Atau malah kebalikan ya? he...he...he...tapi kata Leo, spekkoek berasal dari kata "spek" dan "koek". Huruf "e" dalam kata "spek" dibaca seperti huruf "e" dalam kata "ember", bukan huruf "e" dalam kata "Medan". Sedangkan koek dibaca "kuk". Jadi sekarang tahu kan bagaimana mengucapkan kata "spekkoek"? Dan jangan lupa pula kalau kata "spekkoek" mengandungi 2 huruf "k" yaitu dari kata "spek" dan kata "koek". Jadi yang betul penulisannya adalah spekkoek bukan spekoek.
Spek sendiri artinya bacon. Kalau dari wikipedia di sini, disebutkan kalau spek artinya daging babi yang banyak mengandung lemak, biasanya bagian perut dan punggung. Tapi spekkoek memang tidak mengandung pork. Tapi kemudian mengapa disebut spekkoek? Ini karena kemasan spek biasanya disusun berlapis-lapis. Misalnya seperti pada gambar di bawah ini:
Ini adalah spek yang kebetulan sudah di-marinate
atau seperti ini:
Koek artinya adalah cake. Karena lapis legit penampakannya juga berlapis-lapis (kalau nggak berlapis-lapis kan nggak bakalan disebut lapis legit yak?), maka dalam bahasa Belanda, lapis legit disebut spekkoek. Jadi sekarang tahu kan kenapa lapis legit disebut spekkoek? Atau malah spekkoek disebut lapis legit?
Catatan: gambar aku ambil dari supermarket Albert Heijn. Cuma ngambil gambar doang, karena kami nggak makan pork, maka nggak beli. Ini ngambilnya juga pake HP dan nyolong-nyolong, takut ketangkep. he...he...he....
Bener tuh Mbak, asal kata spekkoek..hehehe...
ReplyDeleteMbak, e dalam Medan dan Ember kan sama tuh suaranya?
injih bu guruuuuuuuuu... pahaaaaammmm!
ReplyDeleteTFS mbak Sri ....muachhh...
ReplyDeletebtw wadow daku kapok deh posting inpo2 ginian, paling jg direply: sok tau, ato mentang2 tinggal di sono ...hihihi
Setahuku e dalam ember bacanya beda dengan e dalam medan atau memang atau ente, empang dsb. Tapi e dalam ember seperti e dalam enteng.
ReplyDeleteiya bener nih...kecuali 'ember' dan 'emas' baru lain
ReplyDeleteMurid pinter...hi...hi...hi...
ReplyDeleteLho reply-ku ilang toh....
ReplyDeleteAku tadi cuman nulis spekkoek dan spekulas (ejaannya gimana ya?)... biskuit coklat Londo itu
Woooo ... ngitu to, baru ngerti deh sekarang, jadi kalo aku kangen kamu berlapis lapis bisa bilang "Sriiiiiiii, kangenku ber-spek-spek oo ... apalagi pas ngeliat spek-koek kamu, miaaaam!! - Lhaa tapi knapa jadi suka manis begini ?? ...rasanya kamu lebih sreg di Asin kan ... :)))
ReplyDeletehehehe, soalnya biasa ngomong emberrr....tapi e-nya kayak medan, ente, eka..kekeke...beda daerah,beda pengucapan kali ya mbak...
ReplyDeleteMaksud kita sebenarnya berbagi, tapi kalau dianggap sok tahu ya....gimana ya...
ReplyDeleteHarus berani beresiko kalau gitu ya....
Hee ... Spekkoek - Speculaas - spekulasi - Semarmendem... hi-hi-hi ... mirip-mirip pasti rasanya ya kaaaan ? Tooob Sri kuwih lapis kamu, kirim dong ...wekekekekeeek
ReplyDeletembak, kancaku neng kantor iki wong londo. dulu aku pernah cerita soal spekkoek. pendapate dia rodo lain dari ceritane mbak sri.
ReplyDeletespekkoek itu jarene dulu asli belanda yang "dibawa" ke indonesia tapi kini malah sudah dilupakan di negara asalnya. spekkoek itu memang dulunya, aslinya, adalah "cake-babi". artinya, memang menggunakan lemak babi untuk mengolesinya/antar-lapisannya. karena itu, spekkoek yang "asli" memang sangat berminyak/greasing. nah, setelah para kumpeni itu mengenalkannya ke indonesia, karena banyak dari orang indonesia muslim, lemak babi itu diganti dengan mentega/butter atau malah margarin oleh orang-orang indonesia sendiri.
si kawanku itu dari liburan natal kemarin membawakanku spekkoek yang "asli", buatan ibunya, yang tinggal di dekat nijmegen sana. bentuke yo koyo spekkoek kita. waktu kucicipi yo enak juga. ning mungkin merga wis terbiasa dengan spekkoek indonesia (apalagi spekkoek solo "varia"), rasa spekkoek yang asli ini menurutku malah tidak pas ... heheheheee ...
Kalau setahuku (paling enggak dalam bahasa Jawa), huruf "e" dalam kata ember beda sekali pengucapannya dengan huruf "e" dalam kata "emas". Huruf "e" dalam kata "ember" seperti dalam pengucapan huruf "e" dalam kata "enteng" (ringan). Kali tiap daerah lain pengucapannya kali ya?
ReplyDeleteiya ya mbak..mirip spek :-)
ReplyDeleteweleh, ya klo buatku sih ya seneng banget ada yg ngasih tahu wong ndeso plosok solokarto ini...
ReplyDeletespeklappen itu kata temanku enak banget lho... heheheheh
ReplyDeletetapi kan hanya babi yang bikin speklappen ya kalau sapi engga kan ?
Lha kok iso ilang to?
ReplyDeleteEjaannya speculaas. Ini lain lagi. Bacanya ya speculaas. Setahuku "e" dalam kata speculaas dibaca seperti "e" dalam kata "Medan". Sedangkan karena huruf "a" nya dobel, maka dibacanya panjang.
Lha nek asin malah aneh kali ya rasanya....he...he...he...
ReplyDeleteya inilah yang pernah aku tulis dulu. soal lapis legit yang mirip dengan dua lapisan, ya dari perut babi itu. ada yang gelap dant erang. pernah dibahas di beberapa forum juga kalo ga salah.
ReplyDeleteBisa juga seperti itu karena kan setelah dibawa ke Indonesia kan harus menurut konteks Indonesia ya? Apalagi kemudian disebut lapis legit.
ReplyDeleteKalau dilihat dari resep di wikipedia di sini: http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek
maka resep spekkoek yang sekarang pake boter (butter) bukan dari minyak babi (tidak disebutkan kalau dulu pake minyak babi). Kayaknya sekarang semua cake pake butter atau margarine dan kadang minyak sayur (olive oil, sun flower dsb).
Tapi kalau menurut wikipedia di sini (http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek), cake ini aslinya justru dari Jerman.
Kalau ke Belanda, jangan berharap bisa nemu cake ini di supermarket atau di toko roti. Nggak bakalan ada. Yang ada cuma di toko Asia dan jarene rasane ora enak tapi regane larang.
mbak Sri aku malah gak pernah perhatiin kalo spekkoek itu spt lapis legit hihihihi Ada gambar spekkoek gak? Spices yg dipake sama yah mbak?
ReplyDeleteOrang kan lain-lain ya. Ada yang bisa menerima dengan gembira tapi ada juga yang malah nggak suka. Padahal kita kan cuma berbagi saja ya....
ReplyDeleteAku malah belum pernah lihat yang sapi mbak. Spek kan memang berlemak sekali. Lihat saja bacon yang diiris tipis-tipis itu kan kelihatan berlemak banget ya mbak.
ReplyDeleteasikkk, makasih Mbak Sri... jadi nambah pengetahuan deh
ReplyDeleteAku malah nggak tahu kalau sudah pernah dibahas. Tahu gitu nggak perlu nulis lagi ya. he...he...he...Tapi dari yang aku baca di wikipedia di sini http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek, cake ini aslinya malah dari Jerman.
ReplyDeleteSri..aku malah jadi tahu lebih detail kisah si spekkoek ini.
ReplyDeletedi solo/semarang, kami menyebutnya memang spekkoek. rempah yang dipakai di sebut bumbu spekkoek.
Tapi sekarang kog ganti lapis legit.
yang heran nih..di suroboyo...lapis suroboyo yang kuning dan coklat (2 lapis saja) di sebut spiku... apa ini dari kata spekkoek atau beda... embuuhlah :-))
Kalau sekedar gambar sih ada di sini: http://cutyfruty.multiply.com/recipes/item/6/Lapis_Legit_Bonek. Bumbunya ada di sini: http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek. Tapi prinsipnya sih bumbu spekkoek adalah kayu manis, pala, cengkeh, kapulaga. Kalau dalam wikipedia tersebut malah ditambah pekak atau anijs.
ReplyDeleteLha malah ini aslinya cake dari Jerman kalau menurut wikipedia di sini: http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek
ReplyDeleteoh si legit bonek itu toh :)
ReplyDeletethanks mbak Info nya.
Iya betul. Itu kan maksudnya lapis legit, tapi berhubung waktu itu aku cuma bondo nekat (modal nekat), akhirnya aku sebut lapis legit bonek. he...he...he...
ReplyDeletebaru ngerti kenapa dibilang spekkoek. makasih mbak sri buat tulisannya:)
ReplyDeleteSama-sama. Mungkin ada juga orang yang punya pendapat lain tentang spekkoek. Aku cuma meneruskan apa yang diketahui oleh Leo kenapa lapis legit disebut spekkoek.
ReplyDeletesetahuku yang pake minyak babi itu kue pia. yang kulitnya berlapis-lapis. Tapi karena yang jual pingin produknya laku lebih luas, maka dah gak pake lagi minyak babi.
ReplyDeleteeh...bumbu spekkoek..komposisinya, aku penah nulis...ngak hafal pake pekak atau enggak...
Kalau aku lihat di blognya mbak Ine nggak pake pekak. Tapi kalau di wikipedia versi Belanda ini pake pekak.
ReplyDeleteDi sini susah cari spekkoek di supermarket atau toko roti. Kalau mau spekkoek ya harus ke toko Asia. Harganya muahal dan katanya nggak enak. Jadi mendingan beli sendiri. Walaupun bonek, tapi kan ngrasain lapis legit. Iya to?
tfs... baru tahu... :D
ReplyDeletetadinya kukira lapis legit malah asalnya dr jerman.. kue baumkuchen.. disana ada yg bilang the queen of cake atau the king of cake.. walaupun bentuknya ga kotak, tapi kalo diiris kuenya jg berlapis2.. saya belum nyobain cuma liat gambarnya di google.
ReplyDeleteNah kalo speklap itu apa?
ReplyDeleteDi Kulkas ada satu SPEKKOEK utuh oleh2 dr Belanda lho! Oh, gitu toh artinya?
ReplyDeletejadi lapis legit = kue lapis baby donk :-p
ReplyDeleteooohhhhh gitu to ceritanya*sambil manggut28
ReplyDeleteaku mah ga pernah bikin ini mba,ribet ah..
tapi kalo urusan makan kue sati ini....numero uno dah..:))
Sama-sama bu. Ini salah satu pendapat, jadi pasti ada pendapat yang lain.
ReplyDeleteKalau dari wikipedia di sini: http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek, disebutkan bahwa spekkoek aslinya dari Jerman.
ReplyDeleteIya, itu salah satu pendapat. Kalau dibaca dari keterangan pak Yanuar (lihat di atas), spekkoek dulunya memang dibuat dari lemak babi. Tapi berhubung di Indonesia kebanyakan muslim, maka diganti dengan boter atau margarine. Kalau dari wikipedia di sini http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek, asalnya dari Jerman. Wis menurutku kabeh bener....
ReplyDeleteLho, legit artinya bayi ya? Atau babi maksudnya? Kalau baca komentarnya pak Yanuar di atas, memang dibuat dari minyak babi. Kalau dari wikipedia, katanya asalnya dari Jerman. Menurutku sih semua bener dan sah. Sing penting enak....
ReplyDeleteIni cuma salah satu pendapat. Pendapat lain lihat keterangan pak Yanuar di atas. Menurutku bener semua pendapatnya benar, sah-sah saja.
ReplyDeleteSama aku juga males bikinnya. Waktu itu bikin karena pengin banget. Di sini supermarket dan toko kue nggak ada yang jual. Jadi harus ke toko Asia kalau mau beli. Masalahnya: jauh, mahal dan katanya nggak enak. Jadi ya nekat deh bikin sendiri.
Disini di sebut SPEKKOEK tapi di Indonesia disebut lapis legit.
ReplyDeleteBetul. Yang penting enak ya?
ReplyDeleteeyalah baru ngerti mbakyu sejarahnya...maturnuwun....
ReplyDeleteic..ic .. *manggut..manggut sambil nyemil lapis legit hihihihihi...
ReplyDeleteIni kan salah satu pendapat saja. Banyak pendapat lain yang mengatakan hal lainnya...
ReplyDeleteThanks atas infonya. Jadi ternyata ada berbagai macam pendapat ya? Bisa juga dibaca pendapat yang dikemukakan dimas Yanuar di atas. Blio bilang kata temannya yang orang Belanda memang spekkoek dulunya dibuat dari minyak babi.
ReplyDeleteYang jelas sih kalau dari wikipedia, disebutkan kalau cake tersebut asalnya dari Jerman. Bisa dilihat di sini: http://nl.wikipedia.org/wiki/Spekkoek, bukan asli Indonesia.
Kalau dibaca komentar dari teman-teman di atas ternyata ada berbagai macam pendapat. Tapi sing penting enak yo....
ReplyDeletemakasih infonya say,jadi nambah ilmu nih aku..
ReplyDeleteBisa dilihat juga komentar dari teman-teman lain misalnya pak Yanuar dan jeng Ienas di atas. Jadi kita lebih tahu bahwa orang punya pendapat macem-macem tentang cake ini.
ReplyDeleteSama-sama...Aku sih nggak peduli yang bener yang mana, pokoknya nikmatin aja kuenya, hehehehe...
ReplyDeleteUdah masuk daftar tuh, Mbak, entah kapan mau dipraktekkan, abis kayaknya lamaaa banget masaknya..
Sing penting enak. Iya to?
ReplyDeleteResepnya juga macem-macem. Ada yang telurnya 30 tanpa putih telur sama sekali. Ada yang pake butter saja, ada yang campuran butter dan margarine. Aku sekarang selalu usaha cari resep yang irit telur dan mengganti butter dengan margarine. Ora enak sithik yo ra po-po lah.
Aku suka sekali makan kue ini! Tapi ada kemungkinan seumur hidup aku nggak akan pernah bikin kue ini karena terlalu rumit. Jadi aku akan kompromi dengan beli kue spekuk yang dijual aja. Aku bahkan bisa beli kue ini lewat internet! Viva spekkoek!!!
ReplyDeleteAku disini malah belum pernah beli spekkoek. Bisa juga sih beli di internet, selain beli di toko Asia. Tapi ada teman yang bilang katanya yang dijual di toko Asia rasanyanggak enak dan kering. Tapi yang jelas mahal. Jadi ya sudahlah, akhirnya aku bikin sendiri. Sekalian belajar, siapa tahu bisa untuk dijual.
ReplyDeletehihihi. loe rajin banget deh sempet sempetnya nyolong foto di albert heinj. ketahuan difoto juga gak apa apa kali lah.. wong tiap minggu produknya nongon juga di buku aanbiedingen yang dikirim ke rumah kan? hehehe... rajin emang loe dan niat lagi..hihihihi...
ReplyDeleteHi...hi...hi...waktu itu juga iseng. Aku kan nggak pernah beli spek, jadi kan nggak pernah perhatiin susunan spek itu kayak apa. Ternyata memang berlapis-lapis.....
ReplyDeletewah tfs ilmunya nih mbak Sri...
ReplyDeleteSama-sama. Bisa juga dilihat dari komentar teman-teman di atas. Menurutku ya bener semua....
ReplyDeleteKalau dari wikipedia yang berbahasa Belanda aku baca spekkoek justru aslinya dari Jerman lho...