
Kalau menurut istilah Ayu, teman kami, kegiatan yang kami lakukan disebut tour de kampoeng. Minggu lalu walaupun agak cloudy, kami bersepeda ke desa-desa tetangga lagi (tapi tujuan kami beda dari tour de kampoeng sebelumnya). Lumayan bisa nglemesin kaki, walaupun sampai rumah kaki juga lumayan gempor.
Karena hari Minggu, desa-desa yang kami lalui sepi banget. Maklum toko-toko tutup. Kayak desa mati walaupun kadang kami ketemu cyclists juga di jalan.
Karena hobbyku ambil foto, maka aku kadang berhenti dulu tapi malah kehilangan jejak Leo (atau Leo yang kehilangan aku?). Misalnya waktu mau mengabadikan centrum-nya Lekkerkerk, aku berhenti sebentar. Aku nggak tahu kalau Leo masih nggenjot sepedanya. Akhirnya aku kehilangan jejaknya, dia ke kiri, ke kanan atau terus ya. Daripada aku malah nyasar nggak nemuin dia, akhirnya aku tunggu dia. Mau telpon dia juga percuma karena dia paling males bawa HP kalau sedang bersepeda. Betul juga, dia akhirnya balik lagi. Ternyata setelah nggenjot beberapa lama, dia akhirnya sadar kalau kehilangan istri. hi...hi...hi....
Tour de Kampoengnya menarik banget!!!!!
ReplyDeletebangunannya bagus........gak pake pager ya?
ReplyDeletejadi pengen tau disana ada holland bakerie gak?
ReplyDeletelaut dan pantai buatan jadi gak ada ombak ya?.............
ReplyDeletembbaakkk...aku paling suka liat domba di padang rumput begini....
ReplyDeleteTerimakasih. Di sana sering tour de kampoeng nggak? Eh...disana kota ding ya.....
ReplyDeleteYang ini aku potret dari samping. Kalau nggak salah sih ada pagernya. Di sini memang banyak kok rumah nggak pake pager...
ReplyDeleteHi...hi...hi....nggak ada karena di sini semua bakkerij adalah Holland Bakerie.......
ReplyDeleteBiasanya sih nggak ada ombaknya, kalaupun ada kecil karena diterpa angin. Wong ini sebenarnya danau buatan kemudian di pinggirnya dikasih pasir putih. Kalau summer banyak banget yang berenang ataupun berjemur di sini. Sayang summer tahun ini kurang panas, sering hujan juga, jadi ya akhirnya nggak sebanyak seperti biasanya pengunjungnya....
ReplyDeleteLha kalau itu di sini banyak, walaupun masih kalah jauh dengan New Zealand. Di sini lebih banyak sapi daripada domba....
ReplyDeleteyg ini pasti dah ketemu mas leo ya mbak hihihihihi
ReplyDeletesunyi sepi and peacefull banget ya mba tinggal dimana toko2 pada tutup hari minggu....kalo disini, toko2 tutup sehari aja (pas christmas) orang2 pada panik sebelumnya, ngeborongin apa aja yg enggak dibutuhkan "just in case" hihihihi
I love country side too..... sayang harus hidup di kota, namanya juga ikut suami yang anak kota banget jadi ya harus hidup di capital city deh, untung Dublin gak sesumpek Jakarta ha ha ha.
ReplyDeleteKalo di Ireland banyak domba juga, mungkin sama kaya New Zealand ya, aku belum pernah sih ke sana tapi kata bapakku Ireland similar ama NZ. Herannya di sini daging domba kok mahal....
Wah senang jauh dari polusi kota, gundukan sampah, aman sentosa. Bisa sehat2 selalu and peace of mind.
ReplyDeleteCantik say...
ReplyDeleteBagus amet villa dibelakang Sri.
ReplyDeleteIya betul, ini setelah ketemu Leo. Jadi dia yang motret.
ReplyDeleteDi sini pada umumnya toko tutup pada hari Minggu. Ada memang toko-toko besar di Rotterdam yang buka hari Minggu dan itupun biasanya minggu pertama tiap bulan, jadi tidak tiap minggu. Tapi di sini jumlah toko besar juga nggak banyak kok. Perasaan banyakan di Jakarta daripada di sini.
Pada hari kerja toko umumnya buka dari jam 9.00 sampai dengan jam 17.00 atau 18.00. Supermarket buka sampai dengan jam 20.00 atau 21.00. Ini sudah lumayan karena in the past, supermarket tutup jam 18.00. Padahal orang kerja kan masih di jalan jam segitu. Akhirnya diperpanjanglah jam buka supermarket.
Toko-toko lain (selain supermarket), memang tutup jam 18.00 (Minggu tutup), tapi ada satu hari dalam seminggu mereka buka sampai dengan jam 21.00. Kalau di desaku hari Jumat, kalau desa sebelah hari Kamis. Kota lain pasti akan lain lagi peraturannya.
Kebetulan aku pernah tinggal di NZ selama 2 tahun. Di sana banyakan dombanya daripada orangnya. Kalau nggak salah waktu itu, penduduk (manusia) nya cuma 4 juta tapi jumlah dombanya 60 juta. Jadi banyakan domba daripada manusia. Daging domba di sana sih relatif murah. Aku ingat dulu, mendingan beli daging domba atau sapi daripada beli tahu atau tempe. Tapi nggak tahu aku sekarang keadaannya.
ReplyDeleteBetul tante, kalau sedang bersepeda begini, rasanya saya bersyukur sekali bisa tinggal di sini. Mau melihat sapi dan domba dekat, mau ke kota juga nggak terlalu jauh (yang menjengkelkan cuma transportasi umumnya karena harus gonta-ganti kendaraan dan sudah gitu mahal lagi). Tapi paling enggak kami masih bisa menikmati udara bersih.....
ReplyDeleteTerimakasih......
ReplyDeleteBagus ya memang. Cuma bisa mimpi deh....kapan ya punya rumah kayak gini.....
ReplyDeletemba,sepedanya tinggi amat.....
ReplyDeleteaku sejak disini jarang banget kayanya pake sepeda,abis tinggi2 sih,lagian jalannya turun naek mbo..,terakhir maen sepeda pake punya hanna..hehe
Ini juga sudah rendah. Susah banget memang cari sepeda yang rendah di sini. Ini saja belinya yang second hand. Kata Leo, susah banget cari sepeda untukku, yang cocok untukku biasanya selalu ada mickey mouse bell nya. he...he...he....
ReplyDeleteKalau jalannya naik turun memang membuat nggak pengin naik sepeda ya. Dulu aku pernah tinggal di Wellington 2 tahun. Di sana jalannya hilly banget. Jangankan naik sepeda, wong jalan kaki saja sudah ngos-ngosan....halah alasan.....
Wah rumahnya bagus-bagus ya. Bangunan spt itu apa memang khas Londo ya mbak? Daerahnya enak buat sepedaan, sepi... dan ketemu sapiiii....hehehe sapinya cokelat lucu...
ReplyDeleteMbak..kalo aku mungkin pilih sepeda ber-Mickey Mouse bell... hihihi...enak...pendek..
Memang betul bangunan seperti itu memang khas Londo. Tapi pada umumnya orang Belanda tinggal di rumah yang lebih kecil, nggak segede itu karena muahal sekali harganya. Biasanya justru yang punya rumah gede di pedesaan kayak gitu ya petani karena mereka punya tanah yang luas (nggak kayak petani Indonesia yang hidupnya memprihatinkan). Di belakang rumah kadang ada gudang yang cukup besar juga untuk nyimpen hasil pertanian atau rumput kering kalau mereka peternak.
ReplyDeleteLha aku pengin juga sepeda pendek, tapi biasanya sepeda dengan mickey mouse bell nggak kuat menahan beban orang dewasa. Paling bebannya anak-anak. he...he...he....
aku gak tau bedanya, suka sekali liat mrk berenang, lucu bgt.
ReplyDeleteMbak Sri...asyik banget yach kayaknya keliling2 naik sepeda ke desa gitu, menghirup udara segar, badan juga jadi fit....
ReplyDeleteNah foto yg ini banyak juga nih di NZ Mbak, gede2 lagi sapinya hehehehe...
Hallo Mbak Sri....bagus2 yach pemandangannya , rumah2nya , bangunan2nya, jalannya bersih lagi...kalo aku punya sepeda aku temenin dikau jalan2 naik sepeda ah...bagus gitu pemandangannya hehehehe...
ReplyDeleteIya betul lucu banget.
ReplyDeleteTapi setahuku goose berleher pendek sedangkan swan berleher panjang. Tapi di sini dua-duanya badannya guede banget ya.....dibandingin angsa Indonesia sih jauh lebih gede ya....
Aku kangen NZ lho. Kapan ya aku ke sana......kalau ada rejeki pengin ke sana.....
ReplyDeleteSapi-sapi di sini guede-guede banget. Yang aku foto itu adalah sapi kecil yang baru lahir spring lalu (padahal sekarang baru summer). Sapi kecil saja sudah gede gitu ya, apalagi sapi dewasa.......
Lha ayo....gimana kalau kita bersepeda barengan.....
ReplyDeletembak, tadi habis baca detik.com, ada berita dan foto ttg 17 agustusan di KBRI plus fotonya Sundari Sukoco, klik aja detik foto, cari yg tgl 19 dan 20 agt.
ReplyDeleteTerimakasih ya Dyah atas infonya......
ReplyDeletesama-sama
ReplyDeleteknock- knock.. permisi liat foto2 yang bagus banget ya..salam kenal dari tangerang..
ReplyDeleteiri deh liat 'kampung' nya negara lain.. bagus banget sih..
Salam kenal juga. Terimakasih...
ReplyDeleteSebetulnya kampung kita juga bagus asalkan dirawat, nggak buang sampah sembarangan, nggak ada korupsi jadi bisa untuk biaya perbaikan dan perawatan....
Iya ya betul juga.. sayang seribu sayang.. belum banyak pejabat yang bener2 mau berkuasa untuk menyejahterakan rakyat..
ReplyDeleteMbak di Belanda sudah lama?
Dalam rangka apa belajar atau kerja?
Ya begitulah negara kita. Sayang banget masih ada orang-orang yang suka ngambil jatah rakyat.
ReplyDeleteAku di sini sudah 3 tahun karena menikah.....
OK deh Mbak.. see you around.. jangan lupa kalo lagi ke Jakarta kalo pegel2 pengen massage.. atau lulur.. kontak saya ya..
ReplyDeletembak Sri........kaya'e kita pernah ketemu deh di Rotterdam. Mbak e tinggal di Krimpen toh....maaf kalo salah. Kalo iya....piye kabare mbak
ReplyDeleteBetul aku tinggal di Krimpen....kita pernah ketemu di Hema kan? Gimana nih kabarnya? Semoga sehat ya....
ReplyDeleteHPku ilang, jadi ilang juga nomor HP dan telpon yang aku punya. Bisa nggak aku minta lagi. Tolong pake PM ya. Thank you....