
Waktu mudik lalu, kami diajak adikku dan suaminya ke Bandung dan sekalian ke Tangkuban Prahu. Kata adikku:
"Aku kalau nggak sama kalian, kali juga nggak bakalan nginjak di sini ya...." Maklum, kadang karena dekat, malah kita nggak pernah nyambangin, selalu bilang: Nanti saja kan bisa, gampanglah itu....tapi akibatnya malah nggak pernah ke sana.
Menurut kami Tangkuban Prahu OK, tapi Gunung Bromo jauh lebih mengagumkan. Tapi untuk sekedar melepas lelah juga lumayanlah.
Yang bikin kami kaget adalah sedang asyiknya motret-motret, tiba-tiba ada suara: "NGUING.....NGUING.....NGUING......" Aduh....apalagi ini....kebakaran atau apa ya? Tangkuban Prahu memang berasap, tapi kan asap belerang, bukan karena kebakaran.
Eh....tahunya ada rombongan pejabat yang berkunjung ke daerah wisata rakyat tersebut. Suara nguing-nguing adalah suara sirene mobil polisi yang mengawal mereka. Aku katakan daerah wisata rakyat karena untuk memasuki daerah ini, harga karcisnya masih terjangkaulah untuk rakyat (walaupun aku lupa berapa harga karcisnya).
Nah ternyata, para abdi rakyat ini pengin juga berbaur dengan rakyat di daerah wisata rakyat dengan dikawal oleh polisi yang bernguing-nguing supaya rakyat minggir karena abdi rakyat mau lewat.....
Aku tanya sama adik iparku:
"Itu siapa?"
"Mungkin anggota DPRD tingkat II"
"Weleh-weleh.....kalau betul mereka anggota DPRD (tingkat II lagi), kok lewat saja harus pake nguing-nguing segala. Bikin kaget, untung nggak punya penyakit jantung....."
Waktu Leo tanya siapa mereka, aku coba jelaskan. Leo nggak mudeng, soalnya di Belanda yang namanya minister-president (prime minister alias perdana mentri) saja pengawalannya nggak sampai kayak gitu. PM Jan Peter Balkenende tinggal di Capelle aan den Ijssel, sebuah kota kecil yang bertetangga dengan desa kami.
Dulu waktu aku masih kursus bahasa Belanda (tempat kursusnya kebetulan di Capelle), teman-teman kursusku bahkan guru Bahasa Belandaku yang tinggal di Capelle cerita kalau mereka kadang melihat PM Balkenende ngantri di supermarket atau kiosk dengan istrinya tanpa penjagaan sama sekali. Leo juga pernah cerita kalau rumah blio nggak gede, besarnya nggak jauh beda dengan rumah mungil kami. Pokoknya biasa sajalah rumah blio itu. Kalau untuk ukuran pejabat Indonesia bahkan terlalu biasa.
Jangan kaget kalau ada mentri Belanda ke kantor naik sepeda. Atau ketua partai politik bersepeda juga pemandangan yang normal. Beda kan dengan Indonesia? Mungkin Indonesia jauh lebih berbahaya, jadi harus ada pengawalan yang ketat untuk para abdi rakyat tersebut. Lha kalau terjadi apa-apa dengan mereka, hayo...gimana coba? Siapa yang akan memimpin dan me-manage negara ini? Repot kan kalau nggak ada mereka.....
Suara nguing-nguing itu mungkin digunakan supaya para pejabat tidak mengalami kemacetan di jalan. Lha kalau macet, rapat parlemen, rapat kabinet dan rapat-rapat penting lainnya kan bisa tertunda. Kalau sampai mundur, ya repot karena semua proyek pembangunan bisa tertunda semua atau bahkan gagal. Iya to?
Lha mungkin saja dari derah wisata rakyat tersebut, para anggota parlemen akan mengadakan rapat penting pada hari libur (wong kami ke sana hari Minggu kok)......
Wah pasangan yang serasi ya Sri.
ReplyDeleteyg cowok ganteng dan yang cewek cantik.
Wah cantik nya pemandangan disana ya Sri.
ReplyDeleteterakhir kesana jaman kuliah dulu ... sekitar tahun 1993an ...
ReplyDeletekapan ya bisa kesana lagi ? ...
biasa deh mbak.. di Indo tuh emang pejabatnya suka sok penting gitu.. paling sebel aja kalo pas lagi di jalan, tiba-tiba distop polisi, trus ada sirene nguing-nguing.. kirain rombongan presiden.. lha, padahal sih mungkin cuma pejabat biasa, entah anggota DPR atau apa.. tau deh kalo mereka itu mungkin wakil rakyat, tapi memang ada kejadian sedarurat apa sih kalo tiap kali harus diikuti pengawalan sedemikian rupa.. cuma bisa geleng-geleng kepala aja kalo ngeliat yang kayak gitu.. hehehe :p
ReplyDeletebtw... pemandangan di tangkuban perahu sih memang gak terlalu istimewa sebenernya.. aku jauh lebih menyukai gunung Bromo yang walau dengan suhu yang dingin menggigit saat dini hari menunggu terbitnya matahari, tapi rasanya suasananya lebih terasa damai aja di sana.. Tapi kalo buat sekedar iseng aja sih, boleh lah.. Mbak Sri mampir juga ke Kawah Putih di Ciwideuy, gak (daerah Bandung juga).. di sana pemandangannya sih spertinya lebih memesona ketimbang Tangkuban Perahu..
ReplyDeleteTerimakasih....terimakasih.....(sambil malu-malu.....)
ReplyDeleteKalau mau lebih cantik ya Gunung Bromo. Kawahnya jauh lebih besar dan mengagumkan. Bau belerangnya juga jauh lebih tajam. Kalau mau ke sana harus mendaki, lumayan juga kaki gempor. Bisa sih naik kuda, tapi kudanya kurus-kurus. Nggak tega mau naik kuda sekurus itu.
ReplyDeleteSiapa tahu nanti kalau adiknya Adit sudah lahir dan sudah gede, bisa deh main ke sana lagi....
ReplyDeleteKadang juga heran aku. Yang harus melayani mereka yang katanya abdi rakyat atau kita yang rakyat ya? Sudah terbalik-balik saja.....
ReplyDeleteKami pernah ke Gunung Bromo juga untuk melihat matahari terbit. Sayang mendung jadi nggak gitu kelihatan mataharinya. Percaya atau tidak. Di sana banyak orang minta foto bareng Leo. Kayak artis saja. hi...hi...hi....
ReplyDeleteKetika kami ke sana, Leo kaget banget melihat banyak orang yang pake penutup kepala, jaket tebal-tebal, sarung tangan dsb. Padahal dia cuma pake t-shirt doang. Dia tanya ke aku: "Mereka pakai baju tebal kayak gitu, emang mau ekspedisi ke Antartika ya?". Maklum, dia kan terbiasa dengan dingin. Jadi suhu di Gunung Bromo masih dianggap "normal" sama dia. Sedangkan kita kan orang tropis ya, jadi suhu Gunung Bromo ya dingin menurut kita.
Waktu itu kami nggak ke Kawah Putih Ciwidey. Aku pernah dengar tentang Ciwidey tapi malah nggak tahu kalau ada kawah putih segala di sana (dasar kuper). Kebetulan waktunya juga mepet sih. Siapa tahu nanti kalau mudik bisa ke sana. Thanks.
yah pejabatnya gak dipoto sekalian mbak? biar makin GR gitu..hehehe...
ReplyDeleteDasar dah Indonesia, bukannya kerjanya dulu yang diduluin malah tampilan..hehehe...
Katanya tahun 2003 juga ada rombongan DPR studi banding ke Champ Elysées Paris, pake 2 limousin. Aku waktu itu belom tinggal di sini, dan baca liputannya di Bisnis Indonesia. Wuih malu2in aja, abis disorot katanya di koran Perancis. Sedangkan di sini dua kandidat kuat presiden pada biasa2 aja, si Ségolène Royal kemana2 nebeng scooter anak remajanya, sedangkan si Sarkozy ketika penjemputannya ke istana presiden juga cuman pake mobil Renault yang semua orang juga punya. Hehehe. Mungkin emang mbak, duitnya para pejabat kita lebih jreng daripada duit pejabat eropa.
So beautiful.....thanks for sharing....nice pic,nice album.............
ReplyDeleteItu yang kadang suamiku bilang. Mungkin saja pejabat kita penghasilannya lebih tinggi daripada pejabat Belanda atau Eropa Barat lainnya. Gaji pejabat kita mungkin lebih rendah, tapi tambahan lainnya bisa lebih tinggi daripada gajinya.
ReplyDeleteWaktu itu nggak motret pejabat yang dikawal nguing-nguing. Wong selain nggak mood motret mereka, tujuan datang ke situ adalah untuk menikmati pemandangan alam.....
Sama-sama....terimakasih juga.....
ReplyDeletewakil rakyat yg minta dijunjung ama yg diwakilinya ya mba....:))
ReplyDeleteonly in indonesia.................hehehe
Ya gak heran namanya juga kelakuakan pejabat Indonesia, mbak, susah deh .... btw aku terakhir ke tangkuban perahu kayaknya waktu masih keciiillll bener deh, sayang belum ada tulisan mbak ini, jadinya kemarin pas mudik gak bawa anak2 kesana deh, maklum gak inget, padahal kita dua kali ke Bandung...TFS nanti pas pulang lagi kayaknya mau dijadwalin ke sini ah...
ReplyDeletepernah kesana jaman tidak enak dulu, kkl dg teman 2, termasuk sm Ekani
ReplyDeleteLha iya ya....only in Indonesia......
ReplyDeletesama-sama....
ReplyDeleteSiapa tahu nanti kalau mudik bisa main ke sana ya....
Lha sopo ngerti mengko mrono maneh....
ReplyDeletet.prahu... *membayangkan asap, bau dan,...... sirene :D
ReplyDelete20 th yg lalu saya kesana
iyo yo ke Breda atau Utrecht he..he..
ReplyDeleteNggak pengin ke sana lagi?
ReplyDeleteLha nek ngono, aku tak kontak Ekani dhisik yo, sopo ngerti dia OK juga....
ReplyDeleteHallo Mbak Sri dan Mas Leo....
ReplyDeleteMbak kalo Tangkuban Perahu sih daerahku tuch , waktu jaman msh pacaran dulu suka jalan2 kesana sama papahnya si Niko hehehehe, maklumlah sama2 orang Bandung....jadi nostalgia nih...
jadi kangen sama Bandung eh Tangkuban Perahu hehehehe...
ReplyDeleteWaktu itu pasti belum ada Niko ya? Jadi nggak ada yang gangguin pacaran. hi...hi...hi...
ReplyDeleteSiapa tahu nanti kalau mudik ke Tangkuban Prahu......kalau Bandung kayaknya sudah masuk dalam agenda mudik ya? Tapi Bandung memang top dalam hal makanan. Sepanjang jalan makanan melulu, jarak satu meter sudah ada yang jual makanan lagi. Leo sampai kagum melihat Bandung......unbelievable katanya.....
ReplyDeleteBagus sekali pemandangannya say....
ReplyDeleteNach ini dulu say...
ReplyDeleteSuka amat lihat Sri lagi berdua.
Memang cantik. Kalau mau lebih bagus lagi ya Gunung Bromo.......
ReplyDeleteTerimakasih....terimakasih (sambil senyum malu-malu.....).
ReplyDeleteFoto2nya bagus2 dan melihat Sri berdua dengan Leo senang juga, mengingatkan saya waktu baru menjadi mahasiswa dulu pernah excursie ke Tangkuban prahu. Waktu itu masih belum ada rumah, hutanya masih perawan. Yang menjadi pemandu adalah seorang Indo Belanda. Sesudah memandu mahasiswa baru2, beliaunya langsung pulang ke Belanda.
ReplyDeletePasti itu kenangan yang nggak akan terlupakan ya tante.......
ReplyDeleteSelain bunyi sirenenya nyang ngagetin en bikin budeg tuh :) *hiperbol* , juga bikin maceet!!! Smua kendaraan suruh minggir or brehenti..tobat..tobat!
ReplyDeleteLeo kok nggak dipeluk sih mbak hehehhe....:D
ReplyDeleteLha nek kuwi pancen....
ReplyDeleteLha iyo, kok ora kepikiran waktu itu. Saking seriuse beraksi. he...he...he....
ReplyDeletePara oknum pejabat di Indonesia memang banyak yang aneh2, gila hormat. Pernah tuh aku berdiri manyun di dalam bis penuh sesak penumpang, selama hampir 1 jam, cuman karena nungguin ada nguing-nguing mau lewat. Dongkooll banget rasanya, udah kemringet gemrobyos, yang lewat cuma 1 mobil plus 2 nguing-nguing. Macetnya udah dari ujung lampu merah sampe nun jauh disana. Pernah juga ada nguing-nguing yang minta masuk jalur busway. Kacau-beliau deh. Semestinya biarpun pejabat ya harus ngerasain ngantri dan bermacet-ria, bukannya malah menjadi penyebab kemacetan. Haduh... tapi Indonesia tetap negeri tercinta....lengkap dengan 'hujan batu'-nya... hahaha....
ReplyDeleteBisa dibayangin dongkolnya........mestine nganggo misuh-misuh barang yo walaupun di dalam hati.
ReplyDeleteTapi heran juga ya di Indonesia, kok bisa minta jalur busway segala. Lha kalau gitu, mbok ya mereka sekalian naik bus saja ya, jadi nggak menyalahi peraturan.....
"para abdi rakyat ini pengin juga berbaur dengan rakyat di daerah wisata rakyat"
ReplyDeletekalu pengen berbaur mah gak pake nguing nguing kaleeee.........
hi...hi...hi...malah bikin rakyat minggir....
ReplyDeleteSri, Ibu masih kuat ya jalan-jalan. Wah, seneng lho masih bisa jalan-jalan sama Ibu ke mana-mana...
ReplyDeleteAlhamdulillah, ibu masih bisa jalan-jalan walaupun tidak seperti dulu ketika belum kena stroke. Untungnya ibu punya semangat untuk sembuh, semangat untuk bergerak walaupun sekedar jalan ataupun berkebun.
ReplyDeleteiyo mbak stlh lebaran kita ketemuan yok
ReplyDeleteOK, nanti kita janjian ya habis sholat Ied. Nanti kita bisa ketemu Ekani segala di sana. Pasti dia pengin ke Wassenaar juga setelah sholat.
ReplyDelete