, nggak tahu........."

Untung pak satpam nggak nyuruh menghapus foto yang sudah aku bikin (walaupun cuma 1). Atau mungkin pak satpam nggak tahu, atau pura-pura nggak tahu atau kasihan sama wajah memelasku......

Mungkin alasan keamanan kali ya kita nggak boleh motret gedung tersebut. Walaupun kalau dipikir-pikir, kalau ada teroris yang pengin beraksi di gedung tersebut (semoga nggak pernah terjadi), pasti motretnya dari jarak jauh dan pake kamera canggih, nggak kayak kamera sakuku. Kali aja gitu ya modus operandinya.......wong ya aku nggak pernah dan nggak pengin jadi teroris, jadi ya nggak tahu cara kerja mereka.............

Margocity yang terletak di jalan Margonda Raya Depok memang cukup besar dan halaman parkirnya luas sekali. Waktu kami mudik lalu, kami lihat di dalamnya masih banyak toko yang belum buka. Jadi nggak heran masih sepi pengunjung kecuali weekend. Wc nya masih bersih. Mbak yang bertugas membersihkan toilet nggak mau dikasih duit.

Yang jelas sekarang....Depok makin muacet!!!! Lha gimana nggak macet, wong banyak banget mall. Misalnya di depan Margocity ada Detos (Depok Town Square). Bingung aku...apa ya laku ya.........selain itu aku juga bingung, gimana perencanaan kotanya kok kayaknya gampang sekali bikin mall di sana.......Di sini mau bangun sesuatu saja perencanaannya sangat njlimet. Belum lagi harus dipikirkan dampak lingkungannya kalau pihak gemeente (Pemda) nggak mau diprotes oleh LSM lingkungan.    

Seingatku sebelum jadi Margocity, ada sebuah rumah guede di sana. Letaknya menjorok ke dalam tapi masih bisa dilihat dari jalan Margonda Raya. Rumah tersebut sepertinya peninggalan jaman Belanda. Jadi rumah kuno gitu. Kelihatannya kalau dari jauh sangat kokoh bangunannya. Kabarnya sih dulu pernah dipake untuk pembuatan film segala.

Menurutku rumah tersebut unik dan indah. Dari jauh kesannya gimana gitu, adem.....tapi berwibawa (atau malah angker? Enggak lah ya....). Terasnya luas (kayak terasnya istana Merdeka) dan seingatku ada pilar-pilar gede dan kokoh yang menyangga rumah tersebut. Bayanganku lantainya dari marmer. Terus ada lampu jaman dulu yang digantung di tengah ruangan. Dindingnya memang selalu putih. Mungkin ada berbagai macam lukisan-lukisan kuno yang indah yang dipajang di dinding. Halamannya luas dan ditumbuhi pohon-pohon yang membuat suasana menjadi sejuk asri dan gimana gitu.......Eh....lha kok melantur....... 

Sebetulnya aku pengin sekali ke sana untuk membuat foto rumah tersebut. Tapi selalu: "nanti dulu ah......kan rumah nggak bakalan lari" Tapi hiks...hiks....rumahnya memang nggak lari, tapi diambrukin dan dibangun mall.......