Ini kejadian sewaktu kami berada di ruang tunggu di Padang airport. Waktu itu kami sedang menunggu pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta. Seperti biasa Leo suka banget mengamati keadaan sekelilingnya. Salah satu yang dia amati adalah kardus-kardus yang dibawa oleh para calon penumpang.
Maklum dari Padang, jadi tentu saja banyak orang yang membawa oleh-oleh makanan Padang. Sebelum balik ke Jakarta banyak orang pergi ke toko-toko tempat jual makanan yang ada di kota Padang. Si pemilik atau pelayan toko akan mengepak barang belanjaan pembeli dalam kardus-kardus secara rapi. Isinya mulai dari rendang, singkong balado, kering kentang, kerupuk kulit dsb. Pokoknya semua makanan Padang ada di situ deh.
Kami juga beli tapi kami males untuk membawa kardus kami ke cabin. Kami masukkan kardus kami ke bagasi saja (wong ternyata juga nggak rusak kok). Banyak orang yang tidak memasukkan kardus-kardus oleh-oleh tersebut ke bagasi tapi membawanya ke cabin yang artinya mereka harus membawanya juga ke ruang tunggu sebelum naik pesawat.
Salah satu yang menarik perhatian Leo adalah sebuah kardus yang dibawa oleh seorang bapak-bapak tua. Tulisannya: 100 % halal. Komentar Leo adalah:
"Lho...kalau halal bukankah artinya pasti halal? Apa ada sih yang 99,99999999% halal?"
Dalam hati aku juga pengin ketawa mendengar komentarnya. Sampai saat ini aku nggak pernah kepikiran sampai kesitu. Dia menambahkan:
"Kan itu ibaratnya kayak pregnant. You are pregnant or not pregnant. You cannot 50% pregnant, toch?" Dia kemudian meneruskan lagi:
"Sama kan dengan halal? You cannot say 50% halal......"
Aku pikir-pikir bener juga ya jalan pikiran dia. Kalau halal ya halal. Dia kan ngomongin halal, bukan haram, bukan makruh, bukan mubah dan bukan lainnya.
Waktu aku cerita sama teman tentang hal ini, temanku tertawa. Komentarnya:
"Orang Indonesia itu dikasih tahu halal saja kadang nggak yakin dan nggak percaya, maka harus ditambah 100 persen, supaya yakin betul kalau itu halal............"
Catatan: logo diambil dari wikipedia disini
Ayo ngguyu!!!! Hahahaha!!! Memang lucu ya?
ReplyDeleteOK, aku ikut ngguyu. Lha kalau dipikir rak yo bener to jalan pikirane Leo.
ReplyDeletehahaha...iya bener juga, kalo halal ya halal, kok malah pake2 100% segala hahaha...
ReplyDeleteAku belum pernah melihat logo 200% halal, yang ada 100% halal.....
ReplyDeleteLeo kritis ya Sri. lucu ini....
ReplyDeleteLha iyo to, kadang yang aku nggak kepikiran, dia malah kepikir. Mungkin dia sebagai orang luar ya, jadi lebih gampang untuk melihat sesuatu yang tidak biasa buat dia.
ReplyDeletehehe..bener juga ya mba Sri,kita ko ga pernah kepikiran gitu..
ReplyDeletelha kalo ada jual makanan 99%halal ada yg mau beli da ya..?
Nah itu dia. Atau kalau ada makanan yang logonya 300% halal, apakah kemudian laku 3 kali lipat?
ReplyDeleteLucu benar dan kritis Leo.
ReplyDeletememang kayaknya cuma ada di Indonesia pernyataan 100% halal... di NY banyak yg jual kebab/gyro pake gerobak & yg jual org2 Pakistan/Arab tulisane ya cuma "Halal Food"
ReplyDeleteBenar juga yah..
ReplyDeleteLha saya saja nggak kepikir ke sana tante....
ReplyDeleteTapi aku lihat di beberapa websites, ternyata banyak juga kok yang menyebut 100% halal. Apa ngikutin Indonesia kali ya? he...he...he...
ReplyDeleteTuh kan.....
ReplyDeleteAku sendiri dulu nggak terpikir sampai ke sana....
Benar juga Sri...
ReplyDeleteAku jadi pengin kasih tahu Leo kalau logikanya banyak yang membenarkan....
ReplyDeleteHahaha...mungkin kebiasaan orang Indonesia yang hiperbolis atau untuk kepentingan promosi yah... Mister Leo lucu ya mbak...
ReplyDeletepancen hiperbolik
ReplyDeleteHiperbolis ya? Hi...hi...hi...
ReplyDeleteLeo memang gitu, kalau menurut dia ada yang rada aneh, pasti dia komentar.....
Iyo to?
ReplyDelete