Thursday, 24 January 2008

English is the easiest language in Europe

Itu kata Leo. Aku tadinya nggak percaya, tapi ketika aku belajar bahasa Belanda baru aku mudeng maksudnya. Kalau ini aku masih mudeng:

I ga morgen naar school

atau

I go tomorrow to school

(walaupun kenapa bukan Ik ga naar school morgen atau I go to school tomorrow).

Tapi kemudian kalau morgen nya di depan, ngapain jadi kayak gini:

Morgen ga ik naar school

Yang kalau dalam bahasa Inggris kan jadinya:

Tomorrow go I to school (lha kan mendingan ngomong: Tomorrow I go to school. Iya kan?)

Ternyata bahasa Belanda lebih muter-muter daripada bahasa Inggris. Lha ngapain coba harus ngomong muter-muter kayak gini:

Ik leer Nederlands omdat ik nu in Nederland woon

kalau diterjemahin satu-satu dalam bahasa Inggris kan jadinya:

I learn Dutch because I now in the Netherlands live.

Kenapa bukan:

I learn Dutch because I live in the Netherlands now.

Atau bisa juga kayak gini:

Als ik naar de markt ga, ga ik een tas kopen

Kalau diterjemahkan satu-per satu kan jadinya gini:

If I to the market go, will I a bag buy.

Kenapa nggak ngomong aja kayak gini:

If I go to the market, I will buy a bag 

Lha ngapain coba harus muter-muter, nggak pake aturan: Subyek+Predikat+Obyek saja dalam semua kalimatnya?

Berhubung sudah tua, puyeng juga aku belajar bahasa Belanda. Makin tua makin bingung kalau disuruh mikir yang muter-muter kayak gitu. Kata Leo bahasa Belanda lebih mudah daripada bahasa Jerman atau Perancis atau Rusia, tapi tetep aja aku masih nggak becus juga ngomong Londo.

Di rumah aku sudah berusaha mempraktekkan Bahasa Belanda, tapi Leo kadang nggak sabar nunggu aku mikir. Aku sendiri juga kadang males mikir. Lha gimana, wong bahasa Inggris saja kadang masih puyeng kok, palagi boso Londo (halah alasan!). Akhirnya balik lagi ke bahasa Inggris lagi kalau kami harus berkomunikasi. Kapan pinternya ngomong Londo coba kalau gini? hi...hi...hi... 

Katanya kan Bahasa Belanda satu rumpun dengan bahasa Inggris dan Jerman. Bahasa Inggris yang termudah dan bahasa Jerman yang tersulit. Karena sedikit-sedikit aku belajar bahasa Belanda, kadang aku juga mengerti beberapa kata dalam bahasa Jerman dengan cara mengira-ira (kecuali waktu itu meldung dan kein. hi...hi...hi...). 

Kosa kata dan tata bahasanya kedua bahasa tersebut kayaknya ada kemiripan. Jadi kalau ada resep dalam bahasa Jerman, aku masih sedikit ngeh (paling enggak beberapa ingredients dan cara pembuatan pada step pertama). Tapi untuk selanjutnya, blas nggak ngerti sama sekali.   

Kalau orang Jerman pasti gampang ya untuk memahami bahasa Belanda?

Tapi satu hal adalah menurut Leo, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling logis diantara semua bahasa yang pernah dia pelajari (walaupun sampai sekarang dia tetep saja nggak mudeng bahasa Indonesia). Yang susah untuk orang asing adalah aturan me-kan, di-kan dan sejenisnya. Tapi for the rest, kata dia, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling logis dan gampang dimengerti.   

Catatan: gambar kincir angin yang bisa muter-muter baling-balingnya mengingatkanku pada bahasa Belanda yang muter-muter. hi...hi...hi...Gambar ini aku ambil waktu kami bersepeda.

48 comments:

  1. mbak..dulu aku pernah ikutan kursus bahasa belanda di karta pustaka...
    jaman masih mahasiswa dulu...
    dan putus asa karena nggak bisa molak-malik kalimat..hehehhee

    ReplyDelete
  2. Lha iyo to, mutar-muter mbuleti ora karu-karuan. ha...ha...ha...

    Kalau usia sudah lebih dari 40 tahun, ternyata makin sulit untuk belajar bahasa kecuali kalau bakat berbahasa. Itu nggak bela diri, karena memang berdasarkan penelitian. Aku waktu itu belajar bahasa Belanda pada usia 40 tahun, puyeng juga. Setelah 3 tahun di sini masih bego juga. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  3. susah juga ya mbak sri kalo ngomong pake muter2 gitu, ya aku bhs inggris aja kadang sika keputar kok, contohnya carseat kdg aku keseleo lidah jadi seatcar kekeke...gimana yah lagi kalo mesti belajar bhs yg lain. blasss kacau balau blepotan hehehe...

    ReplyDelete
  4. Lha yen aku excuse-e ngene: "Wong boso endonesa ae kadang puyeng, soyo meneh boso enggres..." :p
    Hihihi... kemarin ma Leo, boso jowo lan endonesaku sering keluar tanpa sengaja... :D

    ReplyDelete
  5. Lha iya to, bikin bahasa kok susah gitu, yang gampang aja napa ya?

    ReplyDelete
  6. Hua...ha...ha....lha supaya doi juga belajar boso Jowo to.

    Lha wong saiki wae Leo mudeng kok artine nggregesi....

    ReplyDelete
  7. wakakkakak otak mbak sri ikut2an muter kayak kicir angin

    ReplyDelete
  8. Itu baru bahasa Belanda, belum belajar bahasa Itali...bisa keriting otakku. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  9. Emang ya mbak Sri, untung di Ireland sekarang pakai bahasa Inggris, ngga bahasa Irish/Gaelic lagi, kalo masih kan mampus aku he he he...

    ReplyDelete
  10. Betul mbak kata Leo, bhs Indoneisa emang paling simple krn aturan nya tidak banyak. Dibolak-balik pun artinya masih sama ya kan? Jelek nya buat kita krn terbiasa bolak.balik kata, eh suka lupa terbawa ke bhs org yg ada diomelin orang org deh krn salah paham hahahaha

    Bhs Belanda juga satu rumpun dg Swedia mbak, juga Jerman sama-sama Indo-Germanic Languagre. Jadi kalo orang Swedia baca tulisan dalam bhs Belanda bisa ngerti kata per kata. Kalo Jerman juga kata per kata plus sedikit dalam kalimat. :)

    ReplyDelete
  11. Bener Mbak Sri,
    aku yang dulu bisa dibilang bahasa inggrisnya lancar, sekarang mau ngomong Inggris kok jadi mikir grammar dulu..hehe, kadang ngomong inggris kok grammarnya Belanda..kekeke...
    kalo tetanggaku suka nanya tentang bahasa indonesia,suka pada bengong saking gampangnya ( apalagi ada 3500 kata bahasa belanda yang masuk kosakata bahasa indonesia )....mudah, tapi saking mudahnya, orang belanda yang terbiasa muter bahasanya, jadi malah ga bisa berbahasa indonesia..kekeke..
    sukses ya mbak dengan sekolahnya....

    ReplyDelete
  12. Aku sekarang kalo udah mumet ama Belanda, Inggris aja, payah mikirnya. Kadang kalo udah capek was wis wos, pake Bahasa kita aja ah. Pokoknya sekarang mana yang gampang di mengerti aja. Tapi kalo keluar rumah ya tetep aja Belanda musti di pake,ntar pake bahasa Palembang nganga deh orang2...ha..ha

    ReplyDelete
  13. he...he...he...
    Lha kalau aku malah makin parah. Bahasa Inggris makin jelek, tapi bahasa Belanda masih juga belum becus. Puyeng....

    ReplyDelete
  14. O...bahasa Swedia itu masuk rumpun bahasa Jerman juga to? Baru tahu aku. Thanks for your information.

    Lha iyo to, wong kita pake bahasa yang sederhana saja bisa nyambung, ngapain coba pake bahasa yang muter-muter bikin pusing....

    ReplyDelete
  15. He...he...he...ternyata kalau susah dibikin gampang juga akhirnya nggak gampang ya?

    Aku sudah selesai sih sekolahnya. Yang penting lulus NT2, dapat sertifikat walaupun kalau diajak ngomong juga masih bego. he...he...he....

    ReplyDelete
  16. Aku sekarang agak maksa suami untuk berbahasa Bahasa Belanda di rumah. Paling enggak kan harus dipraktekkan kan? Kapang pinternya coba kalau nggak dipraktekkin.

    Aku malah ngajarin beberapa kosa kata bahasa Jawa sama dia. he...he...he...

    ReplyDelete
  17. Benar Sri... aku juga puyeng sama bhs Belanda.
    Kadang ngomong keburu salah gramatikanya.... jadi salah mengerti deh lawan bicara ku.
    Apa lagi tambah tua, jadi tambah susah.

    ReplyDelete
  18. aku sendiri udah dapet mbak, ijasah NT2, tapi bahasa belandanya masih juga ga selevel orang belanda..kekeke...

    ReplyDelete
  19. Saya juga sering dengar dari orang asing yang belajar bahasa Indonesia, kalo bahasa Indonesia tuh sangat mudah dipelajari. Dan betul kata Leo, me-kan. di-kan dsb itu yang sering mereka keliru. Saya sering dengar sendiri ketika berdialog dengan orang bule yang bahasa Indonesianya termasuk lanacar, seperti Pak Bill Liddle itu misalnya..

    ReplyDelete
  20. susah ya say belajar bahasa belanda,aku malah tertarik nih buat belajar bahasa belanda..

    ReplyDelete
  21. Memang usia ternyata mempengaruhi juga ya dalam belajar bahasa. Aku sendiri masih puyeng, harus banyak berlatih.

    Orang Belanda kadang juga nggak mudeng kalau aku salah ucap, misalnya "a" atau "a" yang dilafalkan panjang. Belum lagi "u" dan "oe" beda lafalnya. Pusing aku....

    ReplyDelete
  22. Kalau aku bakalan nggak selevel mereka sih. Maklum, bagiku bahasa ini susah, mungkin karena aku mulai pada usia yang sudah tua ya....

    ReplyDelete
  23. Orang asing memang sulit dalam memahami me-kan, di-kan, pe-an dsb. Tapi secara grammatica, jauh lebih mudah, apalagi Bahasa Indonesia nggak ada tenses, nggak ada present tense, past tense dsb.

    ReplyDelete
  24. Lha bagus itu kalau tertarik. Aku belajar karena terpaksa....hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  25. wah,bahasa engress yg katanya gampang aja aku masih belepotan,gimana mo belajar bahasa laen ya..
    itu lho mba yg bikin puyeng,past present itu yg susah banget nerapinnya,abis dikitakan ga ada ya..hehe alasan,padahal emang telmi

    ReplyDelete
  26. Betul memang dalam bahasa Indonesia nggak ada tenses kayak gitu ya. Makanya puyeng. Dalam bahasa Belanda ada juga yang irregular verbs, tambah puyeng pokoknya karena lebih sulit daripada bahasa Inggris.....

    ReplyDelete
  27. hihihi...sama mbak, aku kadang juga suka kebalik2, apalagi kalo udh ketemu grammar, sukses deh muter2 kayak kincir angin di foto. Apalagi kalo ketemu ama kata2 yg ular naga panjangnya..wes..lidah keseleo dg sukses.

    ReplyDelete
  28. Aku bisa bayangin Na, pasti belajar bahasa Jerman lebih susah lagi ya. Bahasa Belanda 1 kata bisa panjang banget. Kayaknya ini sama dengan bahasa Jerman. Misalnya yang sederhana saja: negenentachtig (eighty nine). Lha padahal kan itu dari kata negen en tachtig. Negen = 9, en = and, tachtig = 80. Kenapa nggak tachtig en negen tapi malah dibalik dan disambung jadi negenentachtig. Tambah puyeng aku kalau masalah angka dan jam. Kebalik-balik mulu...

    ReplyDelete
  29. iya ya mbak, salah satu alasan kenapa saya dulu gak lancar bahasa belanda, ya karena setiap saya udah mulai ngomong bahasa belanda, semua orang langsung jawab pake bahasa inggris. Praktis bahasa belanda saya gak kepake. Sampai sekarang, saya cuman bisa ngerti dikit2 baca instruksi kemasan-kemasan, tapi kalau disuruh dengerin orang/ngomong, gak bisa sama sekali.

    Udah gitu, pas pulang ke Indonesia, dikelecein sama temen saya, katanya: "Ih!!! Setahun di belanda gak bisa ngomong belanda? Ngapain aja?!" Kesannya saya tuh begooo banget sama bahasa Belanda. Padahal setahun mana cukup buat belajar bahasa asing, apalagi, belajar bahasa asing emang pada dasarnya susah, apalagi kalau emang orang2 lokal pada langsung switch ke inggris kan ya? (cari pembenaran dan pembelaan..hehe)

    ReplyDelete
  30. Lha aku yang lebih 3 tahun saja masih belum becus kok berbahasa Belanda, apalagi yang cuma setahun. Itupun dulu kan sekolah bidang lain ya, bukan sekolah bahasa kan? Nggak kayak aku yang pengangguran.

    Yang jadi masalah juga adalah orang Belanda pada umumnya bisa berbahasa Inggris (di pasar, di bis, di kereta dll). Jadi kalau kita kepepetpun masih bisa nanya pake bahasa Inggris. Makanya, aku harus memaksakan diriku untuk berbicara bahasa Belanda walaupun cuma sebisaku. Paling enggak kalau di toko, di pasar, aku berusaha ngomong pake bahasa Belanda walaupun ya grothal-grathul. Cuma kalau ke dokter atau rumah sakit, aku tetap menggunakan bahasa Inggris. Bukannya kenapa-kenapa. Ini masalah kesehatan, kalau salah mengerti kan bisa gawat.

    ReplyDelete
  31. mbak sri.....saya gak mudheng blass bhs belanda, ketoke uangelll yo.....:)

    ReplyDelete
  32. Lha kalau menurutku yo angel (maklum wis tuwo) walaupun katanya nggak sesulit bahasa Jerman atau Rusia.....

    ReplyDelete
  33. hahahhahaha.. jadi inget suami sendiri .. :)))))) belajar bahasa indonesia ga maju2 .. klo nanya APA KABAR ? ga nunggu yang nyaut..tapi sama dia suka di lanjutin.. begini jadi nya : APA KABAR ? BAIK..BAIK... hihihihihi...

    ReplyDelete
  34. mumeeettt ...aku pernah belajar bahasa prancis ... sayang ngga sampe tamat hiks ..hiks ....

    ReplyDelete
  35. walaaah mbak belum belajar aja aku dah ikutan puyeng hihihi........dan mbak benar tambah umur tuh tambah berat mikirnya;-) westalah pokoke hidup Bahasa Indonesia;-)

    ReplyDelete
  36. Ha...ha...ha....dan bisanya cuma sebatas itu saja ya?

    ReplyDelete
  37. Aduh.....bahasa Perancis lagi, tambah bikin kepala cekot-cekot ya karena lebih susah....

    ReplyDelete
  38. Betul, tambah umur tambah susah. Hardisk nya sudah penuh. hi...hi...hi...

    ReplyDelete
  39. sama mbak, aku kl ngomong salah intonasi, sopir bis kadang gak mudeng..

    ReplyDelete
  40. Betul itu. Kalau salah intonasi, salah panjang pendeknya kata, salah pengucapan (oe atau u), mereka nggak mudeng kok. Aku sering mengulang-ulang kalau ngomong Londo sama ibu mertua karena blio nggak mudeng apa yang aku katakan.

    ReplyDelete
  41. The easiest language is always the first language you learn as a child I think. For you English may have been the second language you learned and now you also learn Dutch. You are very smart to analyse the difference in grammar between English and Dutch I see from your last postings. For me Dutch is the easiest language and then English.

    ReplyDelete
  42. You are right that the language you learnt when you were child is the easiest language. Since the grammar of Dutch is maybe more or less similar to that of German, Leo has no problem in understanding German. He even told me that once and a while he had a difficulty to understand English. On the other hand, Bahasa Indonesia has a little bit similarity with English. I mean in terms of grammar. In general we use certain structure: Subject+Predicate+Object. This is similar to English structure, isn't it?

    However, I still have a difficulty to understand English. I have to think in differenct way. For example, English says: "computer room", Dutch says: "computerkamer" but we say: "kamar komputer" or "ruang komputer" So, I have to think on the other way around. This is only one of the problems in understanding foreign language.

    ReplyDelete
  43. Lha repplyan ku koq bisa nggak ada nih, Mbak Sri....*bingung*
    Menurutku memang bahasa Indonesia yg paling gampang dan paling logis, Mbak....bacanya juga gampang...kalo A yach dibilang A, kalo bahasa Inggris khan lain2 yach bunyinya...apalagi bahasa Belanda...wah lebih susah lagi kayaknya tuch.....

    ReplyDelete
  44. Memang paling simple tata bahasa dan pengucapannya ya bahasa Indonesia ya? Lebih konsisten.

    Kalau bahasa Belanda, secara umum pengucapannya lebih konsisten daripada bahasa Inggris. Yang sulit bagi orang asing adalah huruf "g" yang diucapkan "gh" dan huruf "u" diucapkan sambil bibir monyong. Kebetulan karena kita punya "kh" misalnya dalam "khusus" maka kita bisa mengucapkan "g" dengan "gh".

    Tapi kalau dari segi grammar, menurutku bahasa Belanda lebih susah daripada bahasa Inggris.

    ReplyDelete
  45. You are becoming a real expert Sri. I have no idea about subject, predicate or object. I speak and write English the way I feel it should be but I may be making lots of mistakes.

    ReplyDelete
  46. I am not good in language. Since I learn Dutch, my English is becoming worse and worse and I still cannot speak Dutch....

    Most Dutch speak English. This is maybe one of the reasons I cannot speak Dutch....

    ReplyDelete
  47. iya betul mbak, grammarnya hampir (atau malah persis) sama tuh dengan bahasa Jerman.

    Yang paling gampang meman bahasa Indonesia ya mbak Sri?:)

    ReplyDelete
  48. Grammarnya bener ya kayak bahasa Jerman? Lha ngapain coba kalau dipikir, kita harus nunggu orang ngomong yang kata kerjanya ditaruh paling belakang. Akhirnya sudah lupa di depan tadi dia ngomong apa. hi...hi..hi...

    Menurut suamiku sih bahasa yang paling mudah dan konsisten ya bahasa Indonesia. Pengecualiannya nggak terlalu banyak kayak bahasa-bahasa Eropa.

    ReplyDelete