
Ada satu kelompok teman yang suka banget usil menggoda kami dengan komentar-komentar miring mereka. Kami sudah tahu itu cuma bercanda, jadi nggak pernah kami anggap serius.
Salah satu adalah komentar mereka tentang Kinderdijk. Kita bisa melihat kincir-kincir angin yang usianya sudah ratusan tahun di Kinderdijk. Kincir-kincir ini masuk dalam daftar warisan dunia versi UNESCO. Jadi semacam Borobudurnya Belanda lah kira-kira. Ketika melihat foto-foto Kinderdijk, komentar mereka adalah:
"Lha kalau ini sih Holland Bakery. Kalau cuma lihat Holland Bakery nggak perlu jauh-jauh ke Belanda mbak. Di sini juga banyak. Itu lho di Kampung Melayu juga ada....."
Dalam hati aku juga ngedumel: "lha wong Kinderdijk kok cuma disamain sama Holland Bakery....." Aku langsung bilang:
"Kalian ini pada sirik. Tahu enggak....iri tanda tak mampu!!!!!"
Sebelnya mereka malah cuma ketawa.......ha.....ha.....ha.... sialan mereka bisa bikin aku kesal. Kena deh gue......
Klo holland bakery, di jln raya ps minggu juga ada.... *peace* =p
ReplyDeleteNga semua orang suka liat kita seneng or success,orang usil seperit itu biasanya sirik krn tak mampu
ReplyDeleteBanyak bener memang Holland Bakery. Di Depok saja juga ada. Dia berkembang cepat banget ya akhir-akhir ini.....
ReplyDeleteha....ha....ha....
ReplyDeleteTeman-temanku ini memang seneng banget usil. Waktu sudah selesai ngelihat, aku minta albumnya, mereka malah pengin lagi menikmati.....
tapi bukan mbela temanmu ya...
ReplyDeletekalau belum lihat dengan mata kepala sendiri itu windmill gak terlalu semenarik kalau kita dah lihat sendiri terutama tau sejarahnya....
saya foto di kinderdijk aja dulu dibilang lha foto kok sama kincir angin....mbok yang lain...kumuh lagi...(kan kalau di bagian yang lagi gak dipake suka kayak kumuh belum dicet gitu kalau winter)
kalau eifel kan lebih mentereng...
ya gitu deh kadang pandangan orang.
Lha wong begitu ngelihat eifel, mereka malah bilang....ini kan di Paris ya? Lha disini aja ada Parijs van Java kok, nggak perlu-perlu ke Eropa. he...he...he...
ReplyDeletememang tak dikenal maka tak disayang ... Mbak tinggal dekat-dekat Zaandam?
ReplyDeleteklo di holland bakery sih rotinya diobral 50% tiap jam 10 malem
ReplyDeletekikikkikikiki... gak sirik lho mbakkk :p
Mbak sri, itu kan komentar gerombolan ala salemba tengah :D, kok ada foto mereka yang lagi mencela abis padahal mengagumi diam-diam itu.
ReplyDeletehehe..sewot ni ye..
ReplyDeleteSaya tinggal di Krimpen. Jadi kalau ke Kinderdijk cukup naik sepeda saja. Jaraknya nggak ada 10 km.
ReplyDeleteAku ini belum sempat jé ke Holland Bakery. Padahal sudah rencana mau motret Holland Bakery. Kalau kebetulan punya potret Holland Bakery, mbok aku dikirimi lewat e-mail ya. Thanks....
ReplyDeleteAku juga tahu kok kalau mereka bercanda. he...he...he....
ReplyDeleteBiasalah mereka selalu seperti itu dari dulu. Aku nggak pernah kok masukin ke hati....
hi...hi....hi....
ReplyDeleteAku tahu kok, mereka memang suka usil, suka godain. Kalau melihat aku sewot, malah seneng. he...he...he....
orang indonesia tuh kurang menghargai warisan sejarah atau benda2 kuno (liat aja tuh banyak musium2 yg terkapar enggak terurus)....kalo liat barang antik dikiranya barang butut, padahal sebaliknya dinegara laen ya :)
ReplyDeleteAdikku pernah bilang katanya orang Indonesia termasuk suka belanja. Waktu itu dia ke Cina bersama rombongan. Begitu ngelihat barang-barang yang dijual di toko-toko, langsung deh orang-orang kalap pengin nyerbu. Adikku bingung, kok orang malah nggak demen ngelihat museum ya. Maklum dia suka banget masuk ke museum-museum seni. Kalau aku terus terang lebih demen museum seni dengan karya-karya klasik (kayak Rembrant, Jan Steen dan sebagainya) daripada ngelihat lukisan-lukisan modern. Terus terang aku juga kurang suka karya Van Gogh walaupun adikku suka. Selera orang kan macem-macem ya....
ReplyDeletebetul sri.....gue beberapa kali denger keluhan dari expat yg datang ke kantor dulu dan suami..."JKT (khususnya) dimana2 mall.....pergi ke mall lagiiii, mall lagii, musium nya dikit dan banyak yg enggak terurus, gedung2 tua (yg justru mrk sukai) malah terbengkalai dibilang ketinggalan jaman. sayang ya....
ReplyDeleteYang memprihatinkan, gedung-gedung tua ini dimana-mana banyak sekali yang nggak terawat, padahal bangunannya justru kokoh. Aku lihat di Jakarta (daerah Kota), di Semarang, dan Padang sama kondisinya: memprihatinkan.
ReplyDeleteMalah yang kuno itu yang berharga, perlu di datangi dan dikagumi.
ReplyDeleteBetul tante. Kayak Borobudur, Angkor Wat dsb ya tante.
ReplyDeleteIya, saya dari Semarang, suka sedih kalo lihat daerah kota kuno malah sekarang kumuh banget, tidak terawat, sayang sekali. Coba saya billionare bakalan saya beli semua itu gedung-gedung di kota lama biar bisa dijadikan obyek turis dan untuk orang-orang Indonesia sendiri jadi tahu sejarah kotanya sendiri. Begitulah mental kebanyakan orang Indonesia (terutama yang punya wewenang untuk mengatur kota) masih tidak bisa menghargai peninggalan sejarah. Membangun mall atau gedung-gedung baru itu ya bagus tapi kan jangan lupa mempertahankan dan merawat yang lama juga.
ReplyDeleteBetul sekali. Bapak saya dulu waktu masih di MPR juga suka cerita, kalo pejabat-pejabat ke luar negri itu maunya belanja melulu bukan ke tempat-tempat bersejarah atau membadingkan kota-kotanya. Jadi bagaimana kita bisa menyalahkan orang awam kalo pimpinan-pimpinan negara kita seperti itu. Pernah bapak saya bilang Megawati waktu jadi president itu kalo ke luar negri belanjanya berkoper-koper, mungkin satu pesawat cuman angkut belanjaannya dia, nah kalo presiden mencontohinya begitu, yang lain gimana coba?????
ReplyDeleteMemang menyedihkan melihat gedung-gedung tua di Semarang yang tidak terawat. Padahal kokoh banget lho itu, tapi tampak kumuh. Waktu itu suamiku sampai bilang: "maintanance is not the strongest part of Indonesian" Lha kalau dipikir yo bener jé.....apalagi kalau kita lihat, kita bisa bangun, tapi nggak bisa merawat....
ReplyDeleteTerus terang, sedih dan prihatin. Apalagi kalau mengingat, di sisi lain banyak rakyat yang cari makan saja susah banget.....
ReplyDelete